Pelatihan Pengolahan Sampah Organik Menjadi Pupuk Kompos

Pelatihan Pengolahan Sampah Organik Menjadi Pupuk Kompos

Teater FST, Berita UIN Online -- Dalam upaya meningkatkan kesadaran lingkungan sekaligus mendukung program Green Campus, Tim Green Campus Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta menyelenggarakan pelatihan bertema Pengolahan Sampah Organik. Kegiatan ini berlangsung pada Kamis, 14 November 2024, di Teater Fakultas Sains dan Teknologi (FST) lantai 2, mulai pukul 08.00 hingga 14.30 WIB.

Pelatihan ini bertujuan memberikan pengetahuan sekaligus keterampilan praktis kepada peserta tentang cara efektif mengolah sampah organik menjadi pupuk kompos menggunakan media maggot (larva lalat Black Soldier Fly). Maggot telah dikenal sebagai metode inovatif dalam pengelolaan limbah organik, dengan proses yang efisien dan hasil yang bernilai ekonomis tinggi.


Acara ini menghadirkan dua pembicara ahli di bidang pengelolaan lingkungan, yaitu Andi Wijaya, S.Sos, dan Anjar Deliawan. Selain itu, kegiatan dipandu oleh dua moderator berpengalaman, yakni Dr. Sujiyo Miranto, M.Pd, dan Johan Aristya Lesmana, M.Si.Han.

Andi Wijaya, yang menjadi pembicara pertama, menyoroti pentingnya memanfaatkan maggot sebagai solusi pengolahan sampah organik. “Pengolahan sampah dengan maggot bukan hanya cara untuk mengatasi masalah limbah organik, tetapi juga langkah nyata menuju pertanian berkelanjutan. Maggot mengubah sampah menjadi pupuk kompos yang kaya nutrisi untuk tanaman,” ungkapnya dalam sesi pembukaan.

Sementara itu, pembicara kedua, Anjar Deliawan, menekankan aspek keberlanjutan dan dampak ekonomi dari penggunaan media maggot. “Maggot tidak hanya membantu mengurai sampah, tetapi juga memiliki potensi bisnis. Hasil akhirnya adalah pupuk berkualitas yang bisa dijual, dan maggot itu sendiri bisa menjadi pakan ternak kaya protein. Ini adalah peluang untuk mengembangkan ekonomi berbasis lingkungan,” kata Anjar, memotivasi para peserta untuk melihat peluang di sektor ini.


Acara ini diikuti oleh berbagai kalangan, mulai dari mahasiswa, dosen, hingga tenaga dasar yang tertarik pada pengelolaan sampah berkelanjutan. Selama pelatihan, peserta mendapatkan teori dasar tentang peran maggot dalam ekosistem pengelolaan limbah, serta praktek langsung untuk membuat pupuk kompos dengan bahan-bahan yang mudah diakses.

Selain itu, moderator acara, Dr. Sujiyo Miranto, menambahkan bahwa pelatihan ini menjadi bagian dari upaya kampus untuk melibatkan mahasiswa secara aktif dalam gerakan peduli lingkungan. “Kami berharap kegiatan ini tidak hanya berhenti sebagai pengetahuan, tetapi menjadi langkah awal dalam membentuk kebiasaan ramah lingkungan di kalangan mahasiswa,” ujarnya.


Maggot menjadi solusi ideal untuk pengolahan limbah organik karena mampu memproses sampah secara cepat dan efisien. Dibandingkan metode lain, seperti pengomposan tradisional, maggot dapat mengurangi volume sampah hingga 80% hanya dalam beberapa hari. Selain menghasilkan pupuk yang kaya nutrisi, maggot dewasa juga dapat dimanfaatkan sebagai pakan ikan, unggas, atau ternak lainnya, sehingga memberikan nilai tambah ekonomi.


Dengan adanya pelatihan ini, diharapkan peserta dapat mengimplementasikan teknik yang dipelajari di lingkungan masing-masing. Tidak hanya di lingkup rumah tangga, metode ini juga bisa diterapkan secara komunitas untuk mendukung pertanian organik, mengurangi beban TPA, serta mendukung program ketahanan pangan.

Anjar Deliawan menutup sesi dengan pesan inspiratif: “Mengelola sampah organik adalah tanggung jawab bersama. Dengan metode seperti maggot, kita bisa menyelesaikan masalah lingkungan sambil membuka peluang baru yang menguntungkan. Mari mulai dari langkah kecil untuk dampak besar.”

Tag :