Pentas Teater Syahid Bawa Amanat Perdamaian dari Naskah Klasik Sophocles

Pentas Teater Syahid Bawa Amanat Perdamaian dari Naskah Klasik Sophocles

Aula Student Center, Berita UIN Online- Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Teater Syahid menggelar pertunjukan dengan tajuk “Antigone”. Salah satu program unggulan Syahid itu dilaksanakan pada 21–23 Juni 2024.

Ruangan gelap menyambut kedatangan pengunjung yang berantusias mencari tempat strategis untuk menonton. Saat acara dimulai, rombongan tokoh memasuki panggung sehingga mulai menyita perhatian penonton untuk mendokumentasikannya. 

Instalasi kayu-kayu asimetris yang membentuk setengah lingkaran menambah nilai estetika pertunjukan. Pemasangan kayu dapat dimaknai sebagai latar tempat istana, perkotaan, bahkan bisa diartikan apapun tergantung pandangan penonton.

Drama klasik ini merupakan karya Sophocles yang diadaptasi Teater Syahid. Kemudian, jalannya pentas disutradarai oleh Sir Ilham Jambak, Anggota Teater syahid angkatan 1997. 

Ringkasnya, Antigone menegaskan tidak ada kuasa manusia, melainkan Tuhan Yang Maha Kuasa. Dalam cerita ini terdapat pesan moral yang relevan tentang kecacatan kebenaran pada sistem masyarakat akibat ulah politisi atau golongan lainnya.

Creon, paman Antigone sekaligus pemimpin negara baru yang zalim, telah membuat aturan tak manusiawi. Contohnya, menghukum mati bagi siapapun yang menguburkan Polyneicies—saudaranya yang dibunuh karena dianggap menentang Creon.

Antigone, yang merupakan tokoh utama dalam drama, berusaha acuh pada maklumat Creon itu. Wanita berpakaian serba merah tersebut kukuh pendirian sehingga rela dihukum mati demi kebenaran.

“Tidak ada kematian yang lebih mulia dari kematian yang membela kebenaran,” tegas Antigone yang diperani oleh Suci An'nisa Suci–anggota muda Teater Syahid 2023 pada Sabtu (22/6/2024).

Menurut Sir, dirinya memilih Antigone karena naskah klasik sudah lumayan ditinggalkan. Maka, katanya, Antigone bisa dipelajari lagi dan ditampilkan sesuai kondisi saat ini.

“Ini adalah pentas studi untuk anggota muda yang baru bergabung di Teater Syahid. Kemudian, saya juga memberikan fondasi tentang pertunjukan sebenarnya,” jelas Sir yang juga bergelut di Teater Koma.

Lanjut, Sir sangat mengapresiasi pementasan yang telah dirancang Teater Syahid selama 40 kali pertemuan. Ia berharap penonton sudah terbangun atmosfer apresiasi pada pementasan di UIN Jakarta sehingga pesan pertunjukan mudah tersampaikan.

Teater Syahid adalah salah satu UKM tertua di UIN Jakarta yang berdiri pada 17 Oktober 1988. UKM ini tak hanya fokus pada pertunjukan teater saja, namun bisa berinisiasi untuk penelitian atau eksperimen kreatif penciptaan karya teater.

(Febria Adha Larasati/ Noeni Indah Sulistiyani)