Gelar Doa Bersama, Sivitas dan Kolega Kenang Profesor Azra
Ciputat, BERITA UIN Online— Sivitas akademik UIN Jakarta kembali menggelar doa bersama untuk almarhum Prof. Dr. Azyumardi Azra M.Phil., MA., CBE., Guru Besar sekaligus Rektor UIN Jakarta periode 1998-2006, Senin malam (19/9/2022). Doa bersama yang dilakukan secara hibrid ini dipimpin langsung Profesor Asep Usman Ismail, Guru Besar Ilmu Tasawuf UIN Jakarta.
Selain keluarga besar almarhum, doa bersama juga dihadiri sejumlah pimpinan UIN Jakarta seperti Rektor UIN Jakarta Prof. Dr. Hj. Amany Lubis, kolega almarhum, para mahasiswa dan publik yang mengenal almarhum. Selain pembacaan ayat al-Quran, tahlil, dan doa, kegiatan doa bersama yang dimulai sejak pukul 19.00 WIB juga diisi testimoni para kolega.
Dalam testimoninya, Rektor Amany mengungkapkan, almarhum merupakan figur yang sangat mendukung perempuan untuk berkiprah lebih luas. Tidak hanya pemikiran, ia juga banyak memberikan akses bagi para kolega dan mahasiswa perempuan untuk aktif dalam berbagai organisasi profesi maupun akademik.
"Banyak kesaksian yang kami terima bahwa beliau sangat istimewa dan Insya Allah ide-idenya akan terus bergulir dalam memperkuat status perempuan," ujarnya.
Selain itu, sisi lain dari almarhum adalah perhatiannya terhadap interfaith dialogue di tingkat nasional dan global. Lainnya, almarhum juga memiliki perhatian cukup serius terhadap pengembangan filantropi bagi pemberdayaan umat.
"Sebetulnya banyak lagi amal jariyah yang sudah beliau berikan. Semoga Allah SWT menempatkan beliau di tempat jannah-Nya," tuturnya.
Kolega almarhum di UIN Jakarta, Profesor Husni Rahim menambahkan, almarhum merupakan pribadi yang memiliki perhatian besar terhadap ilmu pengetahuan. Sepulangnya dari studi di Columbia University, almarhum mengembangan tradisi keilmuan dengan mendirikan lembaga riset yang kelak berkembang menjadi Pusat Pengkajian Islam dan Masyarakat (PPIM) UIN Jakarta.
Perhatiannya terhadap ilmu pengetahuan, sambungnya, juga dilakukan dengan mendorong rekan sesama pengajar maupun mahasiswanya untuk melakukan riset serius dan melanjutkan pendidikan ke jenjang lebih tinggi. "Almarhum sangat memberi perhatian pada orang-orang yang ingin mengembangkan pendidikannya," tambahnya.
Terkait pengembangan akademik kolega, Guru Besar sekaligus Rektor UIN Bandung Prof. Dr. Nanat Fatah Natsir juga mengkonfirmasinya. "Saat masih bersama di Majelis Ulama Indonesia, saya pernah menulis buku. Lalu beliau menyarankan agar buku tersebut didesain lebih populer sehingga bisa lebih diterima publik," katanya.
Sikap khas lain, sambung Nanat, almarhum Profesor Azra merupakan figur serius karena kedisiplinannya dalam bekerja dan mengajar. "Beliau ke Malaysia juga dalam rangka mengajar. Insya Allah beliau ditempatkan di Surga Jannatunnaim," tambahnya.
Profesor Mundzir Suparta, kolega almarhum yang menjadi Guru Besar di Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Jakarta juga memiliki kesan khusus tentangnya. "Profesor Azra itu orang yang konsisten dan percaya diri, namun tetap terbuka untuk menerima kritik," jelasnya.
Konsistensi dan kepercayaan diri ini, sambungnya, menjadi modal Profesor Azra untuk mendorong transformasi UIN Jakarta dari sebelumnya IAIN Jakarta. Dalam hal ini, tuturnya, almarhum mengajaknya untuk turut memimpin pengembangan UIN Jakarta sebagai Wakil Rektor Bidang Akademik sebelum kemudian dipanggil bertugas ke Kementerian Agama RI pusat.
Salah satu mahasiswa sekaligus kolega almarhum, Profesor Syukron Kamil, mengungkapkan keistimewaan almarhum adalah pemikirannya yang sangat distingtif, orisinal, dengan penuh kedalaman. "Disertasinya yang diterbitkan menjadi buku Jaringan Ulama adalah buktinya," kata dia.
Buku tersebut, sambungnya menjadi kajian rintisan yang sekaligus mendorong banyak sarjana meneliti Islam di kawasan Nusantara. Perhatian ini selanjutnya mendorong banyak kalangan untuk mematahkan perspektif minor para sarjana Barat dengan memosisikan Islam di kawasan Nusantara sebagai Islam periferal atau pinggiran.
Terakhir, salah satu kolega almarhum sejak menjadi mahasiswa IAIN Ciputat Fachry Ali mengungkapkan almarhum Profesor Azra telah menjadikan hidupnya sebagai medan amal jariyah. Ia mendorong pengembangan UIN Jakarta, almamaternya, tidak hanya mendorong pembangunan fisik UIN Jakarta yang layak melainkan juga kualitas keilmuan yang ditawarkannya.
Selain itu, jelasnya, almarhum juga memiliki perhatian sangat besar dalam pengembangan keilmuan di lingkungan UIN Jakarta maupun dunia. Puluhan buku, artikel jurnal, dan ratusan analisis yang tersebar di berbagai media membuktikan keseriusannya.
"Saya yakin, dengan seluruh sumbangan yang diberikan selama hidupnya, Profesor Azyumardi sekarang berjalan menuju Surga Jannatunnaim," pungkasnya. (mf/zm)