KKN Internasional, 65 Mahasiswa UIN Jakarta Siap Laksanakan Pengabdian di 5 Negara
Ruang Diorama, BERITA UIN Online— Pusat Pengabdian kepada Masyarakat (PPM) UIN Jakarta secara resmi melepas keberangkatan 65 orang mahasiswa peserta program Kuliah Kerja Nyata (KKN) Internasional ke 5 negara di Ruang Diorama Auditorium Harun Nasution, Kamis (24/8/2023). Para mahasiswa akan melakukan pengabdian pada perwakilan pemerintah dan masyarakat Indonesia maupun masyarakat lokal masing-masing negara tujuan pengabdian.
Pelepasan dilakukan langsung oleh Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan UIN Jakarta, Prof. Ali Munhanif MA Ph.D didamping Ketua Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LP2M) Prof. Amelia Fauzia MA Ph.D, dan Ketua PPM Ade Rina Farida MA. Dua koordinato PPM, Dr. Deden Mauli Darajat dan Eva Khudzaeva juga turut hadir dalam pelepasan.
Dalam keterangannya, Ade Rina mengungkapkan, UIN Jakarta kali ini melepas 65 mahasiswa UIN Jakarta yang mengikuti program KKN Internasional ke 5 negara, Malaysia, Korea Selatan, Jepang, Arab Saudi, dan Belanda. “Alhamdulillah, hari ini PPM secara resmi melepas sekaligus memberikan pembekalan bagi mahasiswa peserta KKN yang akan berangkat akhir Agustus atau awal September ini,” ujarnya.
Ke-65 mahasiswa peserta KKN internasional, sambungnya, disaring dari 110 orang mahasiswa pendaftar program KKN ini. Setelah diseleksi, akhirnya terpilih 65 orang mahasiswa untuk mengikuti program pengabdian ini. Rinciannya, ke Arab Saudi 7 orang, Jepang 5 orang, Korea Selatan (Korsel) 9 orang, Belanda 3 orang, dan Malaysia (Kuala Lumpur dan Kinabalu) masing-masing 20 orang.
Dosen Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi ini menambahkan, para mahasiswa peserta nantinya melakukan pengabdian dengan menggelar berbagai program bekerjasama dengan Kedutaan Besar RI dan Atase Pendidikan dan Kebudayaan RI. “(Programnya, red.) Disesuaikan kebutuhan disana dan program yang dicanangkan mahasiswa seperti moderasi beragama, festival kebudayaan Indonesia, pengabdian di sekolah-sekolah Indonesia, dan lainnya,” katanya.
Lama pengabdian sendiri cukup bervariasi mengingat banyaknya permintaan pengabdian terhadap para mahasiswa UIN Jakarta. “Banyak permintaan, bahkan dari sana minta dua bulan. Tapi durasi perkuliahan mereka yang hrus diperhatikan, maka maksimal lama pengabdian selama 5 minggu,” paparnya.
“Kepada adik-adik mahasiswa semua, kalian adalah duta UIN Jakarta. Karena itu tetap jaga nilai-nilai keislaman, integrasi nilai Keislaman Keindonesiaan dan semua yang jadi visi misi UIN Jakarta. Etika yang sudah ditanamkan, ilmu yang sudah diajarkan, harus betul betul diaplikasikan di sana,” pesannya lagi.
Warek Kemahasiswaan Ali Munhanif dan Ketua LP2M Amelia Fauzia dalam sambutan pelepasannya berharap para mahasiswa peserta KKN Internasional bisa melaksanakan pengabdian sebaik-baiknya. Selain menjaga diri, keduanya juga berharap para mahasiswa bisa menggali pengalaman berinteraksi dengan masyarakat internasional.
“Anda adalah mahasiswa-mahasiswa yang beruntung karena bisa mengikuti program KKN Internasional. Bisa mengenali masyarakat dan kebudayaan di negara-negara tujuan. Jadi laksanakan program KKN sebaik-baiknya,” katanya.
Profesor Amelia menambahkan, program KKN Internasional juga menjadi kesempatan bagi mahasiswa untuk melaksanakan riset yang berguna dalam penyelesaian studi maupun publikasi mandiri untuk diterbitkan di jurnal-jurnal internasional. “Ini peluang terbaik untuk teman-teman mahasiswa untuk juga melakukan riset,” katanya.
Sementara itu, para mahasiswa peserta KKN Internasional sendiri mengaku sudah bersiap melakukan pengabdian di negara tujuan masing-masing. Kelompok KKN Internasional ke Korea Selatan misalnya siap merealisasikan berbagai program pengabdiannya.
Muhammad Atsir, Ketua Kelompok KKN Internasional UIN Jakarta ke Korea Selatan, mengungkapkan diantara program kerjanya adalah membantu berjalannya program-program kegiatan masyarakat Muslim dan Masjid-masjid lokal. Diantaranya, Masjid Darussalam Baran di kawasan Hwaseong, Masjid Baitul Makmur dan Masjid al-Amin di kawasan Daegu, dan Masjid al-Barokah di kawasan Gimhae.
“Kita akan bergabung dengan masyarakat di sana, WNI maupun masyarakat Muslim Korea, dengan berbagai macam program seperti kajian Islam, diskusi-diskusi psikologi, dan lainnya sesuai jurusan kita,” katanya. (Fayza R/Farah N/ZM)