Khotmul Quran Fikes Sesi IV: Merawat Spirit Ramadhan

Khotmul Quran Fikes Sesi IV: Merawat Spirit Ramadhan

Ciputat, Berita UIN Online-- Fikes UIN Jakarta kembali menggelar Khotmul Quran putaran terakhir bertajuk “Merawat Spirit Ramadan” pada Jumat (7/5/2021) secara virtual melalui zoom meeting.

Kegiatan rutin yang telah diadakan kali keempat ini dimulai dari pukul 09.00 sampai 10.30 WIB. Seperti sebelumnya, kegiatan ini diawali dengan sambutan dari Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan, Dr apt Zilhadia MSi.

Dalam sambutannya, Zilhadia menyampaikan acara Khotmul Quran merupakan ajang melatih diri agar membaca Alquran menjadi kebiasaan di bulan-bulan lainnya.

“Alquran menjadi akhlak yang menyatu dalama dirinya. Ini juga menjadi bekal bagi kami dalam mengintegrasikan ilmu kesehatan dengan keislaman dari materi yang disampaikan penceramah yang ahli di bidangnya,” ujar Zilhadia.

Dr KH Akhmad Shodiq MA yang didapuk sebagai narasumber dalam paparannya menyampaikan capaian-capain selama Ramadhan.

“Sebelum merawat spirit Ramadan, kita harus tahu apa saja capaian yang sudah kita capai di bulan Ramadan, sehingga kita bisa rawat,” ujar Akhmad.

Ada lima capaian besar di bulan Ramadan, lanjut Ketua Ma’had Jamiah UIN Jakarta itu, yakni doa mustajab, mendapat ampunan dari Allah, mendapat pembebasan dari neraka, adanya lailatul qadar, dan tujuan utama puasa untuk menjadi pribadi yang muttaqin.

Dia juga menyebutkan apa yang didapat orang-orang saat malam lailatul qadr, mulai dari yang tertidur sampai yang mendirikan sepertiga malamnya.

“Muslim yang sedang melaksanakan qiyamul lail, dia langsung mendapatkan salam dari Allah SWT,” lanjut Akhmad Shodiq.

Sebagai penutup, Akhmad Shodiq menyampaikan bahwa capaian akhir Ramadan adalah terbentuknya pribadi yang muttaqin. Ciri pribadi yang bertakwa, lanjut Kyai asal Pasuruan ini, ada tiga sebagaimana dalam Surat Ali Imran ayat 134-135.

“Orang-orang yang menafkahkan (hartanya), baik di waktu lapang maupun sempit, orang-orang yang menahan amarahnya, dan orang-orang yang mau memaafkan (kesalahan) orang,” terang Sodiq.

Ciri yang pertama, tambah Sodiq, orang-orang yang memiliki sifat demawan. Kedua, orang-orang yang jiwanya stabil sehingga mampu mengontrol emosinnya dan mau memaafkan kesalahan orang lain.

“Ini yang diharapkan Allah untuk orang-orang yang puasa agar menjadi manusia-manusia yang baik,” pungkasnya. (mf/fjt)