Lima Rahasia Sukses Raih Beasiswa Fulbright
Ruang Diorama, UIN Online — Ratusan civitas akademika, yang terdiri dari dosen dan mahasiswa UIN Jakarta menghadiri presentasi program beasiswa Fulbright 2011 yang diselenggarakan The American Indonesian Exchange Foundation (AMINEF) di Ruang Diorama, Senin (1/3).
Isye, perwakilan AMINEF mengawali presentasi tersebut dengan rahasia sukses para peraih beasiswa Fulbright. Ada lima rahasia sukses yang dia sampaikan. Pertama, mengirimkan berkas sesuai deadline penyerahan berkas. Rata-rata penyerahan berkas pada tanggal 30 April.
Penulisan studi objektif dan proposal riset jadi rahasia kedua. Penulisan studi objektif dibuat oleh peserta yang ingin mendapatkan beasiswa S2. Sedangkan untuk program beasiswa S3 harus menuliskan keduanya, studi objektif dan proposal riset.
Rahasia ketiga, memilih jurusan yang ingin diambil dan universitas di Amerika, tempat yang akan menjadi tempat belajar. Pemilihan tersebut harus disertai alasan, dan itu harus dicantumkan di studi objektif.
Melampirkan sertifikat ITP TOEFL yang dengan skor yang sesuai dengan syarat beasiswa. Hampir seluruh beasiswa program Fulbright mensyarakat skor ITP TOEFL minimal 550. Setelah dinyatakan lulus berkas, biasanya peserta seleksi akan dites bahasa Inggris lagi, berupa tes GRE atau GMAT.
“Biasanya yang sukses meraih beasiswa sudah mempersiapkan diri mereka dengan bahasa Inggris,†jelasnya.
Sempurnakan studi objektif dan riset proposal menjadi syarat terakhir. Peserta seleksi bisa meminta bantuan dari alumni AMINEF yang dikenal, atau native speaker untuk mengoreksi tulisan tersebut.
Selain itu, Isye menjelaskan jenis-jenis beasiswa yang ada dalam program Fulbright. Untuk master degree, Fulbright punya tiga jenis beasiswa. Fulbright Master Degree Programs, Fulbright-Freeport Master’s Degree, dan Fulbright-DIKTI Master’s Degree Program. Fulbright-Freeport Master’s Degree, merupakan program kerjasama antara Fulbright dan Freeport untuk Masyarakat Papua yang telah lulus S1 atau S2 untuk mendapat beasiswa di bidang metalurgi, geologi, teknik geologi, teknik listrik, teknik sipil atau teknik mesin.
Sedangkan, Fulbright-DIKTI Master’s Degree merupakan kerjasama Fulbright dengan DIKTI yang memberi kesempatan kepada tenaga pengajar tetap di PTN atau PTS yang ingin melanjutkan S2.
Untuk Ph.D program, Fulbright punya tiga jenis beasiswa, Fulbright Presidential Scholarship Program, International Fulbright Science and Technology Award for Ph.D dan Fulbright-DIKTI Ph.D Program.
Sementara, untuk Reseach Program Fulbright memiliki empat jenis beasiswa. Fulbright Doctoral Dissertation Reseach Program, Fulbright-DIKTI Doctoral Dissertation Reseach Program, Fulbright Senior Reseach Program dan Fulbright-DIKTI Senior Reseach Program. Bedanya Doctoral Dissertation reseach Program dengan Senior Reseach Program, yaitu Doctoral Dissertation reseach Program diperuntukkan bagi kandidat doktor yang ingin melakukan penelitian, sedangkan Senior Reseach Program diperuntukkan badi doktor yang ingin melakukan penelitian.
Adapun program lain, Fulbright Foreign Language (Indonesian or Javanese) Teaching Assistant (FLTA) Program, Hubert H. Humprey Fellowship Program for Mid Career Professionals, Community College Summit Initiative Program, Global Undergraduate Exchange Program, dan The International Leadership in Education.
Time line yang ditetapkan AMINEF yaitu April untuk penyerahan berkas. Tes wawancara dilakukan Juni, setelah dinyatakan lolos seleksi berkas. Agustus-September pengumuman terpilih, sementara Oktober pengajuan lima universitas yang diinginkan sebagai tempat belajar. Persiapan keberangkatan dimulai sejak Juni sampai September keberangkatan.
Surat-surat yang harus dilengkapi dalam berkas pendaftaran, antara lain formulir pendaftaran, surat rekomendasi dari institusi, sertifikat TOEFL, transkrip ijazah dan fotokopi identitas diri.
Presentasi beasiswa Fulbright diawali dengan sambutan dari Direktur Internasional Office (IO) Prof Dr Andi Faisal Bakti. Menurutnya, sekarang makin banyak kesempatan kuliah di luar negeri bagi mahasiswa UIN Jakarta.
“Dulu di IAIN ada program pembibitan dosen. Alumni-alumni terbaik diseleksi untuk melanjutkan sekolahnya di luar negeri lewat program beasiswa. Mereka yang telah menyelesaikan sekolahnya di luar negeri itu, akan diangkat menjadi dosen di sini,†jelas Andi.
Pada kesempatan yang sama, Pembantu Rektor Bidang Pengembangan Akademik Dr Sudarnoto Abdul Hakim, MA membuka acara tersebut. “Sekarang ini kita harus selalu mengembangkan diri dan kesempatan untuk itu semakin besar,†tuturnya. [] Elly Afriani