Misi Suci Nabi SAW
Dalam al-Qur’an surah al-Ahzab/33 ayat 45-46, Allah SWT berfirman, "Hai Nabi sesungguhnya Kami mengutusmu untuk jadi saksi, pembawa kabar gembira, pemberi peringatan, untuk jadi penyeru kepadaAllah dengan izin-Nya, dan untuk jadi cahaya yang menerangi”. Dari ayat ini sangat jelas ada lima misi suci Nabi SAW. Pertama, menjadi saksi. Kedua, pemberi kabar gembira.Ketiga, pemberi peringatan. Keempat, menjadi da’i. Kelima, menjadi cahaya yang menerangi. Terkait dengan misi pertama, dijelaskan Allah SWT, “Dan demikian (pula) Kami telah menjadikan kamu (umat Islam), umat yang adil dan pilihan agar kamu menjadi saksi atas (perbuatan) manusia dan agar Rasul (Muhammad) menjadi saksi atas (perbuatan) kamu”. Menurut Syaikh Nawawi Banten dalam Fathu al-Shamad, Nabi SAW juga menjadi saksi ihwal pesan-pesan dakwah yang disampaikan para rasul sebelumnya. Termasuk, beliau menjadi saksi pengingkaran pesan dakwah itu oleh umat-umat mereka.
Misi suci Nabi SAW yang kedua adalah memberi kabar gembira bagi orang-orang beriman. Kabar gembira yang dibawa Nabi SAW, menurut Syaikh Nawawi Banten, adalah surga. Menurut pendapat lain, kabar gembira itu adalah pahala, ampunan, dan syafa’at bagi orang-orang yang mentaati Nabi SAW. Menurut Syaikh Nawawi Banten, ada tiga kelompok orang yang akan mendapat kabar gembira. Pertama, orang yang bertakwa. Kedua, orang yang takut terhadap hari kiamat. Ketiga, orang rindu bertemu dengan Allah SWT. Misi suci Nabi SAW yang ketiga adalah memberi peringatan bagi orang-orang yang mendustai Nabi SAW dan bagi yang melakukan maksiat. Menurut Syaikh Nawawi Banten, mereka akan mendapat siksa di neraka. Nabi SAW bersabda, “Sesungguhnya berdusta atas namaku tidaklah sama dengan berdusta kepada selainku. Barangsiapa yang berdusta atas namaku dengan sengaja, maka hendaklah dia menempati tempat duduknya di neraka.” (HR. Bukhari)”. Menurut Syaikh Nawawi Banten, Nabi SAW juga adalah sebagai pengingat bagi yang sesat. Keempat, misi suci Nabi SAW adalah sebagai penyeru kepada Allah. Maksudnya, tulis Syaikh Nawawi Banten, beliau mengajak manusia untuk mengesakan Allah dan mentaati-Nya. Tentang bagaimana strategi Nabi SAW berdakwah, inilah firman Allah SWT, “Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik” (QS. al-Nahl/16: 125). “Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu” (QS.Ali Imran/3: 159). Menurut Syaikh Nawawi Banten, Nabi SAW diserupakan oleh Allah SWT dengan lampu karena manusia mendapat pentunjuk dari sebab seruan dakwah beliau. Oleh karena itu wajar saja kalau penyair seperti Syaikh Ibnu Jauzi menyebut Nabi SAW seperti lampu yang menerangi kegelapan yang pekat. Inilah misi suci kelima Nabi SAW, yakni menjadi cahaya yang menerangi. Faktanya, menurut Syaikh Nawawi Banten, cahaya Nabi SAW itu dapat menghilangkan suramnya kebodohan. *(sam/mf)