Fakultas Ushuluddin Dorong Wirausaha Sosial Mahasiswa

Fakultas Ushuluddin Dorong Wirausaha Sosial Mahasiswa

Ciputat, BERITA UIN Online— Fakultas Ushuluddin mendorong tumbuh berkembangnya jiwa wirausaha sosial di kalangan mahasiswanya. Untuk itu, Fakultas bekerjasama dengan Inisiatif Bisnis dan Ekonomi Kerakyatan (IBEKA) menyelenggarakan bimbingan teknis kewirausahaan pada Rabu-Kamis 1-2 September.

Bimbingan teknis yang digelar secara daring ini bertajuk 'Memperkuat Kewirausahaan Sosial Mahasiswa di Masa Pandemi Covid 19'. kegiatan ini menghadirkan dua narasumber, yaitu Owner Inisiatif Bisnis dan Ekonomi Kerakyatan (IBEKA) Iskandar Budisaroso Kuntoadji dan Owner Adida Batik (batik tulis di Madura), Bahriyadi. Kegiatan dihadiri ratusan mahasiswa Fakultas Ushuluddin dan fakultas lain di lingkungan UIN Jakarta.

Dalam sambutannnya, Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan, Alumni dan Kerjasama Fakultas Ushuluddin Dr. Edwin Syarif mengapresiasi terselenggaranya kegiatan ini. Menurutnya kegiatan ini sangat dibutuhkan dalam mendorong kemandirian ekonomi mahasiswa selain kemampuan akademik mereka.

“Berbicara tentang kewirausahaan, kuatnya suatu negara salah satu penopangnya adalah aspek ekonomi yang didukung langsung oleh rakyat. Ini terbukti sejak pasca masa krisis 98, ketika itu pedagang kecil dan usaha rakyat lainnya mampu membuat ekonomi bangsa ini tetap bertahan dan berlanjut,” ujarnya.

“Untuk itulah saya berterima kasih kepada Bapak Iskandar, yang sudah bersedia meluangkan waktunya untuk membimbing mahasiswa kami. Kepada mahasiswa, silakan disimak baik-baik, ikuti kegiatan bimtek ini dengan serius, agar nanti bisa diaplikasikan secara nyata di dunia usaha nanti,” tambahnya.

Dalam pemaparannya, Iskandar menjelaskan, wirausaha sosial merupakan aktifitas ekonomi yang lebih berorientasi kesadaran sosial, bukan semata-mata meraup keuntungan individu semata. "Kewirausahaan sosial, boleh kita bilang bahwa bisnis ini lebih memikirkan tentang kebutuhan orang banyak, bukan semata untuk diri sendiri," jelasnya.

Selain itu, wirausaha sosial juga perlu diimplementasikan dalam bingkai ibadah. "Dan penting juga diupayakan agar bisnisnya serasi dan selaras dengan lingkungan, bukan untuk merusak,” tambahnya.

Karena berorientasi sosial, sambungnya, wirausaha sosial nantinya bakal memotivasi pelakunya untuk mengkreasikan kemaslahatanm sosial, bukan keuntungan pribadi semata. “Bisnis sosial itu dibukakan oleh Yang Maha Kuasa, karena bukan hanya kerja otak, tapi juga kerja hati. Sehingga bisnisnya itu merupakan jalan hidup dan mendekatkan diri kepada Yang Kuasa,” pungkas Iskandar.

Sementara itu, Bahriyadi menyebutkan, fondasi utama kewirausahaan sosial adalah kegiatan-kegiatan spiritual. Untuk itu, bisnis ini membutuhkan kekuatan hati dalam menjalankannya.

"Kita harus melihat pada diri kita terlebih dahulu, tujuan hidup kita apa. Hal ini untuk menghindarkan praktik-praktik ketidakjujuran dalam berbisnis,” jelas pria yang pernah mendapatkan Satu Indonesia Award 2018 Kategori Bisnis.

“Prinsip kewirausahaan sosial adalah kebersamaan dan pemerataan, bagaimana memakmurkan masyarakat sekitar. Lebih ke persoalan hati ingin mengajarkan bahwa hidup itu bukan semata-mata soal uang, yang dikejar tidak hanya profit dunia, tapi juga akhirat,” tandasnya. (man/zm)