Habib Ja’far Angkat Fenomena ‘Orang Tua Durhaka’ dalam Seminar Nasional Hari Ayah dan Ibu UIN Jakarta

Habib Ja’far Angkat Fenomena ‘Orang Tua Durhaka’ dalam Seminar Nasional Hari Ayah dan Ibu UIN Jakarta

Auditorium Harun Nasution, Berita UIN Online - Husein Ja’far Al Hadar atau sering dikenal dengan Habib Ja’far hadiri Seminar Nasional Hari Ayah dan Ibu yang mengusung tema "Multi Peran Perempuan dalam Bingkai Hari Ibu serta Peran Ayah dalam kesejahteraan Emosional dan Psikologis Anak" di Auditorium Harun Nasution, Kamis (20/11/2025). Topik sorotan Habib Ja’far yang menarik membahas mengenai  ‘Cara Membenci Orang Tua yang Halal’.

Habib Ja’far menceritakan dalam sesi pemaparannya bahwa ia pernah ditanya oleh salah satu anak muda ‘Cara Membenci Orang Tua yang Halal’ itu bagaimana, diperbolehkan atau tidak. Habib Ja’far berpikir dari waktu ke waktu, ia menyimpulkan, anak muda itu mungkin salah satu dari sekian anak yang secara persentase mulai mengalahkan jumlah anak muda yang mau berbakti kepada orang tuanya.

Hal ini tidak semata-mata terjadi namun, Habib Ja’far melihat ada semacam trauma kepada orang tua yang membuat tidak relevannya nasehat tentang berbakti kepada orang tua yang tersebar luas, tidak hanya itu, tidak relevan tentang hari ayah dan ibu, juga tidak relevan segala sesuatu tentang orang tua.

Ia mengamati, banyaknya pernyataan dan pertanyaan anak muda mengenai orang tuanya. “Sudah mulai banyak anak muda yang bertanya ngapain sih orang tua saya, sok ngide, untuk bikin saya terlahir ke muka bumi ini sehingga hidup saya betul-betul hancur sejak saya hidup di muka bumi ini,” jelasnya.

Mengikuti data, Habib Ja’far membuktikan fenomena ini dengan dihadapkannya kita terhadap kasus 15 perceraian public figure dalam bulan ini, serta data melalui Kementerian Agama mengatakan bahwa angka perceraian terus meningkat dan angka pernikahan terus menurun.

Hal ini patut dipertanyakan, apa yang terjadi oleh seorang anak, orang tua ataupun peran ibu dan ayah. “Menurut saya yang sedang terjadi dan kemudian menjadi trauma bagi anak-anak tersebut adalah objektifikasi anak dan subjektifitas orang tua,” jelasnya.

Ia menjelaskan realita dalam kehidupan suatu keluarga bahwa tidak melulu anak yang mendurhakai orang tua namun tidak sedikit dengan kondisi yang terbalik, kerap kita mendengar mengenai anak durhaka, namun jarang kita menjumpai kosakata orang tua durhaka, kerap kita mendengarkan cerita rakyat Malin Kundang tapi tidak ada Kundang Malin.

“Inilah yang sedang ada di sekitar kita sebagai fenomena yang mau tidak mau harus kita sikapi,” jelasnya.

Tambahnya, sebab terjadinya fenomena anak yang membangkan karena alasan orang tua durhaka ialah, masalah desakralisasi pernikahan dan memiliki anak. “Dulu menikah dan memiliki anak itu betul-betul kita sadari sebagai sebagai perjanjian sakral antara kita dengan Tuhan kita. Tapi sekarang menikah dan memiliki anak seringkali tidak lagi memiliki nilai sakral dalam tradisi. Tapi dia seringkali hanya menjadi selebrasi belaka,” jelasnya.

Ia menekankan kurangnya perhatian dalam tradisi menikah menjadikan salah satu faktor fenomena orang tua durhaka ini terjadi, interaksi fisik yang terdistraksi dengan penggunaan gadget berlebihan dengan data yang mengatakan bahwa Indonesia menjadi salah satu negara dengan tingkat kecanduan HP yang sangat tinggi, dan tidak adanya perhatian dan kehadiran sosok orang tua kepada anak menjadikan hal buruk terjadi.

Diakhir, Habib Ja’far mengimbau kepada seluruh masyarakat untuk tidak menjadikan memiliki anak dalam pernikahan adalah sebuah tradisi yang wajib dilaksanakan. “Jika memang belum mampu, maka jangan jadikan itu tradisi  apalagi itu sekedar selebrasi untuk dibawa pulang kampung bahwa saya punya anak, anak saya lucu dan lain sebagainya. Tidak,” jelasnya.

“Karena pada dasarnya anak adalah tanggung jawab pertama dan utama bagi kedua orang tuanya. Oleh karena itu, kata ayah saya kalau kamu mau cari guru, carilah seorang guru yang dia bisa betul-betul mendidik anak-anaknya menjadi seorang yang baik. Karena karya pertama dan karya utama bagi seorang guru adalah anaknya,” ungkapnya.

(Meisa Aqilah N.H./ Fauziah M./ Zaenal M./ Nabila Azzahra S.)

Tag :