Pakar UIN Jakarta Tegaskan Penderita Diabetes Bisa Dikontrol dan Tetap Hidup Sehat

Pakar UIN Jakarta Tegaskan Penderita Diabetes Bisa Dikontrol dan Tetap Hidup Sehat

Berita UIN Online- Mulai sekarang masyarakat harus mulai waspada dengan penyakit diabetes. Pasalnya, menurut data International Diabetes Federation (IDF) Indonesia menduduki peringkat kelima dunia sebagai penyandang diabetes terbanyak pada 2014. 

Pernyataan tersebut diungkapkan oleh Prof. dr. Hari Hendarto, Sp.PD-KEMD, MARS,PhD pada webinar Fakultas Kedokteran (FK) UIN Jakarta, Sabtu (4/5/2024). Webinar bertema “Webinar bertajuk Kupas Tuntas Diabetes Melitus: Apakah Berbahaya?” diikuti oleh masyarakat UIN dan umum. 

Menurutnya, edukasi yang dilakukan oleh FK UIN Jakarta sangat penting dilakukan. Alasannya, karena kegiatan edukasi tersebut termasuk upaya untuk mencegah penyakit diabetes. Diabetes merupakan penyakit kronik yang saat ini belum bisa disembuhkan tapi dapat dikontrol. 

Dosen Bagian Penyakit Dalam FK UIN Jakarta ini menjelaskan, setiap enam detik, satu di antara penyandang diabetes di dunia meninggal dunia. Lalu, pada 2016, setiap sebelas orang dewasa, satu di antaranya menderita diabetes. Nantinya, di tahun 2040 diperkirakan sepuluh orang dewasa, satu di antaranya menyandang diabetes. 

“Seseorang penderita diabetes, menurut data, 50 persen tidak sadar kalau dirinya terkena diabetes,” ungkapnya pada pemaparan materi.

Lanjut pemaparannya, seseorang bisa terkena diabetes karena insulinnya berkurang atau ada tapi kurang berfungsi. Penggambarannya, insulin adalah sebuah pintu yang mana jika kuncinya berfungsi dengan baik maka sesuatu (gula) dapat keluar dengan baik menjadi tenaga. Jika tidak berfungsi, gula akan menumpuk di dalam darah. 

Selain itu, dirinya juga menjelaskan, gejala seseorang yang menderita diabetes di antaranya; selalu lapar, badan terasa lemas, banyak makan. Lalu, berat badan turun yang disebabkan karena kalori yang dimakan tidak bisa masuk ke dalam sel tapi keluar melalui urin dan menyebabkan sering kencing dan terakhir banyak minum. 

Metode Pemeriksaan Diabetes 

Tak hanya itu, ia menjelaskan metode pemeriksaan diabetes ada tiga. Pertama, Periksa diabetes puasa, dengan cara memeriksa gula darah setelah melakukan puasa selama 8 hingga 10 jam. Kedua, Tes Toleransi Glukosa Oral (TTGO), dengan mengecek gula darah setelah 2 jam dari meminum larutan gula 75 gram. 

“Metode terakhir yang menurutnya paling akurat yakni periksa HbA1C. Caranya adalah memeriksa gula darah rata-rata selama tiga bulan terakhir,” jelasnya.

Dalam upaya mengatasi diabetes, Profesor Hari menjelaskan, 80 persen komplikasi diabetes bisa dicegah dengan gaya hidup sehat dan gula darah yang terkontrol dengan baik. 

“Walaupun tidak bisa disembuhkan tapi bisa dikontrol dengan edukasi, diet sehat, olahraga teratur, obat-obatan yang tepat dan pemeriksaan teratur,” ujarnya. 

Pencegahan Diabetes 

Beberapa metode pencegahan, secara rinci ia jelaskan. Pertama, kelas edukasi, bisa dilakukan melalui seminar, konsultasi dengan ahli dan baca buku atau internet. Kedua, melakukan olahraga teratur selama tiga kali dalam seminggu, istirahat cukup dan hindari merokok.

Ketiga, diet sehat dengan memerhatikan asupan gizi, jumlah makanan, jenis makanan, jadwal makanan. Terakhir, mengonsumsi obat yang tepat dan melakukan pengobatan teratur seperti menggunakan insulin. 

Berikut rekaman webinar FK di YouTube Channel UIN Jakarta Official: https://www.youtube.com/live/EjHXOcyPBGI?si=oGtjCpeqFpvT9HaD 

(Muhammad Naufal Waliyyuddin/ Fauziah M./ Noeni Indah)