Panelis Konferensi IQA Diskusikan Isu-Isu Penjaminan Mutu
Jakarta, BERITA UIN Online-- Sejumlah isu utama penjaminan mutu perguruan tinggi didiskusikan secara mendalam para panelis dan partisipan 4th International Confrence on Quality Assurance of Islamic Higher Education di Jakarta, hari ini Selasa (29/10/2019). Diskusi terutama menyoroti pengalaman dan kemungkinan implementasi di lingkungan perguruan tinggi nasional.
Sejumlah partisipan dalam kelompok panel pertama misalnya, menyoroti isu kualitas sumber daya perguruan tinggi dalam mengakselerasi peningkatan mutu akademik perguruan tinggi Islam. Diskusi ini dirangkum dalam diskusi dengan topik Muslim Scholarship in Contemporary World.
Dalam paparannya, fasilitator panel pertama Ketua LPM UIN Jakarta Dr. Asep Saepudin Jahar mengungkapkan peningkatan kualitas penjaminan mutu akademik universitas perlu menjadi kesadaran bersama antara pimpinan dan manajemen universitas. “Pimpinan lembaga perlu memiliki terobosan inovatif dalam mendorong jaminan mutu lembaganya,” katanya.
Pada panel kedua, partisipan konferensi mendiskusikan pengalaman implementasi penjaminan mutu terbaik untuk bisa diadopsi perguruan tinggi Islam nasional. Isu ini dibahas dalam panel bertopik Best Practices of Quality Assurance in Islamic Higher Education.
Beberapa isu penting dalam panel ini menjadi perhatian partisipan. Diantaranya aktifitas riset dosen-peneliti, model-model pengajaran, dan tata kelola kelembagaan akademik universitas.
Para peserta konferensi juga mendiskusikan isu-isu penting menyangkut tantangan perguruan tinggi Islam dalam menghadapi era Revolusi Industri 4.0. Salahsatu isu penting panel ini mendiskusikan peluang dan tantangan dalam mempersiapkan mahasiswa-alumni siap terjun ke dunia karir mereka.
Sehari sebelumnya, Presiden Islamic Quality Assurance sekaligus Direktur Dewan Eksekutif BAN-PT Prof. T. Basaruddin mengungkapkan pihaknya berharap konferensi internasional keempat ini bisa menjadi forum belajar berbagai perguruan tinggi Islam Indonesia dalam menggali pengalaman terbaik pengembangan akademik berbagai universitas dunia. “Kami harap, mereka bisa belajar secara lebih luas tentang best practice penjaminan mutu dan bagaimana mendorong perguruan tinggi lebih berkualitas,” katanya.
Selain dari kementerian/lembaga nasional dan universitas terkemuka dalam dan luar negeri, Konferensi juga menghadirkan sejumlah narasumber penting tentang isu penjaminan mutu. Diantaranya, Chief Executive of the Education and Training Quality Authority (BQA) Bahrain Dr. Jawaher Shaheen Al-Mudhahki dan Presiden The International Network for Quality Assurance Agencies in Higher Education Dr. Susanna Karakhanyan.
Para pemimpin perguruan tinggi, sambungnya bisa menggali best practice dalam banyak hal seperti manajemen kelembagaan, tata kelola akademik, dan aktifitas riset. “Mungkin ada contoh spesifik bidang keagamaan dari Timur Tengah, Afrika. Mari saling belajar ke situ. Di samping tentu belajar ke tempat lain. Misal perguruan-perguruan tinggi Eropa atau Amerika Utara,” katanya. (zm)