MA Al-Fatih Kunjungi UIN Jakarta: Langkah Awal Menuju Kerja Sama Pendidikan Berkelanjutan

MA Al-Fatih Kunjungi UIN Jakarta: Langkah Awal Menuju Kerja Sama Pendidikan Berkelanjutan

Ruang Diorama, Berita UIN Online - Perguruan Tinggi Keislaman Negeri terbaik di Indonesia, yakni UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, baru saja menerima kunjungan dari para santri Ma’had Aly Al-Fatih dalam kegiatan Rihlah Tarbawiyah. Kunjungan ini bertujuan untuk memperluas para santri Madrasah Aliyah (MA) Al-Fatih Klaten tentang pendidikan tinggi di Indonesia, serta mempererat hubungan antara kedua institusi,  demi kemajuan pendidikan.

Acara diawali dengan pembukaan oleh MC, kemudian sambutan dari pihak MA Al-Fatih, yang disampaikan oleh Mudir Ma’had Aly Al-Fatih, M. Amin Rois, LC., M.H. Dalam sambutannya, Amin menceritakan awal berdirinya MA Al-Fatih yang dimulai pada tahun 2016 dan pada 2021 resmi menjadi sekolah formal. Amin juga mengungkapkan kebanggaan para mudir atas angkatan pertama di sekolah tersebut dan berharap agar para santri dapat melanjutkan pendidikan mereka di institusi ternama seperti UIN Jakarta. “Kedatangan hari ini sebagai bentuk silaturahmi sekaligus untuk membangun kerja sama yang baik antara MA Al-Fatih dengan berbagai kampus-kampus di Indonesia,” ujar Amin Rois.

Pihak UIN Jakarta turut memberikan sambutan hangat yang diwakilkan oleh Staff Pusat Informasi dan Humas UIN Jakarta, Yuyun Yuliana. Dalam sambutannya, Yuyun mengungkapkan bahwa UIN Jakarta kini tengah berusaha mewujudkan konsep green campus sebagai upaya untuk menjaga keberlanjutan lingkungan. “Saat ini kami sedang mengurangi penggunaan botol plastik dan kendaraan berbahan bakar solar sebagai bagian dari upaya untuk lebih ramah lingkungan,” jelasnya. Yuyun juga mengucapkan terima kasih atas kunjungan MA Al-Fatih dan berharap kunjungan ini bisa memberikan manfaat bagi para santri dalam memperluas wawasan mereka tentang pendidikan tinggi di Indonesia, serta mempererat hubungan antara kedua institusi.

Acara dilanjutkan dengan penyampaian materi oleh Duta UIN Jakarta, Dzikri Ardhan, yang memaparkan berbagai informasi terkait kampus tercinta. Dzikri menjelaskan sejarah UIN Jakarta yang resmi berubah menjadi UIN pada tahun 2002 dan menjadi perguruan tinggi Islam negeri terbesar di Indonesia. Dzikri juga menyoroti berbagai keunggulan UIN Jakarta, termasuk integrasi antara keilmuan, keislaman, dan keIndonesiaan yang menjadi ciri khas kampus ini. UIN Jakarta juga telah terakreditasi secara nasional maupun internasional, serta memiliki sejumlah jurnal ilmiah yang diterbitkan di SINTA.

Selain itu, Dzikri memberikan penjelasan tentang jalur masuk UIN Jakarta yang terdiri dari jalur nilai seperti SNBP dan SPAN-PTKIN, serta jalur tes seperti SNBT, UM-PTKIN, dan SPMB Mandiri. Ia juga menyampaikan informasi mengenai berbagai program beasiswa yang tersedia di UIN Jakarta, seperti KIP-K, Social Trust Fund, dan Beasiswa Genbi, serta berbagai Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) dan organisasi otonom yang bisa diikuti mahasiswa.

Sesi tanya jawab yang berlangsung setelah pemaparan materi. Para santri MA Al-Fatih terlihat sangat antusias dan memanfaatkan sesi ini untuk mengulik lebih dalam terkait sejarah, visi dan misi, fasilitas, serta pelajaran detail yang akan dipelajari pada prodi-prodi tertentu di UIN Jakarta. 

Kunjungan ini menjadi kesempatan yang berharga bagi para santri untuk mengenal lebih dekat kehidupan kampus di UIN Jakarta dan membuka peluang bagi mereka untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi. Pihak UIN Jakarta juga merasa terhormat dapat menjadi bagian dari kegiatan ini dan berharap kunjungan ini dapat memperkuat hubungan antara kedua belah pihak di masa mendatang. Melalui kunjungan ini, UIN Jakarta berharap dapat memberikan inspirasi dan membuka wawasan lebih luas bagi para santri MA Al-Fatih.

(Alfina Ika Arianti/Aida Adha S./Zaenal M./Amalia Vilistin/Foto: Muhammad Yahya)

Tag :