Ini Hasil Riset Mahasiswa Fikes Terhadap Pos Usaha Kesehatan Kerja di Tiga Kota

Ini Hasil Riset Mahasiswa Fikes Terhadap Pos Usaha Kesehatan Kerja di Tiga Kota

Gedung Fikes, BERITA UIN Online—   Forum Studi Keselamatan dan Kesehatan Kerja, Fakultas Ilmu Kesehatan (Fikes) UIN Jakarta merekomendasikan Dinas Kesehatan setempat memperkuat kerjasama lintas sektor dalam optimalisasi upaya kesehatan melalui Pos Unit Kesehatan Kerja (UKKK). Puskesmas juga dapat memotivasi kader, pelaku UMKM, dan masyarakat pekerja dalam layanan pos tersebut.

Demikian rekomendasi rekomendasi Forum Mahasiswa Kesehatan Masyaraka UIN Jakarta yang disampaikan Koordinator Peneliti Amirah Nur Hakim, Senin (15/11/2021). "Kami memberikan saran, kepada Dinas Kesehatan, kiranya mendorong kerjasama lintas sektor, seperti Kementerian Pertanian dan Kementerian Kelautan Perikanan karena mereka tahu lebih banyak pekerja yang bisa disasar Pos UKK binaan Puskesmasnya," katanya.

terlihat, Pos UKK merupakan salah satu bentuk pelayanan kesehatan tingkat primer di lingkungan pekerja. Pos UKK ini dibentuk oleh pekerja dan memperoleh pembinaan secara terpadu oleh Dinas Kesehatan melalui puskesmas.

Dinas Kesehatan setempat juga perlu meninjau dan kinerja kesehatan di tingkat Puskesmas selain memperbaiki tata kelola ketenagakerjaan sehingga upaya kesehatan dapat dilaksanakan secara optimal. Di sisi lain, puskesmas juga diminta meningkatkan layanan kesehatan khusus masyarakat pekerja, mengelola swadaya untuk penyediaan fasilitas sarana Pos UKK dan melakukan kajian wilayah kerja masing-masing.

Riset Mahasiswa Gambaran Pelaksanaan Pos UKK Binaan Puskesmas di Wilayah DKI Jakarta, Kota Tangerang, dan Kota Tangerang Selatan menemukan sejumlah temuan. Riset dengan pendekatan ini ditopang data primer dari hasil wawancara mendalam dan observasi dan data sekunder berupa analisis dokumen Pos UKK. Penelitian dilakukan sepanjang Oktober-November 2021.

Dari sisi Persebaran Pos UKK, riset menemukan Pos UKK 100% tersebar di seluruh Puskesmas Wilayah DKI Jakarta. Jakarta Pusat 7 Puskesmas masing-masing memiliki 1-2 Pos UKK per Puskesmas, Jakarta Barat 8 Puskesmas dengan 1-7 Pos UKK per Puskesmas, Jakarta Utara 6 Puskesmas dengan 1-5 Pos UKK per Puskesmas, Jakarta Selatan 12 Puskesmas dengan 1-7 Pos UKK per Puskesmas, dan Jakarta Timur 9 Puskesmas dengan 1-4 Pos UKK per Puskesmas.

Berbeda dengan di Jakarta, Kota Tangerang memiliki 38 Puskesmas di 14 kecamatannya, namun hanya 74% diantaranya yang memiliki Pos UKK dan 26% belum memiliki Pos UKK. Sedang di Tangerang Selatan terdapat 29 Puskesmas dengan 55% memiliki Pos UKK dan 45% tidak memiliki Pos UKK.

Dari sisi keaktifan Pos UKK, Puskesmas dengan Pos UKK menunjukan tingkat keaktifan yang beragam. Di DKI Jakarta, jumlah partisipasi kader relatif kurang aktif, aktifitas pelayanan kesehatan terintegrasi juga tidak aktif. Namun pada Pos UKK tertentu keberadaan dana bergilir dan pelaporan menunjukan tren aktif.

Keragaman keaktifan Pos UKK juga ditemukan di Kota Tangerang dan tangerang Selatan. Berbeda dengan di Wilayah DKI Jakarta, jumlah dan partisipasi kader Pos UKK relatif aktif, begitu juga pelaporan selama satu bulan sekali. Hanya saja sarana prasana, keberadaan dana bergilir, dan aktifitas layanan kesehatan terintegrasi tidak aktif.

Dari sisi perkembangkan Pos UKK, penelitian menemukan Pos UKK wilayah menunjukkan tingkat Pratama, bukan Madya, Purnama, dan Mandiri. Hal ini ditopang oleh Frekuensi Penyuluhan, jumlah kader, penggunaan APD, dan Sarasehan Intervensi yang ditentukan oleh kecenderungan tersebut.

Lebih jauh riset menggelar Pos UKK menemu sejumlah masalah. Tertinggi adalah pandmei Covid 19, disusul ketidaksingkronan jadwal layanan, pedoman penunjukan pelaksanaan Pos UKK, tingkat partisipasi pekerja yang rendaj, mencukupi, dan keberadaan kader Pos UKK yang kurang kooperatif.

Selain hasil risetnya, Forum Mahasiswa Kesehatan Masyarakat juga melaksanakan Seminar Profesi Keselamatan dan Kesehatan Kerja. Seminar yang direncanakan berlangsung selama enam hari dengan mengundang sejumlah narasumber kesehatan masyarakat.

Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan Dr Zilhadia mengapresiasi kegiatan yang digelar para mahasiswa. Menurutnya, kegiatan ini mengajarkan para mahasiswa yang terlibat lebih luas dalam masalah kesehatan publik.

"Sebagai institusi pendidikan, Fakultas Ilmu Kesehatan dan Prodi di dalamnya tidak boleh menjadi menara gading yang dirasakannya oleh masyarakarat. Maka topik-topik ini menjadi bukti kita ikut dalam aksi kesehatan masyarakat," apresiasinya. (zm)