Meriahkan Milad ADIA-IAIN-UIN Jakarta ke-65, FITK Gelar Seminar Nasional
Gedung FITK, Berita UIN Online – Dalam rangkaian Milad ADIA-IAIN-UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang ke-65, FITK gelar seminar nasional bertajuk “Integrasi Keilmuan dan Keislaman Melalui Literasi Digital Menuju Indonesia Emas 2045″ pada Rabu, (25/5/2022).
Pada kesempatan ini beberapa pembicara diundang untuk menyampaikan materi penting, antara lain Prof. Mohammad Ali, M.A., dari UPI Bandung, Dr. -Ing. Suparno Satira, DEA dari ITB, Dr. Akhmad Sodiq, M.Ag., dan Dr. Zulfiani, S.Si., M.Pd dari FITK UIN Jakarta.
Acara yang dilaksanakan secara daring ini dibuka oleh Dekan FITK UIN Jakarta Dr. Sururin, M.Ag.
Sururin dalam sambuannya menekankan pentingnya tema yang diangkat dalam seminar nasional tersebut.
“Melalui integrasi keilmuan, UIN Jakarta ingin menemukan ilmu-ilmu baru untuk kemaslahatan umat,” ujar Sururin.
Selain itu, sambungnya, UIN Jakarta ingin memberikan kontribusi yang sangat tinggi untuk meningkatkan harkat dan martabat manusia. Melalui integrasi keilmuan juga akan diarahkan kembali geneologi keilmuan.
“Literasi digital menjadi satu keniscayaan untuk dikuasai, diimplementasikan dan dimanfaatkan termasuk di antaranya melalui dunia pendidikan,” imbuh Sururin.
Bertindak sebagai keynote speaker Rektor UIN Jakarta Prof. Dr. Hj. Amany Lubis, M.A. Amany menyampaikan poin penting bahwa sebagai umat Islam kita harus percaya diri karena kemajuan Islam hingga mencapai masa keemasannya tidak bisa lepas dari integrasi keilmuan ini.
“Integrasi keilmuan perlu dirumuskan melalui dua arah. Pertama, kita perlu membaca dan memahami ayat Alquran, membuktikannya melalui fenomena alam, sehingga kita dapat mempelajari tentang apapun yang ada di dalam Al-Qur’an,” ujar Amany.
Kedua, sambungnya, kita mengamati fenomena alam dan kemajuan teknologi dapat membuktikan bahwa ayat ayat Alquran memiliki kontribusi dalam pengembangan ilmu pengetahuan.
Mengawali pemaparan materi yang pertama, Prof. Mohammad Ali, M.A. dari UPI Bandung menyampaikan materi terkait perkembangangan teknologi yang membawa perubahan besar dunia industri yang pada saat ini sudah berada pada industri 4.0.
Menurut Ali disrupsi yang disebabkan oleh perkembangan teknologi menjadi tantangan bagi perguruan tinggi, apakah mampu menciptakan lulusan yang memiliki kompetensi yang dibutuhkan dalam dunia kerja karena gelar tidak akan jadi pertimbangan perusahan dalam merekrut karyawan tetapi kecakapan dalam suatu bidang tertentu yang menjadi pertimbangan pentingnya.
Ditegaskannya, perguruan tinggi harus mampu menyiapkan mahasiswa untuk memiliki tiga kecakapan abad 21 meliputi kecakapan belajar yang meliputi critical thinking, berpikir kreatif, kecakapan berkomunikasi dan kolaborasi. Kedua adalah kecakapan literasi yang meliputi literasi informasi, media, dan teknologi. Ketiga, kecakapan hidup yang mencakup kemampuan untuk bisa fleksibel, memiliki rencana alternatif, kemampuan leadership, inisiatif.
Pemaparan materi kedua berjudul “Sain sebagai subset dari nilai-nilai Islam” disampaikan oleh Dr.-Ing. Suparno Satira dari ITB. Pada awal pembicaraannya Suparno menjelaskan terkait sistem nilai baik yang ciptakan oleh manusia untuk membuat keteraturan hidup seperti peraturan, undang-undang dan sebagainya maupun sistem nilai yang diciptakan Allah SWT yang merupakan sistem tak terbatas dan merupakan tandon bagi seluruh potensi yang ada.
Diketahui, kegiatan yang berlangsung satu hari ini ini diikuti sekira dua tiga ratus peserta dah dihadirkan dari beberapa kampus. (sam/mf/ma)