Kuatkan Kultur Intelektualisme, LP2M UIN Jakarta dan Jejaring Intelektual Ciputat Gelar Festival Literasi Ciputat Membaca
Auditorium Harun Nasution, Berita UIN Online — Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LP2M) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta bersama sejumlah komunitas yang tergabung dalam jejaring Intelektual Ciputat menggelar festival literasi “Ciputat Membaca” dengan tema Reading on the Screen, Melestarikan Budaya Literasi di Tengah Arus Teknologi, Rabu (4/12/24). Kegiatan digelar dengan harapan menghidupkan kembali semangat literasi Ciputat sebagai pusat pemikiran kritis dan intelektual.
Sejumlah komunitas intelektual Ciputat yang ikut serta menggelar acara ini antara lain Gerak Gerik Bengkel Buku, Forum Mahasiswa Ciputat, Himpunan Mahasiswa Islam Ciputat, Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia Cabang Ciputat, IMM Ciputat, GMNI, LPM Institut, KAMMI Tangsel, GMNI. Lainnya, Komunitas Great Impact for Humanity, Buku Senior, Rusa Besi, TBM Kolong, Thinker Books, Taslima, dan Kissah.
Rilis panitia menyebutkan, kegiatan sendiri digelar selama tiga hari, mulai Rabu-Jumat 4-6 Desember 2024. Acara yang terbuka untuk umum ini digelar dengan sejumlah kegiatan seperti pameran buku, diskusi publik, penampilan kuliah umum para tokoh intelektual, dan penampilan kesenian mahasiswa.
Mewakili pimpinan dan sivitas akademik UIN Jakarta, Ketua LP2M UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Prof. Amelia Fauzia, MA. Ph.D., memberikan apresiasi dan dukungannya pada acara ini. Menurutnya, kegiatan ini merupakan bagian penting dalam membangkitkan kembali tradisi intelektual berfikir kritis Ciputat.
“Apresiasi kami atas upaya rekan-rekan mahasiswa, bagi saya ini adalah revitalisasi budaya ciputat yang tinggi, revitalisasi intelektual. Kita semua tahu bahwa kekuatan UIN Jakarta ada pada intelektual yang kita miliki,” ujarnya.
Dalam penjelasannya, Profesor Amelia mengungkapkan, intelektualitas dalam konteks literasi merujuk pada kemampuan berpikir kritis, menganalisis informasi, serta dapat memfilter berbagai informasi yang beredar dan beragam di era digitalisasi saat ini. Berbagai kemampuan ini menjadi bagian yang harus tumbuh dalam cara berfikir mahasiswa Ciputat.
Tradisi intelektualitas, ungkap Profesor Amelia lagi, tidak hanya membesarkan nama Ciputat saja, melainkan Indonesia. Sejumlah mahasiswa dan alumni yang tampil di ruang publik dalam aspek politik, sosial, pendidikan dan lainnya lahir dari tradisi Intelektual Ciputat yang kuat.
“Saya melihat, ternyata kekuatan intelektual ini bukan hanya membesarkan Ciputat, tapi juga membesarkan Indonesia,” imbuhnya.
Guru Besar Sejarah Islam ini menuturkan, terdapat hal yang menjadi kontribusi penting pada proses perubahan politik terhadap Islam di Indonesia. Salah satunya dikontribusikan oleh kelompok intelektual, Mazhab Ciputat. Mereka berperan penting menjadikan Islam dan Komunitas Muslim di Indonesia memainkan peran lebih dalam bagi kehidupan berbangsa dan bernegara, peran keterkaitan dengan NGO dan semangat reformasi.
Islam di Indonesia sendiri, lanjutnya, berproses dan berkembang pesat pada era reformasi. Mazhab Ciputat sendiri merujuk pada kelompok intelektual Muslim yang berasal dari UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Gerakan intelektual ini memperbarui pemikiran Islam secara moderat dan inklusif.
Lebih jauh, Prof. Amelia Fauzia berharap festival literasi Ciputat Membaca menjadi bagian penting penguatan kembali intelektualisme Ciputat.
“Jadi saya rasa, Ciputat Membaca ini merupakan upaya untuk menguatkan kultur intelektualisme yang sejak dulu ada. Kemudian, membaca adalah pintu masuk untuk menguatkan intelektualitas,” tuturnya.
Dalam pantauan BERITA UIN Online, para mahasiswa tampak meminati festival literasi ini. Sejumlah tokoh intelektual asal Ciputat juga dijadwalkan hadir dan mengisi kegiatan.
Aji Pangestu, Mahasiswa Ilmu Hadits Fakultas Ushuluddin, yang hadir dalam acara mengungkapkan apresiasinya atas penyelenggaraan kegiatan. Ia yang bergabung dalam salah satu forum diskusi Ciputat ini berharap kegiatan bisa mendorong semangat para mahasiswa dalam memperkuat kembali semangat intelektualisme Ciputat.
“Saya berharap ini menjadi upaya penting dalam mendorong kekuatan literasi di lingkungan kampus, serta menyuburkan kembali intelektualitas dalam literasi, khususnya di kalangan mahasiswa Ciputat,” harapnya.
(Shanti Oktavia/Zaenal M./Widhi Damar Anandito/Foto: Muhammad Yahya)