FDIK UIN Jakarta Luncurkan Pusat Layanan Konseling Islam
Gedung FDIK, BERITA UIN Online-- Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi (FDIK) UIN Jakarta resmi meluncurkan Pusat Layanan Konseling Islam atau Puslakis FDIK UIN Jakarta, Kamis (27/1/2022). Keberadaan Puslakis diharap memenuh kebutuhan layanan konseling mahasiswa maupun sivitas akademika UIN Jakarta lainnya.
Peluncuran Puslakis sendiri dilakukan langsung Dekan FDIK UIN Jakarta Suparto M.Ed., Ph.D. didampingi Ketua Puslakis Dr. Nasichah Asy'ari. Turut menghadiri peluncuran Puslakis para wakil dekan, ketua dan sekretaris program studi, dosen, dan mahasiswa.
Dalam paparannya, Nasichah mengungkapkan, pembentukan Puslakis yang diluncurkan hari ini didasarkan pada berbagai persoalan psikologis yang umum ditemukan pada mahasiswa. Salah satu indikator persoalan itu adalah banyaknya mahasiswa yang alami kebosanan kuliah atau hilangnya motivasi menyelesaikan studi.
"Secara mandiri, kita ingin bagaimana merangkul mahasiswa atau sivitas akademik, terutama mahasiswa yang memiliki masalah. Kita tahu, angka kelulusan tepat waktu sangat rendah. Tentu ini ada persoalan di sisi mahasiswa yang perlu kita selesaikan," paparnya.
Dalam catatan BERITA UIN Online, keberadaan Puslakis sendiri menambah daftar layanan yang disediakan fakultas. Sebelumnya, FDIK memiliki Klinik Bimbingan Penyuluhan Islam di Prodi BPI dan Layanan Konseling Kesejahateraan Keluarga (LK3) di Prodi Kesos.
Puslakis sendiri nantinya akan melibatkan para dosen dan profesional di bidang layanan konseling. Layanan bisa diakses mahasiswa baik secara individu maupun kelompok.
Sementara itu, Dekan FDIK Suparto mengaku apresiatif atas inisiatif pembentukan Puslakis. Menurutnya, keberadaan Puslakis akan menambah layanan sehingga menjadikan FDIK sebagai tempat nyaman belajar mahasiswa.
Memiliki 5000 lebih mahasiswa, FDIK sangat memahami kompleknya problematika mahasiswa. Berdasar survei mandiri FDIK misalnya ditemukan banyak keluhan orang tua tentang kebosanan dan hilangnya motivasi anak-anak mereka belajar.
"Ada yang trauma dengan tak mau ikut ujian proposal dan skripsi. Bahkan di poling, ada yang takut ujian dan tidak membuat proposal karena sudah ditolak terus," ungkapnya.
"Rupaya perlu difahami dalam relung paling dalam pada aspek jiwa mahasiswa, terdapat emosi, psikologi dan wellbeing sebagai tiga ranah penting yang perlu kita layani sehingga FDIK menjadi tempat kondusif bagi belajar mahasiswa," pungkasnya. (zm)