Masuk Surga Sekeluarga

Masuk Surga Sekeluarga

Oleh: Dr. K.H. Syamsul Yakin MA,  Dosen Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Jakarta

“Ya Tuhan kami, dan masukkanlah mereka ke dalam surga Adn yang telah Engkau janjikan kepada mereka dan orang-orang yang saleh di antara bapak-bapak mereka, dan isteri-isteri mereka, dan keturunan mereka semua. Sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana” (QS. al-Mu’min/40: 8).

Doa di atas seyogyanya diuntaikan oleh semua keluarga muslim di Indonesia. Harapannya, agar tidak hanya bahagia tinggal di dunia, tapi bisa bahagia masuk surga bersama keluarga. Menurut Sayyid Quthb dalam Fi Dzilal al-Qur’an, masuk surga adalah nikmat dan kemenangan, ditambah dengan kebersamaan dengan ayah dan ibu, suami dan isteri, dan anak-anak yang shaleh. Kebersamaan ini merupakan salah satu fenomena kesatuan seluruh mukmin. Betapa indanya jika di negeri ini hingga di surga nanti ayah dan ibu, suami dan isteri, dan anak-anak yang shaleh bertaut dan hidup bersama di dalam surga. Tentu, hal ini adalah niscaya.

Dalam Tafsir Ibnu Katsir diungkapkan bahwa doa di atas adalah doa para malaikat. Hal ini terungkap dari ayat sebelumnya, “(Malaikat-malaikat) yang memikul Arsy dan malaikat yang berada di sekelilingnya bertasbih memuji Tuhannya dan mereka beriman kepada-Nya serta memintakan ampun bagi orang-orang yang beriman (seraya mengucapkan), ‘Ya Tuhan kami, rahmat dan ilmu Engkau meliputi segala sesuatu, maka berilah ampunan kepada orang-orang yang bertaubat dan mengikuti jalan Engkau dan peliharalah mereka dari siksaan neraka yang menyala-nyala” (QS. al-Mu’min/40: 7). Doa panjang ini merupakan rangkaian pujian dan permintaan kepada Allah SWT.

Wahbah al-Zuhaili dalam Tafsir Munir, tidak memberi informasi secara gamblang tentang keberadaan malaikat yang memikul Arasy dan malaikat yang ada di sekelilingnya. Imam Abu al-Laits al-Samarqandi dalam Masail Abi Laits menyatakan bahwa malaikat itu beragam jenisnya. Maksudnya, kata Syaikh Nawawi Banten dalam kitabnya Qathrul Ghaits, malaikat itu beragam-ragam, baik keadaan, perbuatan, dan bentuk mereka. Di antara para malaikat tersebut, kata Imam Abu Laits, ada yang bertugas sebagai penyangga arasy (hamalatul ‘arsy). Arasy, menurut pengarang Tafsir al-Maraghi, adalah pusat pengendalian alam.

Informasi tentang Arasy dituturkan Syaikh Nawawi berwarna hijau. Tepatnya permata berwarna hijau. Ia termsuk salah satu ciptaan Allah yang terbesar. Setiap hari Arasy selalu dihias oleh ribuan cahaya warna-warni. Namun tak ada satu pun makhluk Allah yang dapat melihatnya. Namun diketahui bahwa sisi dalam Arasy seperti lingkaran di tanah lapang. Secara fungsional, Arasy di langit disetarakan dengan Ka’bah di bumi. Arasy adalah kiblat bagi penghuni langit seperti Ka’bah menjadi kiblat bagi penghuni bumi. Informasi seperti ini misalnya bisa ditemukan dalam kitab Durratun Nashihin karya Syaikh Utsman, seperti juga dikutip Syaikh Nawawi.

Menurut Syaikh Nawawi, malaikat penyangga arasy adalah malaikat dengan tingkatan tertinggi. Selain itu, mereka adalah malaikat yang pertama kali ada (diciptakan Allah). Secara kuantitas, malaikat penyangga arasy berjumlah empat malaikat yang berada di dunia, dan pada hari kiamat ada delapan malaikat. Semua malaikat penyangga arasy tersebut berbentuk (seperti) kambing hutan. Terdapat sejumlah informasi mengenai malaikat penyangga arasy secara fisik. Menurut Syaikh Nawawi, jarak antara telapak kaki mereka dengan lutut sejauh perjalanan tujuh puluh tahun burung yang bisa terbang dengan cepat.

Menurut Syaikh Nawawi Banten dalam Qathr al-Ghaits, secara umum, malaikat tercipta dari materi berunsur cahaya, yakni makhluk yang didominasi oleh cahaya. Tidak seperti manusia, malaikat tidak makan dan tidak minum, serta tidak tidur. Hal ini seperti firman Allah SWT dalam al-Qur’an, “Mereka selalu bertasbih malam dan siang tidak henti-hentinya” (QS al-Anbiya/21: 20). Kelebihan malaikat adalah tidak pernah berbuat durhaka kepada Allah terhadap perintah-Nya. Allah berfirman dalam surat al-Nahl/16 ayat 50, “Mereka takut kepada Tuhan mereka yang berkuasa atas mereka dan melaksanakan apa yang diperintahkan (kepada mereka)”.

Informasi lain mengenai keberadaan malaikat di sisi Allah SWT dan kewajiban untuk mencintainya, al-Qur’an menjelaskan, “Sebenarnya mereka (para malaikat itu) adalah hamba-hamba yang dimuliakan. Mereka tidak berbicara mendahului-Nya dan mereka mengerjakan perintah-perintah-Nya” (QS al-Anbiya/21: 26-27). Oleh karena itu, mencintai para malaikat di dalam hati adalah syarat sahnya iman. Sebaliknya, membenci mereka adalah kufur. Hal ini berdasar firman Allah SWT, “…Semua beriman kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, dan rasul-rasul-Nya …” (QS al-Baqarah/2: 285).

Sekali lagi, inilah doa agar bisa masuk surga sekeluarga, seperti yang dicontohkan oleh para malaikat, “Ya Tuhan kami, dan masukkanlah mereka ke dalam surga Adn yang telah Engkau janjikan kepada mereka dan orang-orang yang saleh di antara bapak-bapak mereka, dan isteri-isteri mereka, dan keturunan mereka semua” (QS. al-Mu’min/40: 8). Doa seperti ini akan dikabulkan, seperti firman Allah SWT, “Dan Tuhanmu berfirman, ‘Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Kuperkenankan bagimu. Sesungguhnya orang-orang yang menyombongkan diri dari menyembah-Ku akan masuk neraka Jahannam dalam keadaan hina-dina” (QS. al-Mu’min/40: 60).

Dalam hadits Imam Bukhari, diceritakan dari Anas ra, dia mengatakan bahwa ada seorang lelaki bertanya kepada Rasulullah SAW tentang hari kiamat. Orang itu mengatakan, “Kapankah hari kiamat itu?” Rasulullah SAW balik bertanya, “Apa yang telah kamu persiapkan untuk hari itu?” Orang itu menjawab, “Tidak ada, hanya saja sesungguhnya saya mencintai Allah SWT dan Rasul SAW”. Rasulullah SAWbersabda, “Kamu akan bersama dengan orang yang kamu cintai”. Anas ra, berkata, “Kami tidak pernah merasakan kebahagiaan sebagaimana kebahagiaan kami ketika mendengar sabda Rasulullah , ‘Kamu akan bersama dengan orang yang kamu cintai …”.

Dalam Tafsir al-Maraghi, disebutkan Said bin Jubair berkata, “Seorang lai-laki masuk surga”. Lalu laki-laki itu bertanya, ‘Ya Tuhanku, dimanakah bapak, kakek, dan ibuku, dan dimanakah anak dan cucuku, begitu pula isteriku?’Lantas dijawab, ‘Mereka tidak melakukan amal seperti kamu’. Orang itu berdoa, ‘Ya Tuhanku, aku berbuat baik untukku dan juga untuk mereka. Maka dijawab, ‘Masukkanlah mereka ke dalam surga”. Selanjutnya, Said bin Jubair membaca, “(Malaikat-malaikat) yang memikul Arsy dan malaikat yang berada di sekelilingnya” lalu “Dan orang-orang yang saleh di antara bapak-bapak mereka, dan isteri-isteri mereka, dan keturunan mereka semua”

Terbit Jum'at 17 Juli 2020 di https://www.jurnaldepok.id/2020/07/17/khutbah-jumat-masuk-surga-sekeluarga/ (sam/mf)