Peluang Industri Pariwisata Halal di Indonesia Cukup Besar
Bogor, BERITA UIN Online – Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno mengatakan peluang pasar Industri pariwisata halal di Indonesia cukup besar. Selain mayoritas penduduk Indonesia beragama Islam, wisata halal Indonesia juga masuk peringkat pertama wisata halal dunia.
Hal itu dikatakan Sandiaga Uno secara virtual pada Rapat Kerja Pimpinan (Rakerpim) UIN Jakarta 2022 di Cisarua, Bogor, Jawa Barat, Selasa (8/3/2022). Dalam kesempatan tersebut, Sandiaga Uno berbicara mengenai “Perguruan Tinggi dan Riset Wisata Halal: Pengalaman Indonesia dan Negara-negara Muslim Lainnya”.
Sandiaga mengatakan, dalam kancah global, pariwisata halal menjadi pasar yang menjanjikan. Hal ini dapat dilihat dari laporan Mastercard Crescentrating Global Travel Market Index (GMTI) 2019, yang memprediksi akan ada 230 juta wisatawan muslim secara global pada 2026.
Hal ini meningkat dari 2018 yang hanya sekitar 140 juta. Selaras dengan prediksi tersebut, Global Islamic Economy Report juga menyebutkan bahwa perputaran uang dari wisata halal dunia diprediksi meningkat dari 177 miliar dolar AS pada 2017 menjadi 274 miliar dolar pada 2023 mendatang.
Melihat angka pertumbuhan yang menggiurkan tersebut, menurut Sandiaga, membuat banyak negara mulai serius mengembangkan wisata halal. Bahkan, potensi wisata halal ini berkembang di negara-negara yang bukan anggota Organisasi Kerja Islam (OKI), seperti Jepang, Taiwan, dan Korea Selatan.
Mantan Wakil Gubernur DKI Jakarta itu juga menambahkan, Indonesia sendiri telah meraih penghargaan di pariwiata halal dunia. Pada tahun 2019 Indonesia menduduki peringkat pertama sebagai wisata halal terbaik dunia versi GMTI, mengungguli 130 negara peserta lain.
“Peluang baik inilah yang menawarkan peluang besar untuk pengembangan pariwisata halal bagi banyak pemangku kepentingan di Indonesia,” ujar Sandiaga.
Selain itu, lanjut Sandiaga, bonus besar lainnya bagi Indonesia dalam pengembangan pariwisata halal, yatu jumlah penduduk Indonesia yang mayoritas beragama Islam. Artinya, penduduk Indonesia yang menjadi wisawatan nusantara akan menjadi tenaga penggerak bagi wisata halal yang tersebar di nusantara.
Hal itu merupakan peluang yang dapat dimanfaatkan sebaik mungkin untuk berkolaborasi., termasuk perguruan tinggi yang dapat menganalisis dampak positif pengembangan wisata halal, membangkitkan ekonomi nasional, menciptakan lapangan kerja, serta memberdayakan usaha menengah, kecil, dan mikro (UMKM).
Dengan peluang yang dimiliki tersebut, masa krisis akibat pandemi Covid-19 dapat dijadikan momentum bagi sektor pariwisata dan ekonomi kreatif untuk menyiapkan proses pemulihan dengan tumbuh lebih cepat dan berdaya saing.
“Tahun ini harus kita hadapi dengan penuh optimisme. Mari kita sama-sama manfaatkan momentum ini dengan mengapresiasi kreativitas, inovasi, dan kolaborasi untuk mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan di tahun 2030,” ujar Sandiaga yang juga Kepala Badan Pariwisata Ekonomi Kreatif itu. (ns)