FITK Gelar Takziah Virtual dan Doa Bersama untuk Dr H Kidup Supriyadi MPd
Gedung FITK, BERITA UIN Online-- Keluarga besar Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) UIN Jakarta menggelar Takziah Virtual dan Doa Bersama untuk Almarhum Dr H Kidup Supriyadi MPd bin H Bondol Umar pada Kamis malam, (1/7/2021).
Sebelum acara dimulai pada pukul 19.30, dikhatamkan terlebih dahulu pembacaan Alquran 30 juz oleh dosen, mahasiswa, dan sejumlah alumni Program Studi (Prodi) Pendidikan Matematika FITK UIN Jakarta.
Selanjutnya, acara yang dipandu Muhammad Furqon SPdI MA ini dimulai dengan pembacaan surat Yasin dipimpin dosen Prodi Pendidikan Agama Islam Bobi Erno Rusadi MpdI, dilanjutkan pembacaan tahlil dan doa bersama yang dipimpin pembina Ma’had Jamiah UIN Jakarta Dr Muhammad Sholeh Hasan Lc MA.
Hadir dalam acara virtual tersebut Rektor UIN Jakarta Prof Dr Hj Amany Lubis MA beserta para wakil rektor, kolega dari Diktis Kemenag, para ketua lembaga dan dekan di lingkungan UIN Jakarta, dekan FITK beserta jajarannya, dosen, dan sivitas akademik FITK beserta mahasiswa dan sejumlah alumni Prodi Pendidikan Matematika.
Dekan FITK Dr Sururin MA dalam sambutannya menyampaikan ucapan belasungkawa atas meninggalnya almarhum Dr H Kidup Supriyadi MPd yang berpulang pada Rabu (30/6/2021).
“Sebagai pimpinan FITK UIN Jakarta, saya merasa sangat kehilangan (almarhum). Baru beberapa hari yang lalu kami melaksanakan takziah virtual dan doa bersama untuk almarhum Dr KH Abdul Majid Khon MAg dosen FITK, dosen senior yang sebentar lagi akan mengajukan guru besarnya, kini kembali kami berduka dengan kepulangan Dr Kidup,” ujar Sururin.
Almarhum Kidup ini, sambung Sururin, adalah dosen yang sangat sholeh dan berdedikasi tinggi. Oleh karena itu, berpulangnya almarhum ini FITK sangat merasa kehilangan.
“Orang yang betul-betul mempunyai dedikasi yang tinggi, mempunyai kinerja yang sangat bagus, tulus, dan ikhlas membantu dan memberikan solusi kepada kita semua,” imbuh Sururin.
Sementara itu, Rektor Amany menyampaikan ucapan belasungkawanya atas berpulangnya Dr Kidup.
“Beliau sahabat kita semua, jauh atau dekat, kita semua pernah bertemu almarhum. Kita bersaksi almarhum sangat baik, insyaalah ahli jannah,” ujar Amany dalam acara yang dihadiri 250an peserta takziyah virtual itu.
Kita sekarang harus mengucapkan selamat tinggal, lanjut Amany, dan berbela sungkawa kepada keluarganya dan mendoakan almarhum untuk diampuni semua (kesalahannya).
Berkesempatan menyampaikan tetimoni kolega almarhum Direktur Pendidikan Tinggi Islam Kementerian Agama Prof Dr Suyitno. Dalam konteks hubungan dengan almarhum, kata Suyitno, belum terlalu lama dan juga tidak terlalu singkat.
“Saya masuk Kemenag 2017 dan almarhum ketika itu salah satu Kasubditnya. Kami adalah orang pertama yang menggerakkan Direktorat Guru dan Tenaga Kependidikan (GTK) karena memang masih baru ketika itu. Sehingga kami tahu betul almarhum itu sangat profesional, kerja keras, dan tuntas,” kata Suyitno.
Ditambahkannya, ada tiga hal yang menjadi ciri almarhum, yaitu kerja keras, kerja cerdas, dan kerja tuntas. Modal seperti ini, kata Suyitno, bagi kampus sangat penting untuk menjadi inspirasi, untuk menjadi teladan di tengah persoalan kinerja yang sering kali mengurangi profesionalitas dalam bidangnya.
Turut menyampaikan testimoni Wakil Dekan Bidang Akademik FITK Dr Kadir MPd. Menurutnya, almarhum orangnya sangat santun, pekerja keras, dan ikhlas.
“Saya sendiri kenal almarhum sejak 1998 karena kebetulan sama-sama S2 di Bandung dan beliau adalah ketua kelas. Alhamdulillah kami dengan doa dan kerja keras dan motivasi almarhum, kami menyelsaikan studi cukup cepat,” kata Kadir mengungkapkan perkenalan kali pertama dengan almarhum.
Dalam program Pendidikan Profesi Guru (PPG) di FITK, sambung Kadir, almarhum banyak berinteraksi dengan kami. Beliau memberikan masukan-masukan bagaimana cara melaksanakan kegiatan ini, meskipun beliau masih beraktivitas di Diktis.
“Yang terakhir ini, kami benar-benar merasa kehilangan, karena almarhum banyak membantu kita untuk mengembangkan PPG prajabatan, karena yang dalam jabatan sudah berlangsung. Almarhum banyak memberikan masukan-masukan bagaimana program studi level 7 ini bisa berkembang ke depan,” imbuh Kadir mengakhiri testimoninya.
Guru Besar FITK Prof Dr Mundzier Suparta MA yang juga diberikan kesempatan menyampaikan testimoni mengatakan mengenal almarhum sejak dari mahasiswa. Katanya, almarhum mahasiswa dari jurusan Prodi Matematika dan Suparta sebagai Sekretaris Prodi dan almarhum sempat menjadi mahasiswanya.
“Saya sebagai salah satu saksi bahwa Pak Kidup adalah orang yang baik, sholeh, pekerja keras, dan ikhlas. Untuk kepentingan siapapun yang membutuhkan, baik terkait pendidikan maupun terkait sosial kemasyarakatan. Mudah-mudahan almarhum diterima seluruh amal salehnya dan diampuni seluruh dosanya serta keluarga yang ditinggalkan diberikan kekuatan dan keikhlasan,” pungkas Suparta.
Tidak ketinggalan, Ketua Prodi Matematika Dr Gelar Dwirahayu MPd juga menyampaikan testimoninya. Menurutnya almarhum adalah sosok yang menjadi panutan bagi semua orang. Setelah diamanatkan menjadi Ketua Kaprodi Matematik, kata Gelar, dirinya mulai mengenal lebih dekat pribbadi almarhum.
“Saya melihat sosok almarhum sebagai orang yang sangat bertanggung jawab. Kemarin dari hasil workshop MBKM, RPS yang paling dulu dan lengkap yaitu dari almarhum,” ujar Gelar.
Nilai mata kuliah yang sudah terupload di AIS juga sudah dua orang, lanjut Gelar, salah satunya adalah almarhum. Ditegaskannya, seluruh aktivitas yang dilakukan almarhum selalu di-forward kepadanya.
“Seluruh kegiatan yang dilakukan oleh pak Kidup itu tidak keluar dari sepengetahuan saya selaku Kaprodi. Jadi, saya menganggap pak Kidup ini tidak memandang usia. Tidak pernah saya meliht beliau tidak menghargai saya sebagai kaprodi. Setiap yang dilakukan beliau dari Kemenag, Bu dekan, bahkan tugas dari wadek 3 itu surat selalu di-forward ke saya. Itulah salah satu sikap yang dimiliki Pak Kidup, siapapun yang menjadi pimpinan tidak pernah dianggap rendah,” tutup Gelar.
Diberikan kesempatan pula kolega sekaligus junior almarhum di Prodi Matematika Dr Maifalinda Fatra MPd untuk menyampaikan testimoninya. Linda mengatakan almarhum adalah orang yang sangat sangat baik terhadap dirinya sebagai junior.
Almarhum sebagai senior dan juga dosen, kata Linda, ketika itu pada 1990, Linda studi di Tadris Pendidikan Matematika pada matakuliah Matematika SM dan Geometri Analit. Menurutnya almarhum adalah dosen yang rajin, sangat ramah, dan sabar.
“Berikutnya beliau adalah senior yang selalu hadir, jadi setiap kami melaksanakan acara seperti taaruf, ketika diundang, tidak pernah beliau tidak hadir. Jadi kalau ditanya pada alumni Tadris Pendidikan Matematika, kenal gak sama bang Kidup (krena saya panggilnya bang Kidup) itu pasti mereka kenal semua,” imbuh Linda.
Yang terakhir, sambung Linda, pada 3-8 Juni ini, kami sama-sama sebagai instruktur nasional melakukan pelatihan dan sempat berbincang. Almarhum berpesan jangan sampai terkena penyakit covid, karena almarhum mengalami itu dan anak-anaknya positif dan biayanya sangat mahal.
“Kita berdoa bu Linda supaya kita tidak kena covid,” ujar almarhum kepada Linda ketika itu saat berada di depan lift.
Dilanjutkannya, seminggu setelah pertemuan itu, ternyata Linda juga positif dan dua hari setelahnya almarhum juga positif. Almarhum sempat bertanya kepada Linda melalu pesan singkatnya terkait obat yang dapat dikonsumsi untuk meningkatkan imun.
“Lalu saya foto obat-obat yang saya miliki dan saya kirimkan ke ke almarhum. Setelah seminggu, saya berkomunikasi, beliau gak balas lagi, dan kaget luar biasa saya ketika mendengar berita kemarin beliau masuk ICU dan diinformasikan meninggal dunia,” tutup Linda.
Melengkapi testimoni untuk almarhum, Dosen FITK Maila Dinia Husni Rahim PhD yang pernah menjadi murid almarhum saat bersekolah di MAN 4 Pondok Pinang turut menyampaikan testimoninya.
“Saya cukup lama mengenal almarhum, karena saya muridnya pada 1993 di MAN 4 Pondok Pinang. Sebagai Kepala Madrasah, beliau dikenal sangat dekat sekali dengan para siswa,” kata Maila dengan suara gemetar dan air mata menetes.
Yang berkesan sekali, sambungnya, setiap upacara hari Senin, jika ada siswa yang sakit atau pingsan, kata Maila, almarhum sebagai pembina PMR akan ada di ruang PMR untuk memastikan siswanya tertangani dengan baik. Beliau juga sering memberikan motivasi kepada para siswa ketika itu untuk tidak boleh rendah diri atau minder dengan siswa-siswa SMA.
“Kita bisa,” kata Maila menirukan ucapan almarhum sembari melanjutkan, “20 tahun kemudian, saya bertemu almarhum di Kementerian Agama dalam sebuah acara dan ternyata beliau masih ingat dengan saya karena saya pernah menjadi ketua OSIS. Saya pikir ini luar biasa, saya ingin juga bisa mengingat-ingat siswa-siswa saya seperti pak Kidup mengingat salah satu siswanya,” imbuh Maila.
“Selamat jalan guruku, Engkau diterima Allah dan semoga keluarga yang ditinggalkan supaya bisa melanjutkan kebaikan yang dicontohkan almarhum,” kata Maila menutup testimoninya dengan perasaan sedih. (mf/MusAm)