MEMAHAMI KITAB DAN SUHUF

MEMAHAMI KITAB DAN SUHUF

Oleh: Syamsul Yakin Dosen Magister KPI FIDIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan Penulis Buku “Milir”

Dalam berbagai segi terdapat perbedaan antara kitab dengan suhuf. Dalam segi bentuk, Taurat, Zabur, Injil, dan al-Qur’an sering disebut kitab. Sementara suhuf dalam arti lembaran lebih tepat digunakan untuk menyebut kitab yang diturunkan kepada kepada Nabi Adam, Nabi Siyts, Nabi Idris, dan Nabi Ibrahim. Jadi suhuf lebih sederhana dari kitab. Namun, al-Thabari dalam kitab tafsirnya memahami bahwa suhuf berarti kitab yang dimiliki oleh Nabi Ibrahim dan Nabi Musa. Al-Qur’an memperjelas, “Sesungguhnya ini benar-benar terdapat dalam kitab-kitab yang dahulu, (yaitu) Kitab-kitab Ibrahim dan Musa (QS. al-A’la/87:18-19). Suhuf dalam ayat ini dimaknai sebagai kitab. Allah SWT kembali menyebut kitab yang diturunkan kepada Nabi Musa dan Nabi Ibrahim sebagai suhuf. Misalnya, “Ataukah belum diberitakan kepadanya apa yang ada dalam lembaran-lembaran Musa? dan lembaran-lembaran Ibrahim yang selalu menyempurnakan janji?” (QS. al-Najm/53:36-37). Jadi Taurat itu lebih berarti suhuf, namun sering disebut kitab. Salah satu perbedaan suhuf dengan kitab adalah bahwa suhuf tidak membahas persoalan hukum. Dengan demikian, kitab Zabur yang diturunkan kepada Nabi Daud juga lebih tepat disebut sebagai suhuf. Bila demikian, maka yang paling layak disebut sebagai kitab adalah hanyalah Injil dan al-Qur’an, sementara Taurat dan Zabur adalah suhuf. Namun kalau perbedaan kitab dan suhuf dilihat dari skala lokal dan universal wahyu Allah SWT diturunkan, dapat dikatakan yang masuk dalam kategori kitab itu hanya al-Qur’an. Seperti dipahami, Injil diturunkan kepada Nabi Isa untuk Bani Israil dalam skala lokal setelah mereka mendapat pengajaran dari dua kitab sebelumnya, yakni Taurat dan Zabur. Allah SWT tegaskan, “Dan Kami iringkan jejak mereka (nabi-nabi Bani Israil) dengan Isa putra Maryam, membenarkan kitab yang sebelumnya, yaitu Taurat. Dan Kami telah memberikan kepadanya Injil sedang di dalamnya (ada) petunjuk dan dan cahaya (yang menerangi), dan membenarkan kitab yang sebelumnya, yaitu Taurat” (QS. al-Maidah/5: 46) Berbeda dengan kitab lain, al-Qur’an diturunkan untuk skala universal. Kendati turun kepada Nabi SAW yang berbangsa Arab namun tidak hanya untuk orang berbangsa Arab. Termasuk, kendati al-Qur’an berbahasa Arab, namun seluruh umat manusia dari beragam bahasa di dunia hingga hari ini beriman kepada al-Qur’an tanpa keraguan. Allah SWT berfirman, “Sesungguhnya Kami menurunkannya berupa al-Quran dengan berbahasa Arab, agar kamu memahaminya” (QS. Yusuf/12:2). Berdasar ayat ini, bahasa Arab adalah bahasa yang paling mudah untuk dipahami oleh orang dengan latar belakang bahasa apapun. Allah SWT yang menjamin kemudahan untuk mempelajarinya. Persamaan kitab dan suhuf adalah sama-sama diturunkan kepada para nabi dan rasul. Nabi adalah orang pilihan yang diberikan wahyu oleh Allah SWT untuk dirinya di kalangan orang-orang yang telah beriman. Sementara rasul adalah orang pilihan yang diberikan wahyu oleh Allah SWT untuk umatnya yang masih kafir. (sam/mf)