Memilih Teman Duduk
Oleh: Syamsul Yakin Dosen MKPI FDIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Syaikh Abu Thayib, seperti ditulis Syaikh Nawawi dalam Nashaihul Ibad, mengungkapkan bahwa barangsiapa yang duduk bersama delapan golongan, maka Allah akan menambahkannya dengan delapan hal.
Pertama, barangsiapa yang duduk bersama orang kaya, maka Allah akan menambahkannya rasa cinta dunia. Celakanya, orang yang dipenuhi rasa cinta dunia belum tentu kaya. Sebaliknya, orang kaya belum tentu cinta dunia. Bisa jadi banyak orang kaya yang qana'ah dan tak sedikit orang miskin yang serakah.
Kedua, barangsiapa yang duduk bersama orang miskin, maka dia akan memperoleh rasa syukur dan rela dengan yang Allah berikan kepadanya, sedikit atau banyak, besar atau kecil. Orang dengan kategori ini akan merasa cukup. Inilah orang kaya sebenarnya. Sebab harta yang tak ternilai harganya adalah merasa cukup. Tak banyak orang kaya yang merasa cukup. Orang kaya yang merasa cukup itu baik. Tapi lebih baik lagi orang miskin yang merasa cukup.
Ketiga, barangsiapa yang duduk bersama penguasa , maka Allah akan menambah rasa keras hati, tak punya empati dan simpati kepada orang lain. Jadi rakyat jelata yang lembut hatinya itu baik, namun lebih baik lagi jadi penguasa yang lembut hatinya dan cetek air matanya. Penguasa seperti inilah yang dinantikan kedatangannya di negeri kita.
Keempat, barangsiapa yang duduk bersama wanita, maka Allah akan menambah nafsu syahwatnya. Memang nafsu syahwat itu anugerah sepanjang mampu dikendalikan, tapi bila tak terkendali akan jadi malapetaka.
Kelima, barangsiapa yang duduk bersama anak kecil, maka yang bertambah adalah keinginan untuk bermain. Padahal bermain tidaklah pantas bagi orang dewasa. Banyak bermain akan menambahkan kealpaan saja.
Keenam, barangsiapa yang duduk bersama orang fasik, maka dia akan tambah berani berbuat dosa. Orang fasik adalah orang yang berani melanggar perintah agama seperti shalat. Orang fasik berbeda dengan orang kafir. Orang fasik masih beriman kepada Allah.
Ketujuh, barangsiapa yang duduk bersama orang shaleh, maka dia akan bertambah baik dan taat kepada Allah. Kesibukannya adalah berbuat baik dan memperbaiki diri.
Kedelapan, barangsiapa yang duduk bersama ulama, maka akan bertambah ilmu dan amalnya. Amal adalah buahnya ilmu. Ulama adalah gudangnya.
Siapapun kita haruslah kita memilih teman duduk bersama orang miskin, orang shaleh, dan ulama. Kita harus berusaha tidak memilih teman duduk bersama orang kaya, penguasa, wanita, anak kecil, dan orang fasik.(sam)