Dosen UIN Jakarta: Peran Gen Z sebagai Pemilih Pemula Pada Pemilu 2024

Dosen UIN Jakarta: Peran Gen Z sebagai Pemilih Pemula Pada Pemilu 2024

Gedung Rektorat, Berita UIN Online- Dalam era politik yang semakin digital, peran Generasi Z (Gen Z) sebagai pemilih pertama menjadi sorotan utama. Dr. Bintan Humaira, dosen dan kepala program studi Jurnalistik UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, memberikan pandangannya tentang pentingnya sikap kritis dan literasi digital bagi pemilih muda yang baru terjun dalam pemilu.

Dalam wawancara pada podcast UIN Jakarta, Selasa (07/02/2024). Menurut Dr. Bintan Humaira, M.Si., langkah pertama yang harus diambil oleh Gen Z sebagai pemilih pemula adalah mencari informasi dengan kritis. Generasi Z merupakan generasi paling terampil dalam penggunaan teknologi digital, harus mampu membedakan informasi yang valid dari hoax yang dapat mempengaruhi pemikiran mereka. Kepekaan terhadap informasi yang beredar di media sosial dan kemampuan untuk mengidentifikasi hoaks menjadi kunci dalam membuat keputusan politik yang tepat.

“Generasi muda yang berpikir kritis terhadap informasi yang beredar, menghargai perbedaan pandangan dan pilihan, serta memperjuangkan keberagaman sebagai aset dalam masyarakat di era digital yang dipenuhi dengan informasi, sikap kritis dan literasi digital menjadi kunci bagi generasi muda untuk menjadi agen perubahan dalam dinamika politik yang terus berkembang,” ujarnya.

Cara Mengenali Berita Hoaks

Dalam dunia yang dipenuhi dengan informasi yang bermacam-macam, kemampuan untuk berpikir kritis dan memiliki literasi digital yang baik adalah kunci bagi Generasi Z (GenZ) untuk menjadi agen perubahan yang positif dalam dunia politik yang terus berubah dan berkembang.

Dr. Bintan Humaira, M. Si. memberikan tips untuk mengenali berita hoaks secara lebih mendalam. Pertama, ia menyoroti bahwa berita hoaks seringkali muncul karena adanya celah dalam pengetahuan masyarakat, yang kemudian diisi dengan berbagai informasi yang tidak terverifikasi. Kedua, ia menekankan bahwa algoritma digital cenderung menampilkan konten yang sesuai dengan preferensi pengguna, sehingga penting bagi pengguna untuk memiliki kesadaran akan hal ini dalam upaya mengidentifikasi berita hoaks. Terakhir, Dr. Bintan menegaskan bahwa berita hoaks seringkali dapat diidentifikasi melalui adanya kesenjangan atau konsistensi dalam informasi yang disampaikan. Dengan memahami dan memperhatikan hal-hal ini, pengguna digital dapat lebih waspada dan kritis terhadap informasi yang kita terima.

Pengaruh Suara Generasi Z (GenZ) Pada Pemilu 2024

Memilih atau tidak memilih merupakan pilihan setiap individu. Dalam konteks Pemilu 2024, suara dari Generasi Z menjadi sangat krusial. Pemilih muda pada tahun 2024 dapat dianggap sebagai kekuatan dominan dalam proses pemilihan. Satu suara memiliki dampak yang signifikan ketika disatukan dalam satu kesatuan. Oleh karena itu, penting untuk menggunakan hak suara dengan bijaksana dan bertanggung jawab.

“Oleh karena itu gunakan hak suara kalian sebaik mungkin. Dengan potensi besar yang dimiliki oleh Generasi Z, satu suara mereka dapat memiliki dampak yang signifikan jika dikumpulkan secara kolektif. Oleh karena itu, sudah menjadi tanggung jawab bagi mereka untuk menggunakan suara mereka dengan baik dalam memperjuangkan nilai-nilai demokrasi,” ujar Bintan.

Sikap Generasi Z (Gen Z) Dalam Media Sosial Menjelang Pemilu 2024

Selain itu, Dr. Bintan, M.Si juga menyoroti pentingnya peran Gen Z dalam menyuarakan pendapat mereka di media sosial. Bagaimana mereka menggunakan platform untuk berkampanye atau memberikan pandangan, bagaimana mereka menyampaikan pesan, memilih diksi, dan merespons suatu isu menjadi faktor penting dalam mempengaruhi pandangan publik. Jika Generasi Z menggunakan media sosial, menyerukan literasi digital yang positif tentang pemilu maka akan mengarah pada yang baik.

“Semuanya tergantung bagaimana mereka menggunakan media sosial, jika mereka menyerukan terkait pemilu dengan memberikan pandangan yang positif, maka hasilnya akan positif. Namun sebaliknya, jika mereka menggunakan media sosial untuk hal negatif, maka hasilnya akan membuat kerusuhan baik di media sosial maupun di dunia nyata,” sampainya

Demikian, Dosen Jurnalistik ini juga menekankan bahwa sikap kritis dan literasi digital harus menjadi landasan bagi setiap keputusan politik yang diambil oleh Generasi Z. Memahami dengan baik gagasan dan ide dari para calon politik, serta memiliki kesadaran akan dampak dari setiap pilihan yang mereka buat, adalah hal yang sangat penting dalam proses demokrasi.

Simak narasi selengkapnya soal menjadi pemilih cerdas bagi Gen Z di podcast UIN Jakarta segmen #Ngobrol Bareng Dosen di Youtube Channel UIN Jakarta Official
https://www.youtube.com/watch?v=M_kI-xJqeoo (Linda Yuliani/Alliya Sukma/Novia Syifaputri R.) 

Tag :