Kuliah Umum Manajemen Dakwah Soroti Moderasi Beragama
Gedung FIDIKOM, BERITA UIN Online— Program Studi Manajemen Dakwah, Fakulras Dakwah dan Ilmu Komunikasi (FDIK), UIN Syarif Hidayatullah Jakarta menggelar kuliah umum bertajuk ‘Moderasi Beragama dan Dinamika Kebangsaan: Pengalaman Jepang dan Indonesia’. Kuliah umum yang dihadiri ratusan mahasiswa ini digelar di Ruang Tetaer Profesor Aqib Suminto, Gedung FDIK, Rabu (13/9/2023).
Kuliah umum menghadirkan dua pembicara yang memiliki speasialisasi riset kawasan Asia, Yuji Mizuno dan Wahyu Prasetyawan. Yuji merupakan Peneliti pada Institute of Developing Economis (IDE-JETRO) Area Studies Center, sedang Wahyu merupakan dosen FDIK yang memfokuskan riset pada dinamika politik lokal di Asia Tenggara.
Sejumlah pimpinan dekanat dan prodi juga tampak mengikuti kegiatan. Diantaranya, Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan dan Kerjasama FDIK, Dr. Muhtadi M.Si., dan Ketua Prodi Manajemen Dakwah, Amiruddin M.Si.
Dalam sambutannya, Wadek Muhtadi menuturkan, gagasan moderasi beragama merupakan konsep yang relevan dan penting dalam menghadapi perubahan zaman, terutama menghadapi dinamika kebangsaan yang terjadi. Pasalnya, gagasan ini memungkinkan masyarakat beragama memiliki modal dalam merespon keragaman dan perubahan sosial.
“Moderasi beragama menjadi pilar tengah untuk menyatukan serta memperkuat sandi-sandi toleransi dan memperkuat pondasi keagamaan di tengah dinamika kebangsaan saat ini,” ujarnya.
Moderasi beragama, sebutnya, menjadi hal krusial karena dengannya masyarakat akan mampu mengelola perbedaan dengan baik. “Dengan adanya perbedaan, moderasi beragama dihadirkan sebagai stase untuk menghindari letupan-letupan sosial yang bisa terjadi dalam masyarakat berbangsa dan bernegara,” tambahnya.
Untuk itu, ia berharap forum-forum akademik seperti kuliah umum ini menyediakan ruang pendalaman moderasi beragama. “Kami berharap bahwa acara ini akan menjadi platform yang berharga untuk pertukaran ide dan pandangan tentang bagaimana kita dapat mempromosikan moderasi beragama dalam konteks global,” tuturnya.
Kaprodi Manajemen Dakwah Amiruddin berharap kuliah umum dapat merangsang pemikiran kritis sekaligus kolaborasi akademisi dan praktisi tentang pengayaan gagasan moderasi beragama dan implementasinya. “Dalam mencapai moderasi beragama yang lebih baik dalam masyarakat kita dan di seluruh dunia,” ujarnya.
Dalam presentasinya, masing-masing pembicara menyampaikan analisis mereka terkait akar praktik kehidupan moderasi beragama di wilayah kajian masing-masing. Yuji dengan risetnya yang terfokus pada pada jaringan aktor Islam dalam pembentukan Islamisasi di Kawasan Asia memaparkan pengalaman dan pengetahuan masyarakat kebudayaan Jepang dan Indonesia.
Menurutnya, pengalaman dan pengetahuan yang dimiliki masyakat Indonesia dengan diperkaya budaya dan sejarahnya memungkinkan mereka memiliki akar kuat kehidupan moderasi beragama. Ia meyakini hal ini memungkinkan mereka bisa menghadapi laju perubahan sosial global.
Sementara itu, Wahyu menilai, implementasi gagasan moderasi beragama tidak berjalan mudah. Menurutnya, implementasinya menghadapi sejumlah kendala, salah satu yang utama adalah politik identitas. (kontributor/ZM)