Narasi Konservatif Dominasi Tayangan Keagamaan Televisi Non-Konvensional
Gedung PPIM, BERITA UIN Online-- Riset Pusat Pengkajian Islam dan Masyarakat (PPIM) UIN Jakarta menemukan narasi keagamaan konservatif mendominasi siaran keagamaan pada televisi non-konvensional. Di sisi lain, narasi keagamaan moderat dalam siaran keagamaan televisi konvensional lebih didorong kepentingan pasar dibanding pengarusutamaan moderasi beragama.
Demikian temuan riset PPIM UIN Jakarta bertajuk Dakwah Digital: Narasi Agama di Platform Online dan Televisi Indonesia. Riset dipaparkan dua penelitinya Fahmi Imam Fauzy dan Endi Aulia Garadian secara daring dari Gedung PPIM, Selasa (25/5/2021).
Berbeda dengan siaran keagamaan di televisi konvensional, siaran agama di media nonkonvensional menunjukan porsi narasi konservatif yang lebih besar. “Dakwah berdasarkan ideologi agama menjadi motivasi utama dalam membangun narasi dan berpengaruh besar dalam proses produksi,” sebut Fahmi.
Kecenderungan ini sejalan dengan kebijakan siaran keagamaan konvensional dimana perbincangan faham moderat lebih banyak ditemukan sehingga mengurangi peluang siaran keagamaan bercorak konservatif. Dampaknya, berbagai paham keagamaan yang tidak terakomodir di televisi konvensional kemudian secara bebas beredar di televisi nonkonvensional.
“Tidak hanya paham moderat dan konservatif, pemahaman agama yang condong pada cita-cita politik islam (paham islamis) dan paham liberal turut tumbuh subur di televisi non-konvensional. Konservatisme agama juga makin menguat melalui televisi jenis ini,” paparnya.
Siaran keagamaan di televisi konvensional sendiri lebih karena dipengaruhi faktor pasar dibanding keinginan mengarusutamakan moderasi beragama di ruang publik. Dakwah dan diseminasi kebenaran agama bukan prioritas utama televisi konvensional.
Sebagai bagian dari industri hiburan yang memenuhi keinginan pasar, televisi konvensional memproduksi tidak hanya narasi moderat tetapi juga narasi konservatif yang sama-sama menarik penonton. Pertimbangan keuntungan lebih mewarnai motivasi dan proses produksi acara keagamaan di televisi konvensional.
Dari total 2500 data primer yang menjadi sumber penggalian informasi riset, dominasi narasi keagamaan mencatatkan prosentase tak kurang dari 46.3%. Angka ini lebih tinggi dibanding prosentase narasi faham moderat 33.4%, liberal 0.6%, Islamis 0.4%, dan radikal 0.1%.
Riset sendiri membagi televisi ke dalam dua kategori, televisi konvensional dan non-konvensional. Televisi kategori pertama adalah TVRI dan semua stasiun televisi swasta nasional sebanyak 16 stasiun dengan 34 program keagamaan di bulan ramadhan dan 34 program keagamaan bukan di bulan ramadhan yang dipilih.
Kategori kedua, televisi alternatif non-konvensional berbasis televisi berbasis satelit parabola dan internet (YouTube). Untuk kategori ini, tedapat 9 televisi dan 54 program keagamaan yang kami ambil untuk penelitian ini. (zm)