FDIK & Institut Yunus Emre Gelar Simposium Hubungan Indonesia-Turki

FDIK & Institut Yunus Emre Gelar Simposium Hubungan Indonesia-Turki

Auditorium Utama, BERITA UIN Online – Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi (FDIK) UIN Jakarta berkolaborasi dengan Institut Yunus Emre menggelar International Symposium bertajuk "Strengthening Indonesia-Turkiye Relations Through Language Cultural Diplomacy"  di Auditorium Harun Nasution, Selasa (13/12/2022).

Rektor Amany Lubis dalam sambutannya mengatakan simposium internasional tersebut bicara mengenai sejauh mana hubungan Indonesia dengan Turki dalam sejarah hingga kini dilakukan. “Dalam sejarah, sudah lama sejak ratusan tahun lalu sudah ada kerja sama baik di bidang ekonomi, pelayaran, politik, dan keamanan,” ujarnya.

Kedekatan Turki dan masyarakat tanah air, Rektor menuturkan, terbukti dari hubungan politik beberapa kesultanan dan kesultanan Turki Utsmani sejak dulu. Di masa kesultanan ini, berbagai kesultanan Islam di Nusantara meminta bantuan militer kesultanan Turki Utsmani dalam menjaga diri dari kolonialisas Belanda.

Amany melanjutkan, bukti hubungan Turki Utsmani dengan kesultanan di Indonesia salahsatunya masih tersimpan di Keraton Yogyakarta. Amany menyebut dokumen itu masih tersimpan sampai saat ini.

"Di Keraton Jogja masih ada dokumen dari Kerajaan Turki Utsmani yang menandakan ada kolaborasi antara Kesultanan Jogja dengan Turki Utsmani. Itu contoh paling dekat. Siapa saja bisa melihat itu saat mengunjungi Kraton Yogyakarta," katanya.

Dalam sambutannya, Amany tak lupa berpesan kepada generasi muda untuk bisa mengenal Indonesia dan Turki. Turki merupakan negara sahabat yang sudah banyak kerja sama dengan Indonesia yang menawarkan banyak peluang.

Dalam kesempatan yang sama, Presiden Institut Yunus Emre Seref Ates mengaku senang datang ke Indonesia melihat saudara-saudara di Indonesia yang murah senyum. Selain itu, dia pun senang melihat para perempuan yang hadir dalam kegiatan itu mempunyai kemauan keras dan aktif dalam lapisan masyarakat.

“Hal ini memberikan saya harapan untuk kemanusiaan dan seluruh negara Islam. Saya ingin menyampaikan salam kepada perempuan produktif, kuat, dan kreatif di Indonesia,” lanjut dia.

Kemudian, dia menjelaskan kerja sama yang dijalin dengan UIN Jakarta dan Institut Yunus Emre merupakan salah satu program Institut tersebut untuk mengembangkan bidang bahasa dan budaya di seluruh dunia.

Dalam sambutannya, dia menjelaskan kerja sama itu fokus di bidang bahasa dan budaya karena bidang tersebut merupakan ilmu dari semua bidang.

“Bahasa dan budaya memiliki tempat penting dalam perkembangan bidang seperti politik, ekonomi agama dan antar negara,” sebut dia.

Selain itu dia menjelaskan, Institut Yunus Emre didirikan untuk membangun ikatan antar manusia. Dia menambahkan, selain mengajarkan Bahasa Turki di Institut tersebut juga menyelenggarakan acara gastronomi atau pertunjukan cerita rakyat yang menggambarkan aktivitas dengan sedikit lebih kompleks yang berkaitan dengan geometri, sains, dan arsitektur.

Sementara itu, Seref percaya bahwa kantor yang telah dibuka di bawah izin dan pengawasan pihak UIN Jakarta akan memberikan kontribusi sangat besar dalam mempererat pengenalan kedua bangsa dan hubungan negeri turki dan Indonesia yang sudah terjalin.

“Institut kami akan menjadi pusat komunikasi bagi semua orang yang tertarik dan ingin mengenal turki yang akan kerja sama di berbagai bidang seperti budaya, seni hingga pengajaran bahasa studi akademik dan proyek bersama,” lanjut Seref.

Menurutnya, dalam satu Benua Asia di ujungnya ada Turki dan di ujung lainnya ada Indonesia maka semakin baik hubungan antara Turki dan Indonesia maka akan semakin kuat perdamaian dan ketenteraman di antara wilayah geografis tersebut.a

Berdasarkan pantauan dalam kegiatan tersebut, sekira 150 peserta memadati Auditorium dan turut hadir petinggi lainnya di antaranya, Duta Besar Indonesia untuk Turki Muhammad Iqbal yang hadir melalui Zoom, Wakil Duta Besar Turki untuk Indonesia Yasemin Yilmaz, Wakil Rektor Bidang Kerja Sama dan Kelembagaan UIN Jakarta Lilly Surraya Eka Putri, Dekan FDIK Suparto.

Peserta dan tamu undangan pun disajikan penampilan Tari Ratoe Jaroh, Tari Darwis (sufi), persembahan angklung dari Laras Wulung, dan tayangan video pengenalan budaya Indonesia serta Turki.

Acara tersebut ditutup dengan penandatanganan prasasti batu tulis serta penabuhan gong sebanyak lima kali sebagai tanda dibukanya kerja sama antara Institut Yunus Emre  dengan UIN Jakarta dan peresmian berdirinya Institut tersebut di Indonesia. (falah aliya/zm)