Mahasiswa FSH Sabet Juara Debat dan LKTI
Malang, BERITA UIN Online— Delegasi Mahasiswa Fakultas Syariah dan Hukum (FSH) UIN Jakarta berhasil menyabet juara pertama kompetisi debat dan penulisan karya ilmiah dalam Gebyar Pekan Hukum Syariah UIN Malang 2018 di Malang, Jumat (2/11/2018). Status juara didapat setelah delegasi mahasiswa berkompetisi dengan tim-tim unggulan dari berbagai perguruan tinggi nasional yang menjadi partisipan kegiatan.
Rezky Panji perdana martua Hasibuan, salah satu delegasi lomba karya tulis ilmiah FSH UIN Jakarta, kepada BERITA UIN Online, Minggu (4/11/2018) menuturkan delegasi yang dikirim adalah anggota LSO FSH UIN Jakarta bernama Moot Court Community (MCC). Selain dirinya sendiri, delegasi untuk lomba karya tulis ilmiah juga diisi Muhammad Aljabar Putra.
Adapun anggota delegasi kompetisi debat adalah Fuzzy Kartika Candra Dewi, Lilis Ariska, dan Bayu Sahendro. Delegasi didampingi official team Ridha Alamsyah Yoisangadji “Alhamdulillah kami mendapatkan juara pertama, baik karya tulis ilmiah maupun debat,” katanya.
Pada lomba karya tulis, delegasi menyajikan paper bertajuk Reformulasi Sistem Pengawasan Dana Partai Politik Sebagai Upaya Terciptanya Prinsip Demokrasi Dan Good Clean Governance. Adapun tim debat, memenangkan kompetisi setelah membahas Penjarahan Saat Terjadi Bencana Alam dengan posisi pro.
Panji menambahkan, penulisan paper dengan tema itu dilatarbelakangi regulasi sistem pelaporan keuangan parpol masih sangat lemah. “Maka kami mengagas suatu konsepsi baru mengenai laporan keuangan partai politik yang mengedepankan transparansi dan akuntabilitas sesuai dengan prinsip good clean government, “ paparnya.
Terpisah, Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan FSH UIN Jakarta Dr Yayan Sopyan mengapresiasi keberhasilan para mahasiswa. “Ini berkat kerja keras anak anak yg tanpa lelah mempersiapkan perlombaan demi perlombaan, dukungan simpatik dari dosen-dosen muda yang mau menyisihkan waktu dan perhatian untuk membimbing,” paparnya.
Yayan menambahkan, sebagian besar anggota delegasi adalah mahasiswa di kisaran semester III dan V serta belum pernah bertanding. Hal ini dilakukan agar mahasiswa tersebut memiliki pengalaman matang guna menghadapi kompetisi lebih besar. “Kita mengedepankan regenerasi. Jadi setiap tampil, pasti anak anak yang menjadi peserta lomba adalah yang belum pernah bertanding,” katanya lagi. (farah nh/yuni nk/zm)