Kenali Berita Hoaks dengan Cara Seperti Ini

Kenali Berita Hoaks dengan Cara Seperti Ini

Gedung FAH, BERITA UIN Online – Berita hoaks alias berita bohong hingga kini terus bermunculan di dunia maya. Kontennya mulai dari menghasut hingga menyanjung. Lantas bagaimana cara publik mengenali sebuah informasi hoaks atau bukan?

“Mengenali informasi hoaks atau bukan cukup mudah. Ada banyak cara yang dapat dilakukan oleh publik,” ujar Editor Bloomberg wilayah Asia Tenggara, Soraya Permatasari, saat menjadi pembicara pada Workshop Jurnalistik Mahasiswa bertajuk “Trik Membuat Berita yang Baik dan Benar” secara virtual dan di Gedung Fakultas Adab dan Humaniora (FAH), Senin (31/1/2022).

Cara pertama mengenali informasi hoaks di antaranya dapat dimulai dari judul. Menurut Soraya, judul berita hoaks biasanya suka bombastis (clickbait). Hal itu bertujuan agar publik tertarik membaca isi berita si penulisnya.

Kemudian dari konten, informasi hoaks umumnya sangat berpihak dan cenderung ekstrem. Bahkan terkadang link berita tidak sesuai dengan judul atau isi berita itu sendiri.

“Jadi, antara judul berita dan isi berita tidak klop atau berbeda. Itu cara penyebar hoaks mengelabui publik,” katanya.

Selain beberapa ciri tadi, berita hoaks juga dapat dikenali dari kalimatnya yang mengandung banyak typo atau kesalahan penulisan dan ejaan. Dengan kata lain, kalimat-kalimat yang disampaikan sering tidak beraturan atau tidak sesuai kaidah bahasa Indonesia.

Begitu pula halnya dalam menyajikan fakta, berita hoaks sering tidak didasarkan kepada sumber berita. Karena itu boleh jadi fakta tersebut cukup diragukan karena tidak valid dan objektif.

Berikutnya, kata Soraya, publik juga dapat mengecek apakah informasi yang sama terdapat juga di media lain.

“Cek medianya dan cek juga siapa penulis berita tersebut,” tambahnya.

Malah tak cukup sampai di situ. Publik dapat mengecek, apakah jenis berita yang ditulisnya masuk kategori jenis berita blog ataukah berupa opini murni, mengandung sarkasme atau bersifat humor.

Selebihnya publik dapat juga mengecek di Google dan banyak cara lainnya.

Soraya sendiri mengakui bahwa penyebaran berita hoaks sejak berkembangnya teknologi informasi kini makin massif. Karena itu diperlukan sikap bijak dan hati-hati oleh si penerimanya di saat menerina informasi yang diragukan kebenarannya.

“Jangan mudah percaya begitu saja, apalagi turut pula menyebarkan. Intinya menerima atau membaca informasi apa pun harus check and recheck serta saring sebelum sharing,” ujarnya.

Workshop Jurnalistik diselenggarakan oleh FAH dan diikuti oleh 122 peserta, baik luring maupun daring. Selain Soraya Permatasari, pembicara lainnya adalah Pemimpin Redaksi BERITA UIN TV, Nanang Syaikhu. (ns)