Isu Pengelolaan Nikel Merugikan Masyarakat, Arkadia UIN Jakarta Suarakan Masyarakat Terdampak

Isu Pengelolaan Nikel Merugikan Masyarakat, Arkadia UIN Jakarta Suarakan Masyarakat Terdampak

Auditorium Harun Nasution, Berita UIN Online — Arkadia, sebagai unit kegiatan mahasiswa yang bergerak di bidang kepecintaalaman, Kelompok Pencinta Alam - Arti Keagungan dan Keindahan Alam (Arkadia) mengadakan Seminar Nasional bertajuk Dampak Perkembangan Nikel terhadap Lingkungan dan Iklim di Auditorium Harun Nasution, Kamis (17/10/2024).

Seminar ini bertujuan untuk mengkaji dampak negatif pengerukan nikel terhadap lingkungan, terutama di Indonesia, serta sebagai sarana sosialisasi kepada masyarakat untuk lebih peduli terhadap pelestarian lingkungan. 

Dalam sambutannya, Ketua Umum Arkadia, M. Adi Wibowo menyampaikan bahwa seminar ini ditujukan sebagai bentuk suara para pecinta alam mengenai isu pengelolaan nikel yang belum sesuai standar dan berdampak negatif bagi masyarakat sekitar.

“Kami sebagai Kelompok Pecinta Alam Arkadia, mengadakan seminar dampak perkembangan nikel terhadap lingkungan dan iklim ini bertujuan untuk menyadarkan masyarakat mengenai pengelolaan nikel yang memiliki dampak negatif kepada masyarakat,” ujar Adi.

Ketua Tim Kemahasiswaan dan Alumni, Muhammad Furqon, S.Pd.I., M.A., berharap seminar ini dapat membuka diskusi tentang upaya pencegahan dampak negatif nikel, sekaligus menjadi ajang edukasi bagi masyarakat agar lebih mencintai lingkungan. 

“Dengan diselenggarakannya seminar ini tentu harapan kita semua masyarakat sekitar kampus dan lebih jauh masyarakat Indonesia, dapat berperan aktif menjaga dan mencintai lingkungan,” ujarnya.

Acara ini dihadiri oleh berbagai perwakilan Arkadia dari universitas-universitas terundang, yang diharapkan menjadi sarana relasi dan bertukar pandangan para kelompok pecinta alam.

Pada sesi pertama yang diisi oleh Manajer Kampanye Infrastruktur Walhi Eksekutif Nasional, Dwi Sawung, disampaikan bagaimana pengerukan nikel secara besar-besaran di Halmahera, Maluku Utara, membawa dampak negatif yang sangat serius bagi masyarakat setempat. Daerah yang dikenal sebagai salah satu penghasil nikel terbesar ini justru mengalami kerusakan lingkungan yang parah, dari pencemaran air hingga hancurnya ekosistem lokal.

Sesi selanjutnya diisi oleh Achmad Maulana, Asisten Manajer dan peneliti sosial-ekologi di ARC UI. Ia memaparkan hasil riset mendalam mengenai pengelolaan nikel di Indonesia. Kesimpulannya jelas: pengelolaan yang ada saat ini tidak berkelanjutan dan mengutamakan keuntungan ekonomi di atas kelestarian alam. Ia juga memaparkan, bahwa kehadiran Arkadia yang tersebar di seluruh universitas di Indonesia, dapat membawa perubahan besar untuk menjaga alam.

Seminar ini menekankan pentingnya keterlibatan mahasiswa dan generasi muda untuk terus mendorong perubahan, menjaga dan mencintai lingkungan, agar dapat dirasakan oleh generasi-generasi Indonesia selanjutnya.

(Aida Adha Siregar/Fauziah M./Syarifah Nur Kholidah/Foto: Melva Evangelyn, Hermanudin)

 

Tag :