Kuliah Prodi PBSI dan PBI FITK: Peneliti University of Canberra Sebut Indonesia Paling Banyak Membicarakan K-Pop
Gedung FITK, Berita UIN Online— Program studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia (PBSI) dan Pendidikan Bahasa Inggris (PBI), Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta sukses menggelar kuliah umum bertema "K-pop and Youth Culture" di Ruang Teater Prof. Mahmud Yunus, Gedung FITK, Kamis (12/9/2024). Kuliah umum berhasil digelar berkat kerjasama dengan University of Canberra.
Kuliah umum ini mengangkat topik tentang K-pop (Korean pop atau Pop Korea) yang dampaknya begitu dinamis terhadap khalayak global yang fokus pada distribusi konten budaya Korea secara transnasional. Hadir sebagai narasumber, Dr. Lee Jee Young, dari Faculty of Arts and Design, University of Canberra, yang mengupas tentang bagaimana awal mula K-pop muncul, sejarahnya, hingga dampaknya pada lanskap ekonomi dan budaya saat ini.
Dalam presentasinya, Dr. Lee Jee Young, mengungkapkan jika K-pop telah menjadi salah satu topik yang ramai dibahas di Twitter (saat ini X), yakni terdapat 7,5 miliar cuitan yang berkaitan dengan K-pop sejak Juli 2020 s.d. Juni 2021. Indonesia menempati urutan pertama sebagai negara yang paling banyak membicarakan K-pop sekaligus negara dengan penggemar K-pop terbanyak di Twitter. Produk hiburan dari Negeri Ginseng ini memang tampak digandrungi oleh masyarakat Indonesia.
Diketahui pula, ARMY, penggemar dari boy group BTS, tercatat pernah mengumpulkan dana $1 juta untuk kampanye #MatchAMillion sebagai dukungan kepada gerakan Black Lives Matter. Di Indonesia, diketahui bahwa ada enam belas komunitas penggemar K-pop yang melakukan pengumpulan dana untuk membantu bencana alam di berbagai daerah.
Dengan begitu, penggemar K-pop pada era saat ini, tidak hanya sebagai konsumen pasif produk dan budaya Korea Selatan ini, melainkan turut serta dalam pembentukan budaya partisipatif di ranah digital dengan turut aktif dalam menanggapi isu sosial.
Hal ini terlihat dari aktivitas digital para penggemar K-Pop. Mereka terlibat secara aktif dalam mengorganisasi beberapa kampanye dengan tema sosial, lingkungan, hingga pendidikan.
Rosida Erowati, M.Hum., dosen sastra di prodi PBSI, turut menjadi pemantik dalam kuliah umum ini. Bu Ros–sapaan akrabnya–, membahas bagaimana penggemar K-pop yang berpartisipasi dalam sastra digital (Fan Fiction), yakni platform Wattpad yang di dalamnya juga memuat novel dengan nama-nama tokoh yang dibuat sama dengan nama personel dari boy group K-Pop, BTS salah satunya.
Contohnya yakni novel berjudul "The Byeontae, Creepy" yang ditulis oleh KarinDii pada tahun 2016 hingga akhirnya dipublikasikan secara cetak pada tahun 2018. Novel ini mengambil nama personel BTS, yakni Jung Kook sebagai tokoh utama, sedangkan Taehyung, Jimin, menjadi tokoh pendukung.
Wakil Dekan Bidang Akademik FITK, Dr. Yanti Herlanti, M.Pd., dalam sambutannya turut menyambut baik prodi PBSI dan PBI yang telah berupaya menyelenggarakan kuliah umum ini.
Ia berharap, kegiatan ini dapat memberikan banyak pengetahuan, ilmu, dan pengalaman yang bersumber langsung dari narasumber yang memang meneliti isu yang akan dibicarakan, yakni K-pop dan bagaimana pengaruhnya terhadap isu budaya dan ekonomi di dunia, khususnya Indonesia (Selvia Parwati Putri/zm).