Jaga Kesehatan Mata Anak di Masa Pandemi Covid-19
Gedung Rektorat, BERITA UIN Online – Sejak merebaknya wabah Covid-19, semua aktivitas kini banyak dilakukan di rumah. Tak terkecuali dengan anak-anak yang harus belajar dari rumah dengan menggunakan perangkat elektronik, seperti komputer jinjing, dawai, dan tablet.
Namun, jangan dikira bahwa menggunakan perangkat tersebut kesehatan mata anak akan aman dari berbagai gangguan. Jika screen time yang berlebih dan kurangnya aktivitas anak di luar raungan, boleh jadi justru akan menimbulkan masalah pada kesehatan mata anak. Misalnya mulai dari mata lelah hingga gangguan miopia atau rabun jauh.
Spesialis mata dari Kebumen Eye Center Purbowangi Hospital, Jawa Tengah, dr Desrina SpM, mengatakan, gangguan miopa merupakan kelainan refraksi yang sering ditemukan pada anak-anak.
“Resiko miopia ini sebenarnya ada dua faktor penyebab, yakni faktor genetik (keturunan) dan visual behavior (perilaku melihat),” katanya saat menjadi narasumber pada seminar nasional secara daring bertajuk “Menjaga Kesehatan Mata Anak di Masa Pandemi Covid-19” yang diselenggaakan Pusat Studi Gender dan Anak (PSGA) UIN Jakarta, Jumat (5/6/2020).
Seminar dibuka Rektor UIN Jakarta Amany Lubis dan dihadiri oleh kalangan aktivis PSGA di Indonesia. Hadir pula Ketua PSGA UIN Jakarta Ulfah Fajarini.
Menurut Desrina, salah satu cara untuk meminimalisir progresivtas miopia ini dapat dilakukan dengan cara memperbanyak aktivitas di luar ruangan pada siang hari, minimal sekira dua jam per hari. Cara lainnya, kata dia, progresivitas miopi dapat diminimalisir dengan menggunakan tetes mata atropin sebesar 0.01 %.
“Akan tetapi penggunaannya perlu resep dan pengawasan dokter spesialis mata. Dapat juga dipertimbangkan penggunaan lensa kontak khusus sesuai anjuran dokter spesialis mata,” katanya.
Desrina mengatakan, gangguan mata yang disebabkan oleh penggunaan perangkat berbasis komputer sering disebut computer vision syndrome(CVS).
Gejala yang biasanya menyertai di antaranya pegal pada mata, penglihatan kabur atau ganda, mata terasa tidak nyaman, kering, atau terasa panas yang disertai sakit kepala, leher, pundak, dan punggung.
Oleh karena itu, dokter spesialis mata lulusan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesa (2016) itu menyarankan agar orang tua sedapat mungkin lebih banyak mengawasi anak saat bermain dawai.
Menurut Desrina, ada beberapa cara dilakukan agar anak tidak melakukan screen time berlebihan saat berada di rumah. Pertama, ajak anak-anak untuk banyak beraktivitas di luar ruangan. Sinar alami bisa merangsang pelepasan dopamine yang bermanfaat untuk mencegah pertumbuhan miopia pada anak-anak.
Kedua, batasi screen time maksimal hanya 30-45 menit setiap sesi dan pastikan penerangan yang cukup di ruangan anak-anak saat membaca atau menggunakan dawai.
Ketiga, pastikan jarak untuk membaca paling tidak 30 sentimeter, jarak layar monitor 50 sentimeter, dan jarak menonton TV minimal 2 meter.
Keempat, pastikan anak-anak beristirahat dan melakukan relaksasi mata mimal 3-10 menit setelah 30-40 menit membaca atau mengerjakan PR.
“Kemudian jangan lupa, lakukan pemeriksaan refraksi secara berkala,” ujar Direktur PT Aneka Husada itu. (ns)