PBAK 2025: Afifudin Dorong Mahasiswa Baru Ambil Peran dalam Demokrasi

PBAK 2025: Afifudin Dorong Mahasiswa Baru Ambil Peran dalam Demokrasi

Auditorium Harun Nasution, Berita UIN Online — Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) Republik Indonesia, Mochammad Afifuddin, S.Th.I., M.Si, hadir sebagai narasumber dalam kegiatan Pengenalan Budaya Akademik dan Kemahasiswaan (PBAK) 2025 di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Kehadirannya disambut hangat ribuan mahasiswa baru yang memenuhi Auditorium Harun Nasution, pada rabu (27/08/2025).

Ia menegaskan bahwa menjadi mahasiswa sekaligus alumni UIN Syarif Hidayatullah Jakarta merupakan sebuah kemewahan yang harus disyukuri.

“Menjadi alumni UIN itu adalah kemewahan. Menjadi alumni UIN adalah satu peluang untuk menapaki jenjang karir di mana pun, mau ke mana pun. Jadi jangan pernah berkecil hati,” ungkapnya.

Ia juga menekankan agar mahasiswa baru tidak ragu dengan pilihan jurusan yang sudah ditempuh.

“Kalau kita masih ragu, empat tahun ke depan selama perkuliahan kita tidak akan bisa menikmati. Maka lebih baik kita nikmati jurusan yang sudah kita pilih di kampus yang kita banggakan ini,” pesannya.

Dalam sambutannya, Ia menceritakan pengalamannya ketika masih menjadi mahasiswa IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta sebelum berubah status menjadi UIN pada 20 Mei 2000. Ia menuturkan bahwa dirinya merupakan Presiden BEM terakhir di era IAIN sekaligus Presiden BEM pertama setelah kampus beralih status menjadi UIN.

“Ini dulu namanya IAIN baru berubah jadi UIN tahun 2000. Tahun 2000 tanggal 20 bulan Mei. Jadi saya ini produk IAIN keluarnya UIN. Saat IAIN saya ketua BEM, presiden BEM. Saya Presiden BEM IAIN terakhir, Presiden UIN pertama,”

Selain itu, Ia juga menyinggung pentingnya peran anak muda dalam demokrasi Indonesia. Menurutnya, pemilu 2024 lalu mencatat 60 persen pemilih berasal dari generasi milenial dan Gen Z. Jumlah ini, katanya, menjadi potensi besar bagi anak muda untuk berperan aktif dalam pembangunan bangsa.

“Untuk menjadi orang yang ngomongin pemilu dan demokrasi tidak harus menunggu tua. Anak-anak muda, mahasiswa, sudah bisa menjadi pemimpin dari sekarang. Kalau komunitas muda bersatu, itu luar biasa besar pengaruhnya,” jelasnya.

Ia juga menyampaikan bahwa penyelenggaraan pemilu membutuhkan partisipasi masyarakat dalam jumlah besar. Ia mencontohkan, pada pemilu 2024 dibutuhkan lebih dari 6,5 juta orang untuk menjadi penyelenggara di berbagai tingkatan, mulai dari KPU nasional, provinsi, kabupaten/kota, hingga KPPS di TPS.

Di akhir, Ia juga mengingatkan bahwa kebebasan demokrasi yang hari ini dinikmati mahasiswa tidak datang secara instan. 

“Dulu kita tidak pernah bisa bebas berpendapat seperti sekarang. Demokrasi ini hasil perjuangan panjang, dan sekarang menjadi tugas generasi muda untuk menjaganya,” pungkasnya.

Ia juga mengungkapkan harapannya terhadap mahasiswa baru UIN Jakarta setelah mengikuti kegiatan PBAK, lebih mengenal universitas, fakultas dan jurusannya, serta mengungkapkan kebahagiaannya bisa membersamai mahasiswa baru pada kegiatan PBAK.

“Harapan saya mahasiswa baru di UIN pasca PBAK ini jadi mengenali fakultasnya, jurusannya, universitasnya dan seluruh yang bisa diketahui sebelum nanti teman-teman mahasiswa baru ini mengikuti perkuliahan dan seluruh aktivitas di kampus UIN tercinta. Sekali lagi tentu saya senang bisa membersamai dan saya meyakini PBAK adalah salah satu cara kita untuk mengenalkan kampus kepada mahasiswa baru,” ungkapnya.

(Nosa Idea L./Zaenal M./ Fauziah M./Nazwa Adawiyah S.)

Tag :