Fikes Kolaborasi dengan FK Gelar Webinar IPE-IPC
Ciputat, BERITA UIN Online-- Guna dapat mengimplementasikan pembelajaran lebih optimal, Dema Fakultas Ilmu Kesehatan (Fikes) dan Center for Indonesia Medical Students' Activities (CIMSA) UIN Jakarta menggelar webinar UIN Health Collaboration 2021 secara virtual pada, Sabtu (27/03/2021).
Webinar yang ditujukan khusus untuk mahasiswa Fikes dan Fakultas Kedokteran (FK) UIN Jakarta ini bertema “Implementation of Interprofessional Education (IPE) and Interprofessional Collaboration (IPC) in Today's Health Care System.”
Acara dibuka Dekan Fikes UIN Jakarta Dr apt Zilhadia MSi. Dalam pidato singkatnya Zilhadia mengatakan, kolaborasi sangat penting pada profesi kesehatan, karena bidang kesehatan ini tidak dapat bekerja sendiri sesuai profesinya masing-masing.
“Kami sangat berbahagia karena mahasiswa punya visi yang jauh kedepan melihat bahwa IPE dan IPC diinisiasi secara dini untuk mempersiapkan tenaga kesehatan lebih professional lagi,” ungkapnya.
Diketahui, kedua pemateri yang mengisi webinar kali ini datang dari latar belakang pendidikan kedokteran. dr Amandha Boy Timor Randita M Med Ed menyampaikan materi mengenai konsep dari IPE (Interprofessional Education) dan IPC (Interprofessional Collaboration) dan dr Mahesa Paranadipa Maikel MH menyampaikan materi mengenai implementasi IPE dan IPC.
Boy Timor menjelaskan tentang apa itu IPE dan IPC dan mengapa mahasiswa perlu terbiasa dengan IPE dan IPC, serta manfaat dan tips dalam menjalankan IPE dan IPC di dunia kesehatan.
“Semua profesi kesehatan harus bisa berjalan beriringan untuk berkolaborasi. Tidak hanya dokter menjadi leader atau perawat, apoteker, ahli gizi sebagai follower,” ujar Boy.
Dalam berkolaborasi di dunia kesehatan, lanjut Boy, harus bisa mengenali kekuatan dan kelemahan diri sendiri, serta membuka pikiran menerima kompetensi dari profesi kesehatan lainnya.
Sementara dr Mahesa membahas kebijakan untuk mendukung IPC dan IPE dalam bidang kesehatan. Menurutnya, dari sisi regulasi masih sangat kurang dalam mendukung terbentuknya Interprofessional Education dan Interprofessional Collaboration”
Mahesa juga sedikit megulik situasi sekarang, dimana situasi pandemik seperti ini kolaborasi menjadi sangat penting karena jumlah tenaga medis dan tenaga kesehatan yang dapat melayani pasien COVID-19 sangat terbatas.
“Agama Islam sendiri menganjurkan kita untuk bersatu, apalagi dalam situasi seperti ini. Maka dari itu ayo bersatu dan jangan terpecah belah,” ujar Mahesa mengakhiri pemaparan materinya. (falziya yuhakky/mf)