FITK IAIN Syekh Nurjati Cirebon Benchmarking ke FITK UIN Jakarta

FITK IAIN Syekh Nurjati Cirebon Benchmarking ke FITK UIN Jakarta

Gedung FITK, BERITA UIN Online-- Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) UIN Jakarta menerima kunjungan dari FITK IAIN Syekh Nurjati Cirebon pada pada Kamis, (03/12/2021) di Ruang Sidang Utama FITK lt 2.

Pertemuan tersebut dalam rangka pelaksanaan konsultasi dan koordinasi kelembagaan sekaligus benchmarking untuk memperkuat mutu kelembagaan fakultas dan peningkatan kualitas pengelolaan prodi S1, khususnya Prodi PBA, TBSI, dan PPG.

Ikut dalam rombongan FITK IAIN Syekh Nurjati tersebut berjumlah delapan orang, di antaranya adalah Dr. H. Saifuddin, M.Ag., (Wadek III), Hendri Raharjo, M.Pd., (Sekprodi Tadris Matematika), Drs. A. Syathari, M.Ag., (Sekprodi PAI), Dra. Tati Sri Uswati, M.Pd., (Kaprodi Tadris Bahasa Indonesia), Masri’ah, M.Ag., (Kaprodi PBA), Dr. Ratna Puspitasari, M.Pd., (Kaprodi PPG), Maman Dzul’iman, M.A., (Sekprodi PBA), Dra. Hj. Amroh Umaemah, M.Pd., (Sekprodi PPG), Tato Nuryanto, M.Pd., (Kalab. PLP FITK), dan Ahmad Rosyidi (Tenaga Pelaksana).

Kunjungan diterima langsung Wakil Dekan I, Dr. Kadir, M.Pd., beserta Wakil Dekan II, Dr. Abdul Muin, M.Pd., didampingi  oleh Kaprodi PAI, Drs. Abdul Haris, M.Ag., Kaprodi PBA, Dr. Zainal Muttaqin, M.A., Sekprodi PBA, Toto Edidarmo, M.A., Kaprodi PPG, Dr. Zaenul Slam, M.Pd., Sekprodi PPG Dr. Nengsih Juaenengsih, M.Pd., Kaprodi TBSI, Dr. Makyun Subuki, M.Hum., Sekprodi TBSI, Novi Diah Haryanti, M.Hum., Humas FITK, Muslikh, M.Pd., dan sejumlah staf FITK UIN Jakarta.

Dalam sambutannya sebagai pimpinan fakultas, Dr. Abdul Muin, M.Pd., menyampaikan selamat datang dan terima kasih sudah berkunjung ke FITK UIN Jakarta. Muin menyampaikan permohonan maaf jika dalam penyambutan kurang berkenan dan serba terbatas dikarenakan di waktu yang bersamaan sedang berlangsung simulasi Uji Pengetahuan UKMPPG Batch 2. “Karena di waktu yang bersamaan sedang berlangsung simulasi Uji Pengetahuan UKMPPG Batch 2, kami mohon maaf jika dalam penyambutan kami terdapat kekurangan dan keterbatasan. mohon berkenan,” ucap Muin.

“Bapak/Ibu, alhamdulillah kami (FITK) mempunyai 17 program studi. 12 program studi S1, 4 program studi S2, dan 1 PPG. Mohon doanya kami sedang menunggu izin operasional Prodi S3 PAI, yang belum lama ini sudah divisitasi dan mudah-mudahan tahun ajaran depan sudah turun izin dan bisa menerima mahasiswa baru. Kami juga sedang menyiapkan proposal pengajuan Prodi S3 PBA, Prodi S2 IPS, PGMI, dan Matematika,” pungkasnya.

Sejalan dengan Abdul Muin, Dr. Kadir, M.Pd., selaku Wadek Bidang Akademik menyampaikan kesediaanya untuk berdiskusi dengan tamu dari IAIN Syekh Nurjati ini. “Bapak/Ibu, kami siap berdiskusi terkait dengan kefakultasan, karena kami di fakultas. Kemudian jika terkait dengan prodi, silakan bisa berdiskusi dengan Kaprodi dan sekprodi masing-masing apakah masih di ruangan ini apa menyebar di ruang prodi masing-masing,” tambahnya.

“Mudah-mudahan kami FITK UIN Jakarta dapat membalas kunjungan Bapak/Ibu semua. Saya kira itu Bapak/Ibu, sekali lagi saya mohon maaf dan silakan kita mau sharing apa pun silakan dan mohon maaf atas keterbatasan penerimaan kami, ini lah UIN Jakarta penerimaannya seperti ini,” tutup Bapak kelahiran Makassar ini.

Sementara itu, Wakil Dekan III FITK IAIN Syekh Nurjati Cirebon, Dr. H. Saifuddin, M.Ag., dalam sambutannya menyampaikan terima kasih banyak telah diterima berkunjung di FITK UIN Jakarta.

"Di samping silaturahmi, kami juga ingin melakukan benchmarking ke Fakultas tertua di PTKIN ini," ujar Saifudin.

Meski dari sisi nama, sambungnya, UIN Jakarta tidak beda jauh dengan IAIN Cirebon, Syekh Nurjati itu adalah gurunya Sunan Gunujati.

"Jadi Cirebon ini saat diseminarkan namanya jangan yang sama (dengan yang sudah ada) tapi harus yang lebih tinggi dan senior, karenanya mengambil nama gurunya,” jelas Saifuddin.

Saifuddin menerangkan bahwa IAIN Nurjati memiliki 13 program studi termasuk di dalamnya Prodi PJJ PAI yang menjadi pilot project Kementerian Agama. Dari 13 prodi tersebut, lanjutnya, lima di antaranya terakreditasi A.

"Kemarin saat visitasi MENPAN-RB, kami diminta untuk mengembangkan fakultas terlebih dahulu, saat ini kami memiliki tiga fakultas, yaitu FITK, Syariah, dan FUAD. Jadi UIC-nya menunggu pengembangan fakultas-fakultas itu, mudah-mudahan tidak terlalu lama lagi akan ada pengembangan fakultas,” tutup Saifuddin.

Sementara, saat sesi dialog dan sharing informasi, Sekprodi FITK IAIN Cirebon Drs A Syathari MA mendiskusikan sejumlah hal, di antaranya tentang kurikulum PAI yang dianggapnya belum seragam.

“Kami PAI IAIN Cirebon ingin membangun lagi hubungan akademis dengan PAI se-PTKIN. Kami juga ingin duduk bersama dengan asosiasi untuk membicarakan kurikulum yang sebetulnya seperti apa di PAI ini, apalagi PAI di kami sudah berkembang karena ada kelas PJJ PAI yang pengelolaan, kurikulum, dan matakuliahnya berbeda dengan PAI reguler,” uajr Syathari.

Menanggapi pertanyaan tersebut, Abdul Haris Kaprodi PAI merespons dengan menyampaikan kurikulum PAI FITK UIN Jakarta.

“Pertama mengenai kurikulum, PAI mengembangkan kurikulum yang disesuaikan dengan kebutuhuan, karena alumni PAI kan diharapkan menjadi guru-guru agama di madrasah. Dan di madrasah itu ada guru quran hadtis, guru akidah akhlak, guru fiqih, dan guru SKI. Karena itu, untuk mahasiswa semester 5 dan 6 kami kelompokkan ke dalam 4 rumpun mata pelajaran itu, disebutnya peminatan. Kelas A peminatan kelas qurad hadtis, kelas B peminatan akidah akhlak, kelas C peminatan fiqih, dan kelas D peminatan kelas SKI. Masing-masing peminatan di semester 5 dan 6 mendapat 12 sks untuk matakuliah-matakuliah yang sesuai dengan 4 bidang matakuliah tersebut,” jelas Abdul Haris.

“Mungkin juga ini sama dengan di PAI Cirebon, bahwa input mahasiswa PAI tidak semuanya alumni pesantren dan aliyah, tapi karena ada beberapa pintu masuk yang kita bisa kontrol yang dari SMA dan SMK, sehingga inputnya berbeda antara yang dari SMA-SMK dengan dari alumni aliyah dan pesantren yang cukup mempunyai dasara pengetahuan agama. Nah, karena dari itu kita tahun ini mulai melakukan yang kami sebut matrikulasi. Kami kerja sama dengan beberapa pesantren di sekitar UIN di antaranya dengan Pesantren Darusunnah, ada juga Sabilussalam, dan di UIN juga kami punya Ma’had Aly. Kita beri layanan kepada mahasiswa yg ingin meningkatan kemampuan bahasa arab kemudian materi-materi keislaman untuk bisa belajar di lembaga tersebut,” pungkas Bapak alumni Gontor ini.

Berikutnya, acara yang dilangsungkan di ruang sidang fakultas lantai 2 dilanjutkan dengan sesi penyerahan dan penukaran cinderamata dan foto bersama. (mf/MusAm)