Kerjasama dengan Tular Nalar-MAFINDO, Prodi Jurnalistik FDIKOM UIN Jakarta Perkuat Literasi Digital Gen Z dalam Program Sekolah Kebangsaan
Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi, Berita UIN Online – Kampus sebagai salah satu ujung tombak agen perubahan, memiliki peran penting dalam persoalan kebangsaan. Karena itu, peran mahasiswa maupun dosen, dituntut untuk memiliki kemampuan dalam menyampaikan informasi yang akurat dan menangkal narasi yang mengandung elemen Suku, Agama, Ras, dan Antargolongan (SARA) saat pemilihan umum (pemilu) sedang berlangsung.
Demikian narasi penting sebagai tujuan dalam program Sekolah Kebangsaan dengan tema “Penginderaan Hoaks untuk Pemilu" yang dilaksanakan oleh Program Studi Jurnalistik Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi (FDIKOM) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta pada Selasa dan Kamis, (09 dan 10/10/2024) di ruang teater lantai enam Gedung FDIKOM.
Kegiatan ini diikuti oleh mahasiswa Jurnalistik UIN Jakarta sebanyak 110 peserta yang diadakan selama dua hari. Mahasiswa turut antusias dalam mengikuti kegiatan Sekolah Kebangsaan Tular Nalar. Dengan tujuh fasilitator yang terdiri dari tiga dosen dan empat mahasiswa terlatih, yang sebelumnya sudah tersertifikasi sebagai trainer Tular Nalar. Tujuh fasilitator tersebut adalah; Dr. Bintan Humiera, M.Si., Fauziah Muslimah, M.I.Kom., Isna Rahmawati, M.Ling., Meisa Aqila, Ari Subagyo, Zharfan Zahir, dan Nurul Khusna Fudolah.
Adapun, program Sekolah Kebangsaan Tular Nalar ini bertujuan untuk memberikan bimbingan kepada peserta melalui pengalaman belajar yang terstruktur dan menyenangkan. Acara ini membagi peserta ke dalam tujuh kelompok, masing-masing beranggotakan tujuh pemilih pemula untuk Pilkada 2024. Tujuannya adalah untuk membekali mereka dengan pengetahuan tentang pemilu, demokrasi, pengenalan hoaks, serta pemahaman dampak dari penyebaran informasi yang salah.
Setiap kelompok dibimbing oleh seorang fasilitator yang akan menyampaikan materi secara terstruktur dan menarik mengenai keempat segmen utama. Setelah materi utama disampaikan, peserta akan mengikuti uji pemahaman dengan kuesioner sebelum dan sesudah sesi, untuk mengukur sejauh mana mereka memahami materi setelah mendapatkan informasi dari para fasilitator.
Wakil Dekan III bidang kemahasiswaan FDIKOM, Dr. Muhtadi, M.Si mengucapkan rasa terima kasih kepada pihak penyelenggara kegiatan dalam sambutannya saat membuka acara. Muhtadi juga berharap dengan terselenggaranya kegiatan ini bisa mengedukasi mahasiswa agar tidak terpapar hoaks saat pemilu berlangsung. “Semoga kegiatan ini bisa membantu mahasiswa berpikir kritis dan mengantisipasi hoaks yang akan menerpa kita selama berlangsungnya pemilu bulan depan,” ujarnya.
Selain itu, Ketua Program Studi Jurnalistik FDIKOM, Dr. Bintan Humeira, M.So., menambahkan harapan pada kegiatan ini bisa bermanfaat untuk mahasiswa maupun masyarakat umum.
“Prodi Jurnalistik berharap agar program seperti ini dapat memberikan dampak positif bagi para peserta dan juga mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Apalagi, saat ini sedang ada momentum Pilkada serentak 2024. Besar harapan mahasiswa dan masyarakat bisa membedakan mana informasi yang benar dan mana yang hoaks,” tambah Dosen Riset Media ini.
Salah satu peserta Sekolah Kebangsaan Tular Nalar, Rifqi Titah-mahasiswa Jurnalistik, mengungkapkan bahwa kegiatan semacam ini sangat bermanfaat bagi mahasiswa, terutama mahasiswa yang baru mengikuti pemilu. “Saya sangat senang bisa mengikuti kegiatan ini, sebagai pemilih baru di pilkada nanti saya jadi tahu apa saja yang harus saya siapkan,” ujarnya.
Diketahui, Tular Nalar adalah program pelatihan literasi digital yang diinisiasi oleh Masyarakat Anti Fitnah Indonesia (MAFINDO) dan didukung oleh Google.org, dengan Love Frankie sebagai mitra pelaksana, telah muncul sebagai platform online pembelajaran utama yang bertujuan untuk meningkatkan kemampuan masyarakat dalam mengidentifikasi dan menyikapi hoaks melalui literasi digital dan pemikiran kritis. Program ini dikembangkan bekerja sama dengan Institut Kebudayaan dan Kemanusiaan MAARIF pada tahap awal, Tular Nalar telah mengalami pertumbuhan yang pesat dalam tiga tahun ini, dengan preferensi khusus untuk melibatkan first-time voters (Gen Z), pre-lansia, dan lansia.
Selain itu, MAFINDO adalah organisasi nirlaba yang didedikasikan untuk memerangi misinformasi dan hoaks. Berdiri pada tahun 2016, MAFINDO memiliki lebih dari 95.000 anggota online dan 1.000 sukarelawan. MAFINDO memiliki 20 kantor yang tersebar di seluruh Indonesia dan mencakup berbagai bidang, termasuk namun tidak terbatas pada pencegahan hoax, hoax busting, edukasi publik, seminar, lokakarya, advokasi, pengembangan teknologi anti-hoax, penelitian, dan keterlibatan sosial di tingkat akar rumput. (FM)
Foto Dokumentasi:
(Syarifah Nur Kholidah)