Kemendikbud Ristek Kembali Tetapkan Lima Guru Besar UIN Jakarta

Kemendikbud Ristek Kembali Tetapkan Lima Guru Besar UIN Jakarta

Gedung Rektorat, BERITA UIN Online— UIN Syarif Hidayatullah Jakarta kembali menambah jumlah guru besar menyusul penetapan lima dosennya menjadi guru besar oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi RI (Kemendikbud Ristek). Penetapan ini menambah jumlah guru besar dalam berbagai bidang keilmuan di lingkungan prodi dan fakultas.

Data yang berhasil dihimpun BERITA UIN Online, Jumat (22/9/2023), kelima guru besar UIN Jakarta itu adalah Iim Halimatusa'diyah M.A., Ph.D, Dr. Ir. Siti Rochaeni M.Si., Dr. Kadir M.Pd., Dr. Lukman M.Si., dan Dr. Zahrotun Nihayah M.Si. Masing-masing ditetapkan menjadi Guru Besar bidang Ilmu Sosiologi Pembangunan, Ilmu Manajemen Agribisnis, Ilmu Pendidikan Matematika, Ilmu Perencanaan Pembangunan, dan Ilmu Psikologi.

Penetapan Iim sebagai Guru Besar Ilmu Sosiologi Pembangunan dilakukan melalui SK Mendikbud Ristek Nomor 52829 Tahun 2023. Lalu, Siti Rochaeni sebagai Guru Besar bidang Ilmu Manajemen Agribisnis ditetapkan dalam SK Mendikbud Ristek Nomor 52827 Tahun 2023 dan Kadir sebagai Guru Besar bidang ilmu Pendidikan Matematika ditetapkan dengan SK Mendikbud Ristek Nomor 52826 Tahun 2023.

Lalu, penetapan Lukman sebagai guru besar Ilmu Perencanaan Pembangunan dilakukan melalui SK Mendikbud Ristek Nomor 52830 Tahun 2023. Adapun Zahrotun ditetapkan jadi Guru Besar bidang Ilmu Psikologi melalui SK Mendikbud Ristek Nomor 52829 Tahun 2023.

Diketahui, Iim merupakan pengajar pada Prodi Sosiologi apda Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) UIN Jakarta. Selain itu, Iim dipercaya mengajar di Sekolah Pascasarjana UIN Jakarta. Beberapa mata kuliah yang diampunya seperti Pengantar Sosiologi; Sosiologi Keluarga; Sosiologi Budaya; Sosiologi Etnisitas; Sosiologi Kependudukan; Metode Penelitian Sosial; Religious Movement, Radicalism and Terrorism.

Iim menyelesaikan pendidikan Doktoral pada bidang Sosiologi di Iowa State University pada tahun 2019, setelah sebelumnya menempuh pendidikan Magister pada bidang Sosiologi di University of Birmingham pada tahun 2007 serta program Interdisciplinary Islamic Studies di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta pada 2006. Sementara itu, pendidikan Sarjana ia tempuh di Pendidikan Bahasa Inggris UIN Syarif Hidayatullah Jakarta tahun 2003.

Siti Rochaeni merupakan pengajar pada Prodi Agribisnis, Fakultas Sains dan Teknologi (FST). Sebagai pengajar ia tercatat mengampu sejumlah mata kuliah seperti Dasar-Dasar Manajemen; Ekonomi Agribisnis; Pembangunan Pertanian dalam Islam; Usaha Tani; Pembangunan Pertanian; Perencanaan Pembangunan Pertanian. Selain itu, ia juga tercatat aktif melakukan riset di bidang ekonomi pertanian.

Setelah menyelesaikan pendidikan dasar dan menengah di kota Ambon, Siti Rocheni tercatat meraih gelar sarjana dari Universitas Pattimura Ambon. Sedang untuk gelar magister dan doktor, diraihnya masing-masing dar Institut Pertanian Bogor dan Universitas Negeri Jakarta.

Kadir, tercatat merupakan pengajar pada Jurusan Pendidikan Matematika, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan. Selain di jurusan Pendidikan Matematika, di fakultas yang sama, ia juga mengajar pada jenjang magister dan doktor. Bahkan ia juga menjadi tim pengajar pada Sekolah Pascasarjana UIN Jakarta.

Sejumlah mata kuliah rumpun matematika diampunya. Diantaranya Pendalaman Materi Pedagogik, Statistik Terapan, Statistik Pendidikan, Metode Penelitian Pendidikan, Quantitative Analysis in Social Sciences and Humanity, Metode Statistika, Evaluasi Pembelajaran Matematika, dan Fungsi Peubah Kompleks.

Kadir menamatkan pendidikan sarjananya di Universitas Halu Oleo, Sulawesi Tenggara. Sedang gelar magister dan doktor, masing-masing diraihnya dari Universitas Pendidikan Indonesia dan Universitas Negeri Jakarta.

Adapun Lukman, merupakan pengajar Prodi Ekonomi Pembangunan, Fakultas Ekonomi dan Bisnis dengan bidang keilmuan Perencanaan Pembangunan. Sebagai pengajar, Lukman mengampu beberapa mata kuliah seperti Matematika Ekonomi dan Bisnis; Matematika Ekonomi dna Bisnis Lanjutan, Matematika Ekonomi, Ekonometrika, Ekonomi Pembangunan, Ekonomi Regional, dan Statistika Ekonomi.

Selepas menamatkan pendidikan dasar dan menengah di Singkarak, Lukman menempuh studi sarjana di Universitas Mahaputra Muhammad Yamin. Seiring penugasannya sebagai dosen, ia melanjutkan pendidikan magister dan doktor di Universitas Andalas dan Universitas Padjadjaran.

Sementara Zahrotun, ia tercatat sebagai pengajar Prodi Psikologi, Fakultas Psikologi. Selain itu, ia juga mengajar di Sekolah Pascasarjana UIN Jakarta. Beberapa mata kuliah diampunya seperti Psikologi Perkembangan, Penelitian-Penelitian Terkini dalam Psikologi Pendidikan, Psikologi Keluarga, Islamic Philosophy and Psychology, Islamic Psychology: Human Behaviour and Experience, dan Public Health and Psychological Therapy in Islam.

Zahrotun menamatkan pendidikan sarjana di IKIP Jakarta (kini Universitas Negeri Jakarta). Sedang Magister dan doktor diraihnya dari Universitas Indonesia dan Universitas Persada Indonesia YAI.

Sebelumnya, Kemendikbud Ristek dan Kemenag telah menetapkan 10 orang guru besar baru. Kesepuluh dosen itu adalah Dr. Syopiansyah Jaya Putra M.Si., dr. Hari Hendarto Ph.D Sp.PD-KEMD, Burhanuddin Muhtadi Ph.D., Dr. Alek M.Pd, dan Dr. Darsita Suparno M.Hum. Selanjutnya, Dr. Megga Ratnasari Pikoli M.Si, Dr. Zilhadia M.Si Apt., Hoirun Nisa M.Kes. Ph.D., Maila Dinia Husni Rahiem Ph.D., dan Siti Nurul Azkiyah M.Sc.Ph.D.

Syopiansyah menjadi guru besar ilmu Sistem Informasi Manajemen, Hari Hendarto menjadi guru besar ilmu Penyakit, Burhanuddin menjadi guru besar ilmu Politik, Alek guru besar ilmu Pendidikan Bahasa Inggris. Lalu, Darsita menjadi guru besar bidang ilmu Linguistik, Megga Ratnasari menjadi guru besar ilmu Mikrobiologi Lingkungan, Zilhadia menjadi guru besar ilmu Analisis Farmasi, Hoirun Nisa menjadi guru besar bidang ilmu Epidemologi, Maila ditetapkan menjadi guru besar ilmu Pendidikan Anak Usia Dini dan Kesejahteraan Sosial, lalu Siti Nurul Azkiyah menjadi guru besar bidang Ilmu Pendidikan Bahasa Inggris.

Rektor UIN Jakarta Prof. Asep Saepudin Jahar MA Ph.D sangat mengapresiasi atas keberhasilan para dosen dalam meraih pangkat guru besar. “Sebab pencapaian menjadi guru besar bukan perkara mudah. Ada banyak jalan berliku dan terjal yang harus mereka lalui untuk menjadi seorang guru besar,” ujarnya.

Kendati begitu, Rektor mengingatkan, ketika seorang dosen diangkat menjadi guru besar ia dituntut menjadi motor dalam pengembangan akademik. Guru besar diharapkan terus mendorong kajian keilmuan maupun riset-riset inovatif.

Selain itu. seorang guru besar justru memikul tanggung jawab lebih besar dengan menjadi figur teladan untuk bersikap rendah hati. Ini misalnya direalisasikan dengan mudahnya seorang profesor untuk berkomunikasi dengan para mahasiswa dalam membantu studi mereka. (FNH/ZM)