Lawatan ke Jerman: UIN Jakarta Songsong Kerjasama dengan Kampus Tertua di Eropa

Lawatan ke Jerman: UIN Jakarta Songsong Kerjasama dengan Kampus Tertua di Eropa

Jakarta, Berita UIN Online— UIN Syarif Hidayatullah Jakarta siap menyongsong kerjasama dengan salah satu perguruan tinggi terbaik dunia sekaligus tertua di Eropa, Universität Leipzig atau Leipzig University. Berbagai program akademik seperti visiting fellow, pengembangan pengajaran bahasa Arab, lecture series, dan lainnya bisa jadi program-program yang dapat dikerjasamakan antara UIN Jakarta dan Universität Leipzig.

Demikian laporan lawatan pimpinan UIN Jakarta ke Jerman yang dipimpin Rektor Prof. Asep Saepudin Jahar M.A., Ph.D. Turut mendampingi, Wakil Rektor Bidang Administrasi Umum Prof. Dr. Imam Subchi M.A., Wakil Rektor Bidang Kerjasama dan Pengembangan Lembaga Din Wahid M.A., Ph.D., dan Kepala Pusat Layanan Kerjasama Internasional, Prof. Maila Husni Rahiem M.A., Ph.D.

Leipzig University_2 (2)Reportase dari Jerman yang diterima Berita UIN Online, Rabu (15/11/2023), menyebutkan kunjungan pimpinan UIn Jakarta selanjutnya adalah Leipzig University setelah di hari sebelumnya mengunjungi Leibniz Universität Hannover. Di Leipzig University, Rektor melakukan pertemuan dengan sejumlah pejabat universitas dan melakukan inisiasi kerjasama dengan universitas yang berdiri sejak 1409 tersebut.

Lawatan yang bertujuan menginisiasi kerjasama bagi penguatan akademik UIN Jakarta ini sejatinya bernilai sentimentil bagi Rektor Asep Jahar. Pasalnya, di Leipzig University ini, Rektor Asep Jahar menempuh pendidikan doktoral dengan kuliah di Orientalisches Institut atau Institut Oriental Studies yang berada di bawah Faculty of History, Arts, and Regional Studies.

Bahkan dalam kunjungan ini, Rektor Asep Jahar dijemput langsung salah satu pengajar sekaligus penguji disertasinya, Profesor Eckehard Schulz. Bahkan, Profesor ahli Bahasa Arab dan Teaching of Arabic for Foreign Learners (TOAFL) ini memberikan dukungan penuh dengan mengkomunikasikan lawatan tim pimpinan UIN Jakarta ke pihak Leipzig University.

Leipzig University_4 (1)Berkat dukungan penuh Profesor Schulz yang masih terus aktif mengajar dan mengembangkan sistem TOAFL Leipzig University, lawatan pimpinan UIN Jakarta bisa berjalan lancar hingga bertemu dengan sejumlah pejabat penting universitas. Dengan begitu, pimpinan UIN Jakarta bisa menyampaikan langsung inisiasi kerjasama dengan Leipzig University.

Dalam kunjungan ini, sejumlah pejabat universitas menerima kunjungan para pimpinan UIN Jakarta ini. Diantaranya, Prof. Dr Matthias Middell (Vice-Rector for Campus Development, Cooperation and Internationalisation at Leipzig University), Prof. Dr. Sebastian Maisel (chair of the Arabic Language and Translations program at the Oriental Institute at Leipzig University), dan Marie Plinke (Referentin internationale Universitätspartnerschaften atau Pusat Kerjasama Internasional Leipzig University).

Dalam audiensi dengan Profesor Matthias Middell misalnya, Rektor UIN Jakarta menyampaikan inisiasi kerjasama yang diterima dengan baik. Profesor Middell sangat mendukung inisiatif kerjasama dan menyatakan keterbukaan pihak Leipzig University untuk memulainya dengan kegiatan lecture series sejumlah topik sekaligus menghadirkan profesor dari Leipzig University sebagai narasumber.

Pada pertemuan yang sama, tim lawatan UIN Jakarta juga dipertemukan dengan tim Sustainability Project Leipzig University. Oleh pimpinan Leipzig Univeristy, tim ini dipercaya memotori implementasi program kampus ramah lingkungan dan berkesinambungan.

Profesor Middel sendiri menyatakan kesiapannya menjadi pembicara perdana untuk lecture series dengan memilih topik konsep dan pengembangan Sustainable Project berbasis pengalaman Universitas Leipzig.

Menanggapi ini, Rektor Asep Jahar mengungkapkan keberadaan Center for the Study of Religion, Environment, and Climate Change di UIN Jakarta yang siap berkomunikasi lebih intens dengan tim Sustainable Project. Harapannya, dua lembaga terkait lingkungan ini bisa melakukan riset kolaboratif di bidang lingkungan.

Selanjutnya, dalam pertemuan dengan Prof. Dr. Sebastian Maisel, tim lawatan UIN Jakarta juga menjajaki inisiatif kerjasama sesuai fokus Arabic Language and Translations Program, the Oriental Institute, Leipzig University. Profesor Maisel sendiri sangat antusias dan menilai kesempatan luar bisa untuk bekerja sama di bidang ini.

UIN Jakarta, sebut Profesor Maisel seperti dituturkan Profesor Maila, memiliki modal kuat dalam inisiatif kerjasama ini. Sebagai salah satu perguruan tinggi keagamaan Islam paling tua, UIN Jakarta menjadi barometer pengembangan pengetahuan, termasuk pembelajaran bahasa Arab di Indonesia.

Untuk realisasi kerjasama di bidang bahasa Arab, pihak UIN Jakarta dan Leipzig University melihat banyak pola kerjasama yang bisa dilakukan. Diantaranya, kolaborasi riset dan publikasi, penyelenggaraan workshop, pelatihan pembelajaran Bahasa Arab bagi calon guru dan guru Bahasa Arab. Bahkan, dosen UIN Jakarta bisa menjadi fasilitatornya setelah mendapatkan pembekalan di Institut Oriental.

Usai melakukan pertemuan dengan berbagai pihak di Leipzig University, Rektor Asep Jahar menilai banyaknya potensi program yang bisa dikerjasamakan dengan Leipzig University. “Banyak peluang kerjasama yang dapat dikembangkan dengan berbagai fakultas dan institut di kampus ini,” ujarnya.

Untuk itu, Rektor Asep Jahar mendorong fakultas dan lembaga di lingkungan UIN Jakarta untuk turut menindaklanjuti inisiatif kerjasama ini. Kerjasama aktif yang dilakukan fakultas dan lembaga akan menjadikan UIN Jakarta sebagai mitra kerjasama strategis bagi Universitas Leipzig.

Kunjungan ke Leipzig University sendiri dinilai akan terus menambah kemitraan UIN Jakarta dalam pengembangan berbagai bidang ilmu. Jika kunjungan ke Leibniz bisa memperkuat pengembangan di bidang teknik sesuai core keilmuan di Universitas Leibniz, maka kunjungan ke Leipzig, bakal mempererat kerjasama dalam keilmuan murni sebagai kekuatan Leipzig University.

Merujuk keterbukaan pihak Leipzig University yang memiliki banyak fakultas dan pusat, Warek Din Wahid menegaskan dorongan bagi fakultas dan lembaga UIN Jakarta untuk menindaklanjuti inisiatif kerjasama. Ini bisa dimulai dengan mencari mitra profesor dari Leipzig University yang bersedia diajak bekerjasama..

Ketua PLKI Profesor Maila menambahkan pihaknya juga siap memfasilitasi tindak lanjut kerjasama dari lingkungan fakultas dan lembaga di lingkungan UIN Jakarta. “PLKI akan menghubungkan lewat International Center Universitas Leipzing dan membantu inisiasi dan komunikasi awal dengan calon partner,” pungkas Maila.

Leipzig University_4 (1)Diketahui, Leipzig University merupakan salah satu universitas tertua di Eropa (didirikan pada 1409). Sebagai universitas tertua, Leipzig University telah mencetak banyak lulusan yang berkiprah di berbagai lini profesi seperti sains, politik, seni, teknologi, dan lainnya. Bahkan tidak sedikit dari mereka menjadi tokoh ternama dunia.

Sejumlah tokoh politik, filsuf, musisi kelas dunia juga lulus dari kampus ini. Diantaranya Angela Merkel, Gottfried Wilhelm von Leibniz, Johann Wolfgang von Goethe, Leopold von Ranke, Friedrich Nietzsche, Robert Schumann, Richard Wagner, Tycho Brahe, Georgius Agricola, dan lainnya.

Sebagai lembaga akademik, Leipzig University tercatat memiliki peran penting dalam pengembangan sains dan ilmu pengetahuan yang berpengaruh. Sejalan dengan itu, Universitas Leipzig berkembang menjadi universitas komprehensif yang terbuka dan modern dengan 14 fakultas, lebih dari 130 institut, dan 17 lembaga.

Hampir semua bidang keilmuan diajarkan di kampus ini, mulai dari ilmu humaniora, ilmu sosial, ilmu alam, ilmu hayati, hingga kedokteran. Di Jerman sendiri, Universitas Leipzig masuk dalam jajaran pendidikan tinggi terkemuka di Jerman dalam riset dan keahlian medis.

Tak kurang dari 30 ribu mahasiswa kini belajar berbagai fakultas dan jenjang pendidikan Leipzig University. Untuk kepentingan pengajaran puluhan ribu mahasiswa asli Jerman maupun berbagai negara di dunia ini, Universitas Leipzig menghadirkan 460 profesor,  lebih dari 2800 pengajar, dan tenaga pendukung lainnya sehingga total 5300 orang bekerja membantu belajar mahasiswa belajar di universitas ini. (Laporan Maila Dinia HR/FNH/ZM)