Ma’had Al-Jami’ah UIN Jakarta: Ruang Tumbuh bagi Ulama Muda dan Ilmuwan Berkarakter
Ciputat, Berita UIN Online - Di jantung kehidupan kampus UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, berdiri sebuah lembaga yang tidak sekadar menjadi tempat tinggal bagi mahasiswa, tetapi juga menjadi ruang pembinaan keilmuan, spiritualitas, dan karakter, yaitu Ma’had Al-Jami’ah. Lembaga ini menjadi representasi nyata dari semangat integrasi antara ilmu agama dan ilmu umum yang telah menjadi napas utama transformasi UIN sejak berubah dari IAIN pada 20 Mei 2002.
Perubahan tersebut bukan semata perubahan administratif, melainkan penanda semangat baru dalam dunia pendidikan tinggi Islam di Indonesia, sebuah arah pembaharuan yang berupaya menghapus dikotomi antara ilmu wahyu dan ilmu insani. Dalam arus transformasi itu, Ma’had Al-Jami’ah hadir sebagai benteng moral dan intelektual, mencetak mahasiswa-mahasiswi yang unggul secara akademik, kokoh dalam aqidah, serta berjiwa pemimpin.
Ma’had ini dirancang dengan visi besar, menjadi lembaga pencetak kader ulama, ilmuwan, dan pemimpin umat yang berpijak pada tiga pilar utama, yaitu keislaman, keilmuan, dan keindonesiaan. Guna mencapai visi tersebut, Ma’had menyusun misi yang konkret. Di antaranya adalah membina integrasi keilmuan agama dan umum, menumbuhkan semangat kebangsaan, menciptakan suasana pesantren yang kondusif, serta menguatkan penguasaan dua bahasa global, yaitu Bahasa Arab dan Bahasa Inggris.
Di bawah naungan UPT Ma’had Al-Jami’ah, terdapat enam gedung atau mabna yang menaungi para mahasiswa dari berbagai fakultas. Penamaan setiap mabna mengambil inspirasi dari tokoh-tokoh keturunan Sunan Gunung Jati atau Syarif Hidayatullah, sebuah pendekatan simbolik yang menunjukkan akar kuat antara pesantren, sejarah, dan identitas keislaman Nusantara.
Tiga mabna diperuntukkan bagi mahasiswa putra, yaitu Mabna Syekh Nawawi, Mabna Syekh Abdul Karim, dan Mabna Sultan Hasanuddin. Mabna Syekh Nawawi dulunya dikenal sebagai Mahad Aly, kini menjadi tempat tinggal bagi mahasiswa dari berbagai fakultas. Mabna Syekh Abdul Karim menjadi gedung asrama putra pertama yang dibangun dan melayani mahasiswa umum, sedangkan Mabna Sultan Hasanuddin secara khusus menampung mahasiswa dari Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan.
Sementara itu, untuk mahasiswa putri tersedia tiga mabna, yaitu Mabna Syarifah Mudaim yang menjadi pionir asrama putri, Mabna Syarifah Khadijah yang menampung mahasiswa dari fakultas kedokteran dan ilmu kesehatan, serta Mabna Syarifah Fatimah yang juga digunakan oleh mahasiswa umum dan intenasional. Masing-masing mabna dipimpin oleh seorang pengasuh yang juga dosen di lingkungan UIN Jakarta, yang memperkuat peran Ma’had sebagai ruang integratif antara pendidikan formal dan informal.
Ma’had Al-Jami’ah bukan sekadar tempat menginap, tetapi pusat kegiatan pembinaan rohani dan intelektual. Setiap malam di hari Senin s.d. Jum'at, seluruh penghuni mabna mengikuti program intensif yang mencakup kajian aqidah, fiqih, akhlak, tafsir, dan hadis. Selain itu, aktivitas pembiasaan seperti shalat berjamaah, dzikir, istighotsah, serta percakapan harian dalam bahasa Arab dan Inggris menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan sehari-hari para mahasantri. Dalam kerangka ta’lim, mahasiswa juga mengikuti materi tentang Al-Qur’an, muhadharah, serta latihan public speaking keagamaan yang memperkaya kemampuan komunikasi dakwah mereka.
Salah satu pengurus di Ma'had Al Jami'ah UIN Jakarta, Lia Nur Afifah, mengungkapkan bahwa segala bentuk kegiatan yang ada diusahakan seoptimal mungkin agar dapat membentuk karakter mahasantri, “Kita bangun segala kebiasaan baik dalam aktivitas mahasantri setiap hari, agar tertanam nilai-nilai islami dalam ruhaniyah para mahasantri, sehingga tercipta generasi Islam yang disiplin.” jelasnya.
Kurikulum yang digunakan oleh Ma’had tidak berhenti pada teks klasik, tetapi turut merespons isu-isu kontemporer. Melalui pendekatan ini, mahasiswa tidak hanya menguasai tradisi keilmuan Islam, tetapi juga belajar membumikan nilai-nilai tersebut dalam konteks kekinian. Kegiatan di Ma’had pun dirancang untuk menumbuhkan kemampuan analisis terhadap persoalan aqidah, ibadah, dan akhlak, serta mengembangkan sikap kreatif dan inovatif yang relevan dengan kebutuhan umat dan zaman.
Dengan penyatuan seluruh asrama di bawah satu nama Ma’had Al-Jami’ah, UIN Jakarta menunjukkan komitmen kuat dalam membina generasi muda Islam yang tidak hanya pintar secara akademik, tetapi juga matang secara spiritual dan sosial. Ma’had menjadi ekosistem pembelajaran dan pembiasaan yang menyeluruh, serta tempat dimana mahasiswa belajar menjadi manusia seutuhnya, dan berakidah kuat, berakhlak mulia, dan mampu mengabdi kepada bangsa dan agama.
Selain itu, Ma’had Al-Jami’ah juga dikenal dengan ciri khas pemikirannya, hal ini diwujudkan dengan adanya jurnal tadabbur, yang dikelola oleh para pengasuh, serta pengurus didalamnya. Jurnal Tadabbur merupakan jurnal pertama yang ada di lingkungan PTKIN untuk UPT Ma’had Al-Jami’ah. Penamaan Jurnal Tadabbur menginterpretasikan proses merenungi hikmah dari penciptaan semesta. Keberagaman keilmuan dari mahasantri kemudian akan diintegrasikan dalam jurnal ini.
Silahkan Hubungi Admin untuk informasi selengkapnya;
📌 ASRAMA PUTRA
- Mabna Syekh Hasanuddin: +62 882-1464-9054
- Mabna Syekh Nawawi: +62 881-0805-38501
- Mabna Syekh Abdul Karim: +62 819-0146-1548
📌ASRAMA PUTRI
- Mabna Syarifah Mudaim: +62 856-1429-366
- Mabna Syarifah Fatimah: +62 813-9804-6044
- Mabna Syarifah Khadijah: +62 882-9161-4537
Foto Dokumentasi:
(Rizkiyah Gustiana N./Fauziah M./Syarifah Nur K./Foto: Aset Ma'had Al-Jamiah UIN Jakarta)