Mahasiswa Asing Belajar Dongeng di PBSI UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
FITK, Berita UIN Online - Belajar bahasa tidak dapat dipisahkan dari belajar budaya. Prinsip ini menjadi dasar kegiatan pembelajaran Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing (BIPA) yang diikuti oleh mahasiswa asing asal Rusia dari Kazan Federal University, Rusia, di Pusat Bahasa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Senin (16/12/2025).
Kegiatan ini merupakan bagian dari program pembelajaran bahasa dan budaya Indonesia yang berlangsung selama lebih dari satu minggu di lingkungan Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia (PBSI) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Setiap hari mereka belajar bahasa selama tiga jam mulai pukul 09.00-12.00 WIB setelah itu melakukan kegiatan lain yang didesain PBSI dan Pusat Layanan Kerja Internasional (PLKI) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Selama mengikuti program tersebut, para mahasiswa asing tidak hanya mempelajari kosakata, struktur kalimat, serta keterampilan berbicara Bahasa Indonesia, tetapi juga diperkenalkan pada budaya Indonesia melalui pendekatan yang kontekstual. Salah satu pendekatan yang digunakan adalah pemanfaatan cerita lisan atau cerita rakyat sebagai media pembelajaran bahasa.
Cerita rakyat dipilih karena menjadi bagian penting dari budaya Indonesia yang diwariskan secara turun-temurun. Dalam pembelajaran BIPA, cerita rakyat dinilai efektif karena mengandung unsur naratif yang sederhana, dekat dengan kehidupan sehari-hari, serta sarat dengan pesan moral. Melalui cerita, mahasiswa asing dapat belajar bahasa sekaligus memahami nilai budaya masyarakat Indonesia.
Dongeng yang digunakan dalam pembelajaran tersebut adalah “Bawang Merah Bawang Putih”. Dongeng ini dikenal luas oleh masyarakat Indonesia dan sering digunakan sebagai bahan pembelajaran karena memiliki alur cerita yang jelas dan pesan moral yang kuat. Dalam konteks pembelajaran BIPA, dongeng ini disajikan dengan bahasa Indonesia yang sederhana dan mudah dipahami oleh pembelajar tingkat pemula.
Dongeng “Bawang Merah Bawang Putih” yang diajarkan kepada mahasiswa asing asal Rusia memiliki kesamaan dengan cerita rakyat yang dikenal di Rusia. Kesamaan tersebut terlihat pada struktur cerita dan nilai moral yang terkandung di dalamnya. Namun, terdapat penyesuaian dalam versi yang digunakan pada pembelajaran BIPA, yaitu tokoh utama digambarkan sebagai laki-laki dan pada akhir cerita berubah menjadi burung jalak. Penyesuaian ini dilakukan agar cerita lebih dekat dengan latar budaya dan imajinasi pembelajar asal Rusia.
Pembelajaran dongeng tersebut menggunakan modul BIPA yang disusun oleh Ibu Elvi Susanti, M.Pd., dengan bantuan mahasiswa PBSI yang sedang mengikuti mata kuliah BIPA di Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Modul ini dirancang khusus untuk pembelajar BIPA tingkat pemula dan disesuaikan dengan kebutuhan mahasiswa asing.
Dalam modul BIPA tersebut, materi pembelajaran tidak hanya berupa teks bacaan, tetapi juga dilengkapi dengan latihan kosakata, latihan membaca, dialog sederhana, serta kegiatan berbicara. Mahasiswa PBSI yang terlibat dalam penyusunan modul berperan dalam penyesuaian bahasa agar materi lebih komunikatif dan mudah dipahami oleh pembelajar asing.
Pembelajaran dongeng ini diajarkan langsung oleh Ibu Elvi Susanti, M.Pd., dosen Program Studi PBSI UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Selain sebagai dosen, beliau juga merupakan pengampu mata kuliah keterampilan berbicara dan pewara, serta pembimbing kegiatan mahasiswa pewara. Dalam pembelajaran BIPA, beliau menekankan pentingnya keterampilan berbicara sebagai bagian utama dalam penguasaan bahasa.
Dalam pelaksanaannya, Ibu Elvi dibantu oleh mahasiswa PBSI yang sedang menempuh mata kuliah BIPA. Mahasiswa berperan sebagai pendamping belajar, mitra dialog, serta fasilitator dalam latihan berbicara. Keterlibatan mahasiswa PBSI ini menjadi pengalaman praktik yang berharga bagi calon pengajar BIPA.
Salah satu mahasiswa yang terlibat aktif dalam kegiatan tersebut adalah Fahma Aisyah, mahasiswa PBSI yang juga merupakan Duta Bahasa Provinsi Banten. Dalam kegiatan ini, Fahma membantu pendampingan kebahasaan serta penyesuaian bahasa agar materi pembelajaran dapat dipahami dengan mudah oleh mahasiswa asing tingkat pemula.
Setelah mengikuti pembelajaran dongeng di kelas, para mahasiswa asing asal Rusia melanjutkan kegiatan dengan mengikuti city tour di lingkungan Kampus UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Kegiatan ini bertujuan untuk mengenalkan lingkungan kampus sekaligus memberikan pengalaman langsung tentang kehidupan akademik di Indonesia.
Dalam kegiatan city tour tersebut, para mahasiswa asing menaiki bus listrik yang beroperasi di kawasan kampus UIN Jakarta. Dengan bus listrik tersebut, mereka berkeliling kampus dan melihat berbagai fasilitas yang ada, seperti gedung perkuliahan, ruang akademik, dan pusat kegiatan mahasiswa. Kegiatan ini memberikan pengalaman baru bagi mahasiswa asing yang baru pertama kali berkunjung ke kampus UIN Jakarta.
City tour kampus kemudian dilanjutkan dengan kunjungan ke ruang Program Studi PBSI. Di ruang tersebut, para mahasiswa asing bertemu dan berdialog langsung dengan dosen-dosen PBSI UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Dialog berlangsung dalam suasana santai dan penuh keakraban.
Dalam kesempatan tersebut, mahasiswa asing memperkenalkan diri satu per satu menggunakan Bahasa Indonesia sederhana. Selain memperkenalkan diri, mereka juga menyampaikan kesan dan pengalaman selama mengikuti pembelajaran Bahasa Indonesia serta selama tinggal di kawasan Ciputat. Beberapa mahasiswa menyampaikan bahwa mereka merasa senang dan nyaman belajar Bahasa Indonesia di UIN Jakarta karena suasana belajar yang ramah dan mendukung.
Mahasiswa asing juga menyampaikan kesan positif terhadap masyarakat Ciputat yang dinilai terbuka dan bersahabat. Pengalaman tinggal di lingkungan sekitar kampus menjadi bagian penting dalam proses pembelajaran bahasa, karena mahasiswa dapat mempraktikkan Bahasa Indonesia dalam kehidupan sehari-hari.
Dialog antara mahasiswa asing dan dosen-dosen PBSI ini menjadi sarana praktik berbicara yang nyata dan bermakna. Melalui dialog tersebut, mahasiswa asing dapat menggunakan Bahasa Indonesia secara langsung dalam situasi komunikasi yang sesungguhnya. Di sisi lain, dosen dan mahasiswa PBSI dapat melihat perkembangan kemampuan berbahasa mahasiswa asing secara langsung.
Rangkaian kegiatan pembelajaran dongeng, penyusunan dan penggunaan modul BIPA, keterlibatan mahasiswa PBSI, hingga city tour kampus menunjukkan bahwa pembelajaran Bahasa Indonesia bagi penutur asing tidak hanya berfokus pada aspek kebahasaan, tetapi juga pada pemahaman budaya dan pengalaman sosial. Bahasa dan budaya dipelajari secara bersamaan dan saling melengkapi.
Kegiatan ini menjadi bagian dari upaya internasionalisasi Bahasa Indonesia melalui jalur pendidikan dan budaya. Kehadiran mahasiswa asing dari Kazan Federal University Rusia di PBSI UIN Syarif Hidayatullah Jakarta menunjukkan meningkatnya minat terhadap Bahasa Indonesia di tingkat global.
Melalui pendekatan pembelajaran yang komunikatif, berbasis budaya, dan melibatkan interaksi langsung, PBSI UIN Syarif Hidayatullah Jakarta terus berupaya memberikan pengalaman belajar Bahasa Indonesia yang bermakna bagi penutur asing. Pembelajaran dongeng menjadi salah satu strategi efektif untuk menjembatani perbedaan bahasa dan budaya, sekaligus mempererat hubungan antarbangsa melalui pendidikan.
(Rilis Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Jakarta)