HMPSIK Gelar Indonesian Nursing Olympiad 2021

HMPSIK Gelar Indonesian Nursing Olympiad 2021

Ciputat, BERITA UIN Online-- Guna meningkatkan integritas dan intelektualitas mahasiswa keperawatan menuju Indonesia Sehat 2030, Himpunan Mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan (HMPSIK) Fakultas Ilmu Kesehatan UIN Jakarta menggelar Indonesian Nursing Olympiad (INO) 2021 Februari hingga April 2021.

Menurut Ketua Panitia Nurul Ilmi Gunawan, dalam olimpiade ini terdapat beberapa cabang perlombaan yang diadakan, seperti mahasiswa berprestasi, video edukasi, poster edukasi, dan essay ilmiah.

“Olimpiade ini diikuti mahasiswa keperawatan dari berbagai universitas di Indonesia,” ujar Nurul.

Masing-masing cabang perlombaan, lanjut Nurul, memiliki tiga juri yang menilai setiap karya yang telah diajukan. Dari setiap cabang perlombaan yang ada, kata mahasiswa Ilmu Keperawatan semester enam itu, diambil tiga pemenang dengan hasil karya terbaik dari berbagai universitas yang ada di Indonesia.

Ditambahkannya, sebagai acara puncak, digelar Webinar Nasional bertema “Asuhan Keperawatan Diabetes Melitus dengan 3S (SDKI, SIKI, SLKI)” pada Minggu, (4/4/2021).

Hadir dalam webinar tersebut Ernawati SKp MKep Sp KMB dan Maulina Handayani SKp MSc sebagai narasumber.

Ernawati selaku dosen Keperawatan Fikes menjelaskan basic dari penyakit Diabetes Melitus seperti, pengertian, gejala hingga jenis-jenisnya.

“Peran dari perawat pada penanganan DM dengan melakukan diagnosis keperawatan pada pasien melalui ketidakstabilan kadar gula darah, gangguan integritas kulit/jaringan, dan defisit pengetahuan tentang program diet dan perawatan kaki,” ujar Ernawati.

Sementara, Maulina Handayani membahas tujuan dari Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI) dalam pelayanan keperawatan.

“Alasan mengapa perlu adanya standarisasi dalam keperawatan itu agar menjadi panduan penyusunan intervensi keperawatan, penyeragaman istilah/penyebutan intervensi keperawatan,“ ujar Maulina.

Termasuk juga, lanjutnya, perluasan (ekspansi) ilmu keperawatan, pengembangan sistem informasi, pembelajaran decision making bagi peserta didik keperawatan, penentuan biaya pelayanan kepada perawat, pengkomunikasian keperawatan intraprofesi dan interprofesi kesehatan.

Ditegaskan Maulina, dalam dalam Standar Interverensi Keperawatan (SIKI) harus ada keunggulan yang dimiliki, di antaranya komprehensif, area generalis dan spesialis, fisiologis dan psikososial, kuratif, preventif dan promotif, individu, keluarga, komunitas, direct care dan indirect care independent dan collaborative.

“Dengan berbasis riset, maka akan mudah digunakan (easy to use), dengan menggunakan istilah klinis yang jelas, serta dapat dikaitkan dengan diagnosis dan outcome keperawatan,” pungkasnya. (mf/fikes jurnalis tim)