Halalbihalal FITK: Terus Jalin Silaturahmi di Saat Pandemi

Halalbihalal FITK: Terus Jalin Silaturahmi di Saat Pandemi

Gedung FITK, BERITA UIN Online-- Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) UIN Jakarta menggelar Halalbihalal Virtual 2021 pada Selasa (18/5/2021).

Acara yang diikuti 170 peserta itu dibuka Dekan FITK Dr Sururin Mag. Sururin dalam sambutannya menyampaikan Halalbihalal di FITK menjadi acara rutin tahunan setiap Idul Fitri yang harus tetap dilaksanakan meskipun dalam kondisi pandemi Covid-19.

“Ini sebagai upaya kita untuk tetap bisa menjalin silaturahmi, saling bertatap muka, saling bermaaf-maafan antara pimpinan dan sivitas akademik FITK walaupun secara virtual,” ujar Sururin.

Halalbihalal ini, lanjut Sururin, menjadi sebuah energi positif untuk dapat membangun suasana yang lebih baik lagi dalam pelayanan dan lebih produktif lagi dalam bekerja untuk menghasilkan karya-karya yang berkualitas,” imbuhnya.

Didapuk sebagai penceramah Wakil Koordinator Kopertais UIN Jakarta Prof Dr Ahmad Thib Raya. Dekan Periode 2015-2019 itu menyampaikan hikmah dan tujuan diadakannya tradisi halalbihalal.

“Tradisi halalbihalal tidak hanya menjadi tradisi baik, tapi juga terkandung makna yang luas dan dalam serta kaitannya dengan silaturahim dan dalam kaitannya dengan menjaga hubungan baik di antara kita,” kata Thib.

Menurut Guru Besar Bahasa Arab ini Ramadhan adalah sarana latihan dalam rangka melatih empat kecerdasan fitrah manusia.

”Ibadah Ramadhan adalah sarana latihan ibadah tahunan dalam rangka mengasah kecerdasan spiritual, mengasah kecerdasan intelektual, mengasah kecerdasan emosional, dan mengasah kecerdasan sosial,” terangnya.

Halalbihalal secara hakiki, lanjutnya, adalah upaya yang dilakukan oleh orang beriman dalam rangka menjaga keseimbangan kepada Tuhan dan menjaga keseimbangan dengan sesama, dan dalam rangka menjaga kebahagiaan dengan sesama manusia.

Disampaikannya tiga pandangan hidup yang selama ini diamalkannya, yaitu prinsip hidup; iman dan taqwa, perilaku; hidup beramal shaleh, dan etika hidup; berakhlak mulia.

Selain itu, ia juga menyampaikan tujuh sifat dan perilaku buruk dan negatif yang harus dihindari dengan rumus 7J.

“Jaga Tujuh J agar terjalin hubungan baik dengan orang lain, jangan suuzan, jangan iri, jangan sombong/takabur, jangan marah, jangan berbohong, jangan pelit, dan jangan suka pamer (kemewahan) kepada orang lain,” tegasnya.

Pria kelahiran Bima ini menggarisbawahi hikmah Halalbihalal dengan penerapan sifat saling menghormati dan menyayangi di lingkungan FITK UIN Jakarta.

“Muda menghormati yang lebih tua, tua menyayangi yang lebih muda, bawahan menghormati atasan, atasan menyayangi bawahan, dan saling memberi dan melayani,” pungkasnya.

Usai ceramah, acara diakhiri dengan pembacaan doa oleh Ketua Ma’had Jamiah Dr KH Akhmad Sodiq MAg. (mf/MusAm)