Peringati Hari Pendidikan, FITK UIN Jakarta Gelar Seminar Nasional Teknologi Digital
Teater Mahmud Yunus, Berita UIN Online - Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) UIN Jakarta memperingati Hari Pendidikan Nasional gelar seminar nasional dengan mengusung tema ‘Teknologi Digital dalam Pendidikan untuk Membentuk Generasi Berkarakter dan Berbudaya’ yang diselenggarakan di teater Mahmud Yunus FITK UIN Jakarta, Kamis (02/05/2024). Seminar ini berlangsung secara luring dan daring melalui Zoom Meeting.
Wakil Rektor Bidang Akademik, Prof. Dr. Ahmad Tholabi,, S.Ag., S.H., M.H., M.A., mewakili rektor UIN Jakarta menyambut senang adanya seminar dengan isu teknologi digital yang sangat relevan dengan tuntutan saat ini. Adapun Dekan FITK UIN Jakarta, Siti Nurul Azkiyah, M.Sc., Ph.D., menyampaikan sambutannya bahwa teknologi digital menjadi isu yang penting dibahas dalam seminar ini. “Kita bisa memanfaatkan teknologi digital tapi juga tidak terlena,” tegasnya.
Dr. Uwes Anis Chaeruman, M.Pd., menjadi narasumber pada seminar sesi pertama yang bertema ‘Pembelajaran Digital yang Membelajarkan’ menyoroti bahwa teknologi digital menjadi hal yang harus dikuasai oleh tenaga pendidik agar mampu mengikuti perkembangan zaman. Namun Uwes juga mengingatkan bahwa pembelajaran digital yang diberikan tidak boleh mengesampingkan pendidikan karakter islami yang telah terbentuk sejak lama.
Adapun tema seminar sesi kedua terdiri dari dua narasumber dengan tema yang berbeda. Narasumber pertama bertema ‘Pendidikan Islam Masa Kini dan Masa yang Akan Datang’. Pendidikan karakter yang Islam tidak boleh dilupakan menurut Prof. Dr. Abuddin Nata, M.A., sehingga ada anjuran untuk memelihara pendidikan yang lama serta mengambil pendidikan baru yang lebih baik. “Pendidikan Islam itu diukur/dijahit sesuai dengan pemakainya,” ucap Prof. Abuddin.
Narasumber selanjutnya, Dr. Jejen, M.A., dalam temanya ‘Produktivitas Guru di Era Digital’ menyampaikan bahwa tenaga pendidik perlu memiliki keterampilan yang memadai, kapasitas kolaborasi, serta kemampuan fokus yang baik dalam mengajar. “Pengajar itu harus tahu banyak, bisa banyak, dan karya banyak,” pungkasnya.
Usai pemaparan narasumber, sejumlah dosen dan mahasiswa langsung berdiskusi dengan setiap narasumber. Adapun rangkaian acara selanjutnya yaitu sesi paralel dengan sumber paper-paper terbaik mengenai isu pendidikan yang dilakukan secara daring.
(Nala Zakina Zuhaida/Fauziah/Noeni Indah)