MBKM untuk Mahasiswa Kreatif dan Inovatif
Merdeka belajar dan kampus merdeka (MBKM) merupakan sebuah inovasi, agar mahasiswa menjadi insan-insan kreatif dan inovatif serta kolaboratif menghadapi tantangan zamannya. Ketiga hal ini merupakan atribut dan sikap yang perlu dimiliki para lulusan perguruan tinggi dalam rangka memasuki era global yang serba digital.
Pada era internet ini pula, ada perubahan-perubahan besar, terutama di sektor pekerjaan. Misalnya Youtuber, Data Analyst dan Data Scientist. Big Data Specialist, Artificial Intelligence (AI) dan Machine Learning Specialist, Digital Marketing dan Strategy Specialist, Spesialis Process Automation dan lainnya. Pada profesi-profesi tersebut individu kreatif, inovatif serta kaloboratif mendapatkan porsi yang tinggi.
MBKM memberikan jawaban bagi tuntutan para lulusan yang kreatif, karena akan menjadi indikator terserapnya mereka di pasar kerja pada era digital. Karena program MBKM itu memberikan ruang seluas-luasnya untuk pembebasan bagi mahasiswa untuk keluar dari kungkungan tembok kampus, kemudian menjelajah di alam semesta ini sebagai seorang pembelajar.
MBKM memiliki program antara lain; program pertukaran mahasiswa merdeka, magang bersertifikat, Indonesian international student mobility (IISMA), studi independen bersertifikat, proyek kemanusiaan, riset atau penelitian, membangun desa (KKN Tematik), program kampus mengajar dan program wirausaha.
Melalui program-program yang terdapat di MBKM ini diharapkan, para mahasiswa melakukan pembelajaran secara lebih luas. Mereka dituntut mandiri dan kolaboratif, misalnya pada program riset, IISMA, studi independen bersertifikat dan membangun desa (KKN Tematik).
Mahsiswa dituntut kreatif dan inovatif misalnya pada program kampus mengajar dan program wirasusaha, dan diharapkan memiliki kepedulian dan solidaritas pada proyek kemanusiaan. Pada konteks ini program kampus merdeka memberikan dan menyediakan wahana bagi mahasiswa untuk memiliki kecerdasan intelektual, emosional sekaligus spiritual. Sehingga mereka nanti menjadi lulusan yang siap dengan segenap kompetisi dan perubahan di luar dirinya.
Dalam konteks implementasi MBKM perlu didukung oleh; pertama, mahasiswa sebagai sosok pembelajar. Mahasiswa yang selalu ingin belajar dan belajar dengan siapa pun dan kapan pun. Sosok pembelajar juga merupakan individu yang memiliki keingitahuan tentang ilmu dan pengetahuan yang tinggi. Sehingga dalam dirinya sudah melekat budaya bertanya yang kritis dan argumentatif.
Kedua, kehadiran dosen penggerak. Yaitu dosen yang memberikan fasilitasi para mahasiswa untuk mencari ilmu seluas-luasnya. Dosen yang memberikan akses yang luas pada kegiatan ilmiah. Misalnya dilibatkan dalam kaloborasi riset dan proyek kemanusiaan dan lain sebagainya.
Ketiga, administrasi pendidikan yang luwes dan tidak berbelit-belit merupakan hal yang akan menambah berkualitasnya pelaksanaan MBKM.
Keempat, ekosistem lingkungan MBKM perlu terus dikembangkan ke arah yang lebih baik dan berkualitas. Sehingga hal ini menambah nyaman dan ramah bagi para mahasiswa .
Keempat hal ini suatu keniscayaan dalam implementasi MBKM. Jika dilihat dari program dan keluasan pembelajarannya, tidak hanya sebatas ruang kuliah, MBKM merupakan wahana untuk menyiapkan sumber daya manusia (SDM) yang siap diserap pasar tenaga kerja.
SDM yang akan mampu menjawab tantangan dari perubahan massif, dampak kemajuan teknologi informasi dan komunikasi (ICT). Sebagai lulusan perguruan tinggi, mreka pun akan lebih akrab dengan segala perubahan pada era internet ini, yang tentu saja beda dari era sebelumnya. Perubahan yang di dalamnya mereka menjadi pionir dan penggeraknya. Semoga. (zm)
Penulis adalah Ketua Program Studi Pengembangan Masyarakat Islam, Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan Wakil Ketua II Asosiasi Pembangunan Sosial Indonesia (APSI). Artikelnya dimuat dalam rm.id, Senin 10 April 2023.