Ketahanan Sistem Kesehatan Dapat Wujudkan Indonesia Emas 2045

Ketahanan Sistem Kesehatan Dapat Wujudkan Indonesia Emas 2045

Ruang Diorama, BERITA UIN Online - Rektor Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta, Ova Emilia, mengatakan, banyak cara dilakukan agar Indonesia Emas 2045 dapat segera terwujud. Salah satunya melalui Visi Indonesia 2045 di bidang ketahanan sistem kesehatan.

“Sistem kesehatan merupakan komponen yang tak kalah penting bagi ketahanan suatu bangsa dan negara,” katanya pada Seminar Nasional bertajuk “Visi Indonesia 2045 untuk Penguatan Ketahanan Nasional” yang digelar UIN Jakarta di Ruang Diorama, Senin (20/6/2022).

Ova lebih lanjut mengatakan, ketahanan suatu bangsa sangat tergantung pada kesesehatannya. Apabila rakyatnya sakit, maka akan berpengaruh pada ketahanan atau beberlanjutan suatu bangsa. Jadi, tandasnya, kesehatan menjadi komponnen sangat penting.

Ketahanan nasional di bidang kesehatan pada Visi Indonesia 2045 artinya banyak aspek yang harus dilakukan. Di antaranya peningkatan usia harapan hidup yang lebih panjang. Kalau misalnya angka harapan hidup sekarang usianya antara 73-74 tahun, diharapkan bertambah menjadi 75,5 tahun.

Kemudian  peningkatan akses pelayanan kesehatan yang baik bermutu dan merata, peningkatan produksi obat dan alat kesehatan dalam negeri, penguasaan teknologi dan pemanfaatan keanekaragaman hayati, pembangunan sistem pencegahan dan penanggulangan penyakit termasuk penyakit transnasional, perwujudan puskesmas sebagai pusat penggerak pembangunan berwawasan kesehatan, pemberdayaan masyarakat, dan pelayanann kesehatan komperhensif, penjaminan keberlangsungan jaminan kesehatan nasional, penguatan kapasitas dalam penanganan perubahan iklim.

“Visi tersebut berkorelasi langsung dengan health system recilience dan health security,” ujarnya yang disampaikan secara virtual.

“Tata laksana Covid-19 menunjukkan bahwa sistem kesehatan Indonesia masih rentan menghadapi situasi tak terduga. Oleh karena itu sistem kesehatan perlu ditingkatkan,” imbuhnya.

Ia menuturkan bahwa uji coba sebuah ketahanan sistem kesehatan bisa dilihat saat terjadi bencana yang tak terduga di suatu negara. Hal itu dapat menunjukkan kesiapan dari suatu negara dalam mengurangi resiko dan bagaimana manajemen yang akan dilakukan oleh suatu negara baik short term maupun long term.

“Ketahanan sistem kesehatan diperlukan dalam menghadapi dinamika perubahan besar dalam bidang kesehatan,” ucap Ova.

Menurutnya, terdapat banyak faktor yang dapat memengaruhi ketahanan sistem kesehatan suatu negara, yaitu keterlibatan masyarakat, sumber daya manusia, kebutuhan obat tata kelola dan finansi, produk obat dan teknologi, bagaimana fungsi sistem kesehtan masyarakat, dan pelayanan kesehatan.

“Keberhasilan ketahanan sistem kesehatan tercermin dari adanya sebuah sistem tak hanya mampu mengantisipasi keadaan bencana yang tak terduga, tapi juga mampu menjamin melakukan penjaminan peningkatkan kualitas kesehatan, menghasilkan inovasi yang berdampak positif secara kontinu,  menerapkan people-centerdness dalam pengambilan keputusan, serta menyediakan pelayanan kualitas kesehatan yang berkualitas tinggi,” pungkasnya.

Seminar Nasional dalam rangka Milad ke-65 UIN Jakarta itu juga menghadirkan narasumbe lain. Di antaranya Tenaga Profesional Bidang Ketahanan Nasional dan Kepemimpinan Lembaga Pertahanan Nasional (Lemhanas) Indonesia Lumban Sianipar, Rektor Universitas Pertahanan Amarulla Octavian, Gubernur Akademi Angkatan Udara Eko Dono, dan Rektor Universitas Bangka Belitung Ibrahim.

Seminar dibuka oleh Rektor UIN Jakarta Amany Lubis serta dihadiri oleh para wakil rektor, sejumlah guru besar, para dekan, dan sejumlah dosen. Seminar dipandu Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Ali Munhanif. (ns/diah ayu pramesti)