Jajang Jahroni Jabat Guru Besar Sejarah Kebudayaan Islam

Jajang Jahroni Jabat Guru Besar Sejarah Kebudayaan Islam

Gedung Rektorat, BERITA UIN Online— UIN Jakarta kembali menambah jumlah dosen dengan jabatan akademik guru besar atau profesor. Ini setelah Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi RI (Kemendikbud-Riset) meningkatkan jabatan akademik Jajang Jahroni, M.A., Ph.D. sebagai Guru Besar Sejarah Kebudayaan Islam terhitung mulai 1 Agustus 2021.

Kenaikan jabatan akademik Jajang dituangkan dalam Surat Keputusan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi RI Nomor 58909 Tahun 2021 tentang Kenaikan Jabatan Akademik/Fungsional Dosen. Kenaikan didasarkan Penetapan Angka Kredit Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi Kemendikbud-Riset Nomor 369 tahun 2021.

Selain itu, kenaikan jabatan Guru Besar Jajang juga memperhatikan Surat Direktur Pendidikan Tinggi Keagamaan Islam, Ditjen Pendis, Kementerian Agama RI Nomor B-799 Tahun 2020. "Bahwa pegawai negeri sipil yang namanya tersebut pada diktum kesatu keputusan ini memenuhi syarat untuk diberikan kenaikan jabatan," catat Surat Keputusan seperti dikutip BERITA UIN Online, Senin (13/9/2021).

"Terhitung mulai tanggal 1 Agustus 2021 (Jajang Jahroni, red.) dinaikkan jabatnnya menjadi Profesor/Guru Besar dalam bidang Ilmu Sejarah Kebudayaan Islam," tambah Surat Keputusan lagi.

Diketahui, Jajang Jahroni yang kini menjabat Ketua Lembaga Penelitian dan Pengabdian pada Masyarakat atau LP2M UIN Jakarta ini merupakan pengajar di Prodi Sejarah dan Peradaban Islam, Fakultas Adab dan Humaniora. Ia mengampu sejumlah mata kuliah seperti Teori-Teori Ilmu Sosial dalam Sejarah, Teori Kebudayaan, Warisan Budaya dan Masyarakat, Kajian Islam Komprehensif, Sosiologi dan Antropologi, dan lainnya.

Selain mengajar, Jajang aktif meneliti dan mempublikasikan sejumlah karya akademik berupa artikel jurnal dan buku baik sebagai penulis, penerjemah maupun editor. Diantara karya tulisnya seperti Gerakan Salafi Radikal di Indonesia, Defending The Majesty of Islam: Indonesia' Front Pembela Islam 1998-2003, dan The Political Economy of Knowledge: Sharia and Saudi Scholarship.

Dalam kegiatan penelitian, Jajang bergabung dalam Pusat Pengkajian Islam dan Masyarakat (PPIM) dan melakukan penelitian tentang Islam dan demokrasi, Islam dan gender, penguatan lembaga pendidikan Islam seperti madrasah dan pesantren. ia juga meneliti gerakan Islam Radikal bekerjasama dengan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia dan The Asian Muslim Action Network dan menghasilkan karya Defending the Majesty of Islam.

Jajang yang lahir di Banten tahun 1967 lalu ini menempuh pendidikan cukup beragam. Setelah lulus dari Madrasah Aliyah di lingkungan Pesantren Buntet Cirebon, Jajang melanjutkan pendidikan sarjananya di Jurusan Sejarah Islam Fakultas Adab IAIN Jakarta hingga lulusnya tahun 1991.

Selanjutnya, Jajang menempuh pendidikan magister di Universitas Leiden dengan menulis tesis tentang peran Haji Hasan Mustafa, tokoh Islam lokal Sunda di Jawa Barat. Terakhir, Jajang menamatkan pendidikan doktoralnya di Departemen Antropologi, Universitas Boston (2015) dengan menulis disertasi The Political Economy of Knowledge: Salafism in Post-Soeharto Urban Indonesia.

Terpisah, Rektor UIN Jakarta Profesor Amany Lubis menyambut baik atas pencapaian jabatan akademik yang diraih Jajang. Rektor Amany berharap pencapaian bisa terus meningkatkan kiprah akademi Jajang dalam pengembangan pengajaran dan penelitian Sejarah Islam di lingkungan UIN Jakarta. (zm)