Mengenal Profil Lulusan UIN Jakarta: Bambang Prihadi, Ketua Komite Teater Dewan Kesenian Jakarta
Jakarta, Berita UIN Online – UIN Syarif Hidayatullah Jakarta kembali membuktikan dedikasinya dalam melahirkan banyak lulusan yang sukses dan inspiratif. Salah satunya adalah Bambang Prihadi, yang memiliki karir cemerlang di bidang kesenian, Selasa (18/02/2025).
Bambang Prihadi merupakan lulusan Program Studi Bahasa dan Sastra Arab, Fakultas Adab dan Humaniora UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Pria kelahiran Jakarta, 7 April 1976 ini dikenal sebagai sosok yang aktif dalam dunia seni teater. Perjalanan seninya dimulai sejak masa kuliah, ketika ia bergabung dengan Teater Syahid UIN Jakarta sejak tahun 1995.
Ia menambah pengalamannya dengan bergabung di kelompok teater eksperimental, yaitu Teater Kubur pada tahun 1998, terkenal dengan pertunjukan-pertunjukannya yang mengkritik secara sosial. Pada tahun 2005, ia juga mendirikan Lab Teater Ciputat, sebuah tempat bagi seniman muda untuk mengembangkan bakat dan mengekspresikan kreativitas mereka.
Dikutip dari LTC Indonesia, pada tahun 2015, Bambang meraih penghargaan seni atau Art Grant dari Japan Foundation dan ikut serta dalam Pelatihan Keaktoran Metode Suzuki di pegunungan Toyama Jepang. Ia juga berhasil mendapatkan K-Fellowship dari Kementerian Kebudayaan, Olahraga dan Pariwisata Korea Selatan
Bambang Prihadi pernah menjadi sutradara dari pertunjukan “Beautiful Water” yang merupakan karya kolaborasi bersama sutradara dari Jepang dan Malaysia pada tahun 2018 - 2020.
Dalam pengalamannya menjadi sutradara, Bambang Prihadi tercatat sebagai Sutradara Terbaik FTJ 2003 dan Sutradara Terbaik Festival Teater Mahasiswa Nasional III di Yogyakarta pada tahun 2005. Prestasi ini menambah deretan keberhasilan Bambang dalam dunia seni teater. Selain itu, ia juga diundang untuk berpartisipasi dalam pertemuan sutradara muda se-Asia yang diselenggarakan oleh ASEAN Performing Art Festival (APAF) pada tahun 2012, 2013, dan 2015, yang semakin memperluas jaringan serta pengaruhnya dalam dunia seni pertunjukan internasional.
Selain menjadi sutradara, Bambang juga mengajar akting dan menulis naskah teater. Tulisan-tulisannya, termasuk Eksodus (1999), Aduh (2000), dan Umang-Umang (2001), terkenal karena mengambil sikap yang berbeda dalam menyuarakan isu-isu sosial.
Karena dedikasi dan komitmennya di bidang kesenian, saat ini ia menjabat sebagai Ketua Komite Teater Dewan Kesenian Jakarta. Dalam perannya, ia terus mendorong pertumbuhan seni teater Indonesia dan menciptakan lebih banyak ruang bagi generasi penerus untuk mengekspresikan diri.
(Sabila Weliza/Fauziah M./Amalia Vilistin)