FK UIN Jakarta Gelar Webinar Kesehatan untuk Jemaah Haji

FK UIN Jakarta Gelar Webinar Kesehatan untuk Jemaah Haji

Berita UIN Online– Fakultas Kedokteran (FK) UIN Jakarta menggelar webinar kesehatan bertajuk “Kiat Sehat Bagi Jemaah Haji” pada Minggu, 19 Mei 2024. Webinar tersebut dalam rangka Dies Natalis FK UIN Jakarta ke-19 yang diperuntukkan untuk mahasiswa dan masyarakat umum melalui saluran Zoom, YouTube dan Instagram.

Dalam webinar tersebut, FK UIN Jakarta menghadirkan narasumber dokter penyakit dalam bernama dr. Sayid Ridho, Sp.PD dengan pemaparan materi “Kiat Ibadah Haji Optimal Bagi Lansia” dan dokter spesialis gizi yaitu dr. Arifah Shabrina, M. Gizi dengan penjelasan tentang “Pola Diet Selama Ibadah Haji”. 

Tak hanya itu, terdapat dua narasumber lagi yaitu dr. Rifki Mubarok, Sp.KFR yang memaparkan materi tentang “Latihan Fisik Pra Ibadah Haji, dirinya juga termasuk alumni FK UIN Jakarta. Terakhir, dr. Shelly Zukhra, M. Biomed, Sp.p dengan penjelasan mengenai “Paru Sehat Ibadah Haji Kuat”. 

Dekan FK UIN Jakarta, Dr. dr. Achmad Zaki, M.Epid., Sp.OT. FICS dalam sambutannya mengatakan, alasan FK UIN Jakarta senantiasa mengangkat beberapa aspek pembahasan terumata tentang ibadah haji adalah kesehatan kedokteran haji menjadi salah satu keunggulan dari FK UIN jakarta. “Mempersiapkan diri, mengupayakan potensi-potensi diri untuk sehat dengan tujuan melaksanakan ibadah haji dengan baik, niscaya hal itu menjadi kewajiban,” ungkapnya. 

Bagi yang akan berangkat haji, persiapan-persiapan untuk siap, itu bisa dilakukan jauh hari. Maka ketika sudah mendekati keberangkatan, indikator-indikator utama untuk melaksanakan ibadah haji itu udah siap juga. “Dengan pengetahuan yang didapatkan oleh awam, akan memperkaya khazanah pengetahuan terutama tentang haji dan kesehatan,” harapnya.  

Pemaparan materi pertama oleh dr. Shelly Zukhra, M. Biomed, Sp.p. Beberapa hal penting mengenai paru-paru sehat ia sampaikan. Ibadah haji merupakan rukun Islam kelima, ketika menjalankan ibadah haji seseorang mempunyai risiko mengenai kesehatan paru. 

Dokter spesialis paru itu pun lanjut menjelaskan, beberapa faktor yang dapat memengaruhi kesehatan paru di antaranya: lingkungan yang padat dan kurang sanitasi, tingkat polusi udara yang tinggi, aktivitas fisik yang intens, riwayat penyakit paru, kondisi cuaca ekstrem serta daya tahan tubuh yang lemah. 

Tak hanya itu, ia memberitahukan bahwa terdapat tujuh tips agar paru-paru terjaga selama ibadah haji. Pertama, berhenti merokok selama dua bulan sebelum keberangkatan. Kedua, hindari juga Vape. Ketiga, hindari asap rokok. Keempat, selalu pantau kesehatan paru. Kelima, pantau kualitas udara. Keenam, jauhi bahan kimia. Ketujuh, olahraga teratur dan jaga kebersihan diri. 

Materi kedua mengenai menjaga kesehatan bagi lansia kegiatan ibadah haji yang dijelaskan oleh dr. Sayid Ridho, Sp.PD. Secara fakta kurang lebih 30 persen jamaah haji di Indonesia pada 2017 hingga 2022 adalah lansia yang memiliki risiko tinggi kesehatan. Realitanya ketika ibadah haji berlangsung, banyak kegiatan dan aktivitas yang menguras tenaga dan perlu menjaga kesehatan. 

Selain itu, dirinya menjelaskan Mengenai proses keberangkatan ibadah haji yang terkesan lama dan memiliki beberapa dampak, seperti jamaah yang muda menjadi tua, jamaah yang tidak memiliki penyakit menjadi punya, dll. Lalu, usaha dan upaya yang perlu dipersiapkan adalah sebelum keberangkatan haji, jamaah perlu menjaga kesehatannya dengan kontrol mandiri. 

Berlanjut, ketika ibadah haji berlangsung, jamaah perlu makan-makanan yang bergizi, menghindari aktivitas berlebih, sering melakukan peregangan, periksa kesehatan yang teratur, gunakan payung saat berada diluar gedung. Lalu, minum air sesering mungkin, gunakan masker. 

“Jangan lupa juga agar sering membaca doa untuk keselamatan dan kesehatan diri,” imbuhnya. 

Pemaparan ketiga dari  dr. Rifki Mubarok, Sp.KFR mengenai pelatihan fisik saat ibadah haji. Aktivitas fisik berguna untuk menjaga kesehatan, fungsi fisik dan kualitas hidup, membantu meningkatkan kekuatan otot, ketahanan jantung dan paru, kelenturan sendiri dan keseimbangan tubuh. Aktivitas fisik bisa berupa lari, berjalan, ataupun senam.

“Aktivitas fisik bisa dilakukan setidaknya 3 hingga 6 bulan sebelum berangkat. Hal tersebut diniatkan dengan ikhlas supaya ketika saat haji, jemaah bisa lancar dalam beribadah,” ungkapnya. 

Terakhir pemaparan oleh dr. Arifah Shabrina, M. Gizi yang memaparkan tentang pola diet selama ibadah haji. Pola makan selama beribadah haji di antaranya jadwal makan yang teratur, tambahkan makanan selingan tiap 2 hingga 3 jam dan konsumsi air putih 1500 hingga 2000 mL perhari. 

“Disarankan memantau kondisi kesehatan bagi jemaah haji, mencegah dehidrasi, metabolisme efektif dan menjaga mikronutrien dalam tubuh dengan mengonsumsi suplemen dan konsultasi kepada dokter,” ujarnya. 

Setelah pemaparan materi, sesi selanjutnya yaitu diskusi tanya jawab dari masyarakat UIN maupun umum. Webinar yang diikuti oleh 70 peserta diakhiri dengan penyerahan sertifikat virtual dan doa penutup. 

 

Berikut rekaman webinar FK di YouTube Channel UIN Jakarta Official:  https://www.youtube.com/live/6aKIlzIKGw0?si=59elejTw3llG6ke6 

 

(M. Naufal Waliyyuddin/Fauziah M/Raihan Lail)

Tag :