HAKIKAT MALAIKAT

HAKIKAT MALAIKAT

oleh: Syamsul Yakin Dosen Magister KPI FIDIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Syaikh Nawawi Banten dalam Qathrul Ghaits menulis bahwa malaikat tercipta dari materi berunsur cahaya, yakni makhluk yang didominasi oleh cahaya. Namun sebagian malaikat terkadang tercipta dari tetesan air yang jatuh usai malaikat Jibil mandi di suatu sungai di bawah Arasy. Selain itu, mereka juga mampu merubah bentuk mereka dengan berbeda-beda. Tidak seperti manusia, malaikat tidak makan dan tidak minum, serta tidak tidur. Hal ini seperti firman Allah SWT dalam al-Qur’an, “Mereka selalu bertasbih malam dan siang tidak henti-hentinya” (QS. al-Anbiya/21: 20). Tidur itu sendiri adalah keadaan tak berdaya yang membuat manusia tidak sadar namun hal itu tidak membuat manusia kehilangan akal. Kelebihan malaikat adalah tidak pernah berbuat durhaka kepada Allah terhadap perintah-Nya. Namun sebaliknya, mereka senantiasa melaksanakan semua itu. Allah berfirman dalam surat al-Nahl/16 ayat 50, “Mereka takut kepada Tuhan mereka yang berkuasa atas mereka dan melaksanakan apa yang diperintahkan (kepada mereka)”, seperti ketaatan dan pengaturan. Allah SWT berfirman, “Sebenarnya mereka (para malaikat itu) adalah hamba-hamba yang dimuliakan. Mereka tidak berbicara mendahului-Nya dan mereka mengerjakan perintah-perintah-Nya” (QS. al-Anbiya/21: 26-27). Tak hanya itu, para malaikat adalah termasuk hamba Allah yang mendapat penjagaan dari segala kesalahan. Para malaikat tidak berbicara tanpa seizin Allah. Mereka juga baru mengerjakan suatu perintah, apabila telah Allah perintahkan. Mereka senanatiasa berada dalam keadaan terdekat kepada Allah. Ketaatan mereka tidak hanya perkataan tapi juga perbuatan. Inilah yang dinamakan ketaatan tertinggi. Oleh karena itu, mencintai para malaikat di dalam hati adalah syarat sahnya iman. Sebaliknya, membenci mereka adalah kufur. Hal ini berdasar firman Allah SWT, “…Semua beriman kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, dan rasul-rasul-Nya …” (QS. al-Baqarah/2: 2) (sam/mf)