Kenormalan Baru: Proses Belajar Mahasiswa Jadi Prioritas

Kenormalan Baru: Proses Belajar Mahasiswa Jadi Prioritas

Ciputat, BERITA UIN Online— Situasi pandemi menyusul massifnya sebaran Covid 19 dan berlakunya era kenormalan baru tidak akan mengurangi komitmen UIN Jakarta dalam memberikan layanan pembelajaran mahasiswa. Komitmen perguruan tinggi dalam melayani pembelajaran mahasiswa dinilai perlu didukung kebijakan anggaran yang adaptif.

Demikian disampaikan Rektor UIN Jakarta Prof. Dr. Hj. Amany Lubis MA saat menjadi pembicara dalam Program Ngobrol Seru IDN Times ‘Adaptasi Kebiasaan Baru di Lembaga Pendidikan Islam’, Kamis (23/7/2020). Selain Rektor, program juga menghadirkan narasumber Menteri Agama (Menag) Fachrul Razi dan Pengasuh Pesantren Tebu Ireng Jombang KH Abdul Halim Mahfudz.

Dipandu Editor in Chief IDN Times Uni Lubis, para narasumber memaparkan praktik dan pengalaman penyelenggaraan pendidikan masing-masing lembaga sejalan situasi pandemi. Menag sendiri menjelaskan aspek kebijakan publik Kementerian Agama sebagai payung lembaga pendidikan Islam di tanah air.

UIN Jakarta sendiri, ungkap Rektor, berusaha semaksimal mungkin menyelenggarakan layanan pembelajaran mahasiswa dengan menerapkan strategi Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ). “Di bidang pendidikan pun kita tidak mau down. Karena itu kampus mulai dibuka (kembali, red.). Perpustakaan, laboratorium. Saya tidak ingin layanan mahasiswa terkendala,” katanya.

Diakui Rektor, era pandemi maupun tatanan kenormalan baru menghadirkan tantangan layanan akademik dan administrasi akademik untuk lebih inovatif, cepat, dan tepat.  Pemanfaatan infrastruktur teknologi digital menjadi kemutlakan yang harus secepatnya diadaptasi di berbagai lini layanan.

“Pemanfaatan IT mutlak harus ada. Beberapa kendala yang ditemukan harus ditemukan solusinya,” tandasnya.

Perlu Kebijakan Anggaran Adaptif

Merespon pemanfaatan infrastruktur demikian, lanjutnya, UIN Jakarta sendiri selama pemberlakukan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) melakukan kerjasama dengan provider dan mengalokasikan anggaran kuota bagi pelaksanaan layanan akademik. Kendati demikian, kebijakan terakhir dilakukan seefisen mungkin agar tidak melewati kebijakan anggaran yang sudah ditetapkan.

Untuk itu, Rektor berharap desain kebijakan penganggaran pendidikan di era kenormalan baru diadaptasikan guna memberi keleluasaan penyelenggaraan PJJ yang banyak berbasis digital. Menurutnya, pendidikan jarak jauh menjadi jalan paling memungkinkan dalam melangsungkan proses pendidikan di era pandemi sehingga harus diselenggarakan sistematis, bukan sporadis.

“Kami harap pendidikan harus dilaksanakan secara serius. Melampaui yang dilakukan, juga melampaui yang direncanakan. Transformasi dimaksud adalah Program Pembelajaran Jarak Jauh harus dibuat sistematik, bukan sporadis dan tiba-tiba,” paparnya.

Kebijakan penganggaran demikian, sambungnya, perlu dilihat sebagai investasi terbaik dalam membangun kualitas generasi masa depan bangsa. “Investasi pendidikan harus dilihat sebagai investasi jangka panjang. Harus diperhatikan lagi,” tandasnya. (zm)