Mahasiswa KKN UIN Jakarta Ajak Siswa Pelajari Kerukunan Umat Beragama di Pabuaran
Gunung Sindur, BERITA UIN Online— Desa Pabuaran, Kecamatan Gunung Sindur, Kabupaten Bogor, dikenal sebagai desa kerukunan merujuk kehidupan sosialnya yang penuh damai kendati beragam keyakinan agama dianut masyarakatnya. KKN 100 Sata Shakti UIN Jakarta, yang melakukan pengabdian di Pabuaran, mengajak pelajar SMP Dorea mempelajari bagaimana kerukunan bisa terbangun.
Ammar Kadafi, Ketua KKN 100 Sata Shakti, dalam keterangannya mengungkapkan kegiatan mempelajari kerukunan hidup umat beragama menjadi salah satu program utama kelompok pengabdiannya. Ini dilakukan dengan program ‘Jelajah Agama’ yang mengajak siswa-siswi SMP Dorea mengunjungi tempat ibadah umat Khonghucu atau klenteng.
Para siswa diajak berkunjung langsung ke klenteng umat Khonghucu setempat. Di sini, mereka diajak mempelajari langsung sejarah klenteng, kehidupan ummat Khonghucu setempat, dan bagaimana umat ini hidup di tengah-tengah umat beragama yang beragam.
Dalam kunjungan ini, para siswa bisa bertanya langsung kepada tokoh umat agama Khonghucu lokal yang hadir. Para siswa sendiri mengikuti acara dengan tertib dan antusias mendengarkan penjelasan dari salah satu pengurus tempat ibadah Konghucu yang menceritakan sejarah tempat ibadahnya secara rinci.
“Perbedaan keagamaan di Desa Pabuaran merupakan salah satu kekayaan yang harus dikuatkan antar bangsa sebagai bukti kekuatan bangsa Indonesia,” sebut Ammar.
Diketahui, Desa Pabuaran merupakan salah satu desa di kawasan Gunung Sindur, Kabupaten Bogor. Desa yang berbatasan langsung dengan aliran Sungai Cisadane di barat, dan kawasan Serpong Tangerang Selatan di bagian utara ini memiliki masyarakat beragama yang cukup beragam.
Tak kurang dari enam agama memiliki penganut di Desa Pabuaran. Mulai dari Islam, Katolik, Konghucu, Kristen, Hindu (Sikh), dan Buddha. Kendati begitu, masyarakat di desa ini sangat menjunjung tinggi toleransinya, sehingga tak heran bisa dijumpai aneka tempat ibadah umat agama-agama seperti Masjid, Klenteng, Vihara, Kuil, dan Gereja.
Suwarsono, S.Pd., Kepala Sekolah SMP Dorea, menyambut baik program Jelajah Agama yang dikenalkan para mahasiswa KKN UIN Jakarta. Menurutnya, program ini penting dalam membangun wawasan para pelajar tentang kehidupan umat beragama yang beragam.
Wawasan ini memungkinkan mereka memiliki kesadaran untuk hidup saling menghormati. SMP Dorea sendiri, sambungnya, kendati mayoritas diisi para siswa beragama Kristen namun didorong untuk memiliki sikap penghargaan pada umat agama lain.
“Ini sangat penting, dan kami sangat mendukung terselenggaranya kegiatan Jelajah Agama dari mahasiswa KKN UIN Jakarta,” ujarnya.
Di SMP Dorea sendiri, sambungnya, pihak sekolah menerapkan tiga mata pelajaran wajib bagi para siswanya, yaitu PPKN, Seni Budaya, dan Bahasa Indonesia. Ketiganya menjadi mata pelajaran penting dalam menumbuhkan kesadaran hidup saling menghormati.
“PPKN untuk menerapkan makna Bhineka Tunggal Ika, Seni Budaya untuk menanamkan macam kebudayaan yang ada di tiap agama, dan Bahasa Indonesia sebagai bahasa pemersatu dari keenam agama di SMP Dorea,” tuturnya.
W.S Hariyanto, pengurus klenteng Khonghucu Pabuaran, turut mengapresiasi kegiatan Jelajah Agama yang dilaksanakan para mahasiswa KKN UIN Jakarta. Ia berharap kegiatan ini menjadi pintu masuk penanaman sikap toleran generasi muda.
Secara khusus, Hariyanto berpesan kepada para siswa dan mahasiswa KKN sendiri untuk terus menjaga toleransi sebagai sumber kekuatan bangsa. “Perbedaan jangan disalahkan, tetapi perbedaan menjadi sebuah kekuatan antar bangsa,” pungkasnya. (Oktavianna/ZM)