Green Campus: Menyambut UIN Jakarta Menjadi Kampus yang Ramah Lingkungan

Green Campus: Menyambut UIN Jakarta Menjadi Kampus yang Ramah Lingkungan

Pemanasan global menjadi salah satu isu yang menarik perhatian dunia internasional. Pada tahun 2022, Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menyebut bumi sudah melaju pada bencana besar krisis iklim. Krisis iklim terjadi karena meningkatnya suhu bumi yang diakibatkan oleh aktivitas manusia yang semakin tidak terkontrol. John  Robert  McNeill (2016) mengatakan bahwa pada abad ke-20 telah terjadi perubahan drastis dalam sejarah umat manusia. 

Implikasi dari aktivitas manusia yang berlebihan dalam mengeksploitasi alam semakin mengancam kehidupan manusia di planet ini. Banyak tanda-tanda yang tampak sebagai eksesnya. Mulai dari melelehnya es di Kutub Utara yang berimplikasi pada hilangnya pulau dan habitat makhluk hidup hingga banjir  yang  menyebabkan  ratusan  pemukiman warga terendam.

Salah   satu   upaya   untuk   dapat   mengajak civitas akademika dalam pengurangan  dampak  pemanasan  global  adalah dengan  menerapkan Green  Campus. Green Campus didefinisikan sebagai kampus yang berwawasan lingkungan, yaitu mengintegrasikan  ilmu  pengetahuan  lingkungan  ke  dalam  kebijakan,  manajemen  dan kegiatan  tridharma  perguruan  tinggi.

Meski belum semua, banyak kampus di Indonesia yang sudah atau sedang menerapkan green campus. Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta adalah salah satu kampus yang tengah berupaya bergerak menuju kampus hijau.

Rektor UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Prof. Asep Saepudin Jahar M.A.Ph.D., berkomitmen untuk membawa UIN Jakarta menjadi kampus hijau. Hal ini dapat dilihat dari surat edaran No. 09/2024, yang telah resmi ditandatangani. Dalam surat tersebut, diuraikan langkah-langkah komprehensif untuk mengurangi penggunaan plastik.

Enam Kategori Green Campus

Guru Besar Ilmu Biologi Umum, Prof. Dr. Lily Surraya Eka Putri, M.Env.Stud., menjelaskan  persiapan UIN Jakarta menuju green campus sudah dimulai sejak 2019 dan akan terus dilanjutkan. "Riset secara individual terkait green campus sudah dimulai bahkan sejak 2012," tuturnya di siniar kanal YouTube UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Jumat (2/8).

Direktur Sustainable Development Goals (SDGs) Center UIN Syarif Hidayatullah Jakarta juga menguraikan ada enam aspek kategori green campus. Pertama, infrastruktur sarana dan prasarana. Untuk dapat dikategorikan sebagai kampus hijau bangunan kampus mesti menggunakan pendekatan green building

Green  Building merupakan  suatu  bangunan  yang  memenuhi  persyaratan  bangunan  gedung  dan memiliki  kinerja  terukur sejak perencanaan, pelaksanaan, konstruksi, pemanfaatan, pemeliharaan, sampai  dekonstruksi  sehingga tidak  berdampak  negatif  pada  lingkungan.

Kategori kedua yaitu terkait dengan limbah. Kampus ramah lingkungan adalah kampus yang punya perhatian lebih pada limbah. Bukan hanya mengkategorisasikan limbah dalam bentuk organik atau anorganik tetapi juga harus dapat mengolah dan mendaur ulang limbah agar dapat digunakan kembali. Misalnya, limbah yang berasal dari kantin atau lingkungan kampus akan diubah dan disulap menjadi pupuk atau kompos. Hasil pupuk tersebut dapat dipakai untuk menyuburkan taman yang ada di sekitar kampus.

Kategori ketiga adalah penggunaan dan pengelolaan air. Tidak ada makhluk hidup yang tak butuh air. Meski begitu, air kadang digunakan secara berlebihan. Tugas kampus hijau adalah mengelola agar air dapat dimanfaatkan sebaik mungkin.  Contoh sederhana dengan mengelola air bekas wudhu tidak dibiarkan mengalir ke selokan tetapi ditampung dan dimanfaatkan untuk menyiram tanaman dan hal berguna lainnya.

Terkait kategori ketiga, UIN Jakarta sedikit banyak sudah melakukan gerakan tersebut. Ini terlihat dari pembuatan biopori yang dilakukan oleh beberapa Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) seperti Kelompok Mahasiswa Pecinta Lingkungan Kembara Insani Ibnu Batutah, Kelompok Pencinta Alam-Arti Keagungan dan Keindahan Alam dan Praja Muda Karana (Pramuka).

Keempat, penggunaan energi yang ramah lingkungan. Hal ini dapat dimulai dengan mengurangi pemakaian energi dengan langkah-langkah sederhana seperti mematikan alat pendingin ruangan yang tidak digunakan atau dapat beralih menggunakan energi alternatif, seperti kendaraan nonkarbon, biofuel, fiusel, panel surya, dan seterusnya. 

Riset yang dilakukan Prof. Dr. Lily pada tahun 2022 menunjukkan terdapat dua fakultas yang menerapkan panel surya sebagai pengganti listrik yakni Fakultas Kedokteran (FK) dan Fakultas Sains dan Teknologi (FST). Namun, ia optimis Rektor UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang sekarang, Prof. Asep Saepudin Jahar akan mendukung adanya pemanfaatan energi yang ramah lingkungan di kampus.

Kategori kelima, yaitu transportasi. Studi yang dilakukan Prof. Dr. Lily mencatat lebih dari 5.000 kendaraan yang keluar-masuk kampus. Banyaknya kendaraan yang ada jelas menyumbang adanya polusi. Menurutnya, syarat menjadi kampus hijau adalah dapat menjamin adanya udara bersih di lingkungan kampus. Langkah utama untuk mewujudkan hal tersebut adalah membuat kebijakan yang dapat membatasi banyaknya laju kendaraan. 

Terakhir atau yang keenam adalah edukasi. Menurutnya, tiap fakultas seharusnya memasukan mata kuliah dengan materi-materi yang terkait dengan masalah lingkungan ke dalam kurikulum.

Rancangan pembuatan kurikulum ini bisa dibicarakan lebih lanjut di tataran pimpinan kampus. Untuk kemudian dieksekusi dalam bentuk konkretnya di lapangan.

Meski belum dapat direalisasikan sepenuhnya, setidaknya UIN Jakarta telah melakukan tiga dari enam kategori green campus. Adapun tiga kategori tersebut adalah pengelolaan atas limbah, air dan penguatan edukasi.

Ranking UIN Jakarta Tiap Tahun

Kerja keras Prof. Dr. Lily dan tim kecil berbuah manis. Pada tahun 2020, UIN Jakarta mendapat peringkat 52 dari 956 kampus yang berpartisipasi pada Peringkat Universitas Dunia Universitas Indonesia (UI) GreenMetric

UI GreenMetric adalah salah satu program dari Universitas Indonesia. UI GreenMetric menilai universitas berdasarkan komitmen dan tindakan universitas terhadap penghijauan dan keberlanjutan lingkungan.

Pada tahun 2021, UIN Jakarta menduduki peringkat ke-40 dan meraih The 2021 Most Sustainably Improved University in Indonesia. UIN Jakarta mencatatkan skor total nilai 6225. Skor ini didapat dari enam indikator penilaian UI GreenMetric. Di setiap indikatornya, UIN Jakarta mencatatkan skor 1150 pada indikator Setting & Infrastructure, skor 1000 pada Energy & Climate Change, dan skor 1050 pada Waste

Selanjutnya, skor 650 pada Water, skor 1150 pada Transportation, dan skor 1225 pada Education & Research. Tidak berhenti di situ, pada tahun 2022 peringkat UIN Jakarta terus melesat menjadi rangking 32.

Selangkah Lagi Menuju Kampus Hijau

Melihat sepak terjang UIN Jakarta dalam tiga tahun terakhir, harapan mewujudkan kampus ramah lingkungan rasanya bukan isapan jempol belaka. Meski beberapa kategori belum dipenuhi seluruh, tetapi UIN Jakarta akan berkomitmen melakukan transformasi menjadi kampus hijau. 

Prof. Dr. Lily mengungkapkan telah merancang beberapa persiapan untuk mengeksekusi ide tersebut. Dari beberapa draft yang beliau ajukan, salah satunya yaitu mendorong rektor menerbitkan kebijakan yang mengatur jumlah keluar masuk kendaraan. Ini dilakukan dengan tujuan untuk menekan emisi karbon dan menjamin keamanan pejalan kaki. 

Harapannya ke depan kampus dapat lebih perhatian dengan lingkungan melalui penyediaan lahan parkir alternatif, teknologi modern, dan berbagai upaya lain demi penghematan energi dan pengurangan karbon.

Simak selengkapnya di Podcast UIN Jakarta! Pada segmen podcast #ApaKataAhli  membahas tentang bagaimana seharusnya green campus diterapkan di Indonesia dan bagaimana realisasi konkretnya dalam lingkungan PTKIN bersama Prof. Dr. Lily Surraya Eka Putri, M.Env.Stud., Guru Besar Ilmu Biologi Umum dan Direktur  SDGs Center UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

https://youtu.be/sWc0Izr4DvM?si=-IchiksPRssaOiC7

Penulis:  Aji Pangestu